Teliti resistensi antibiotik, dosen UNS terima hibah Rp 19 M dari Australia
Merdeka.com - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Ari Natalia Probandari, dalam konsorsium dengan UNSW Sidney, Universitas Gadjah Mada (UGM), London School of Hygiene and Tropical Medicine dan The George Institute for Global Health berhasil memenangkan hibah riset dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia sebesar 1.910.000 AUS Dollar atau senilai Rp 19 miliar.
Bersama temannya dalam satu konsorsium, Ari kemudian membuat proyek penelitian berjudul Improving The Dispensing of Antibiotics by Private Drug Sellers in Indonesia : A Missing Ingredient in The Fight Against Antimicrobial Resistance.
"Riset yang saya lakukan ini bertujuan untuk melakukan perbaikan dari tata kelola peredaran obat antibiotik di Indonesia terutama yang berada di apotik atau toko obat swasta yang selama ini diduga masih menjual antibiotik secara bebas," ujar Arie, Selasa (28/8).
-
Antibiotik apa yang paling sering resisten di Indonesia? Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Azhar Jaya, SH, SKM, MARS, mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari rumah sakit sentinel di Indonesia, resistensi terhadap antibiotik terus meningkat. Khususnya pada dua jenis bakteri berbahaya, yaitu Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae.
-
Siapa yang menjelaskan tentang resistensi antibiotik? Menurut dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), salah satu penyebab kondisi ini adalah penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan petunjuk.
-
Kapan resistensi antibiotik meningkat di Indonesia? 'Data AMR di Indonesia secara khusus didapatkan dari data yang dilaporkan oleh rumah sakit sentinel yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, di mana hasil pengukuran Extended-spectrum Beta-Lactamase (ESBL) tahun 2022 pada 20 rumah sakit sentinel site sebesar 68%,' ungkap Azhar dilansir dari Kemenkes.
-
Kenapa bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik? Blaskovich menjelaskan bahwa proses evolusi ini terjadi karena adanya 'tekanan seleksi' — yaitu, ketika bakteri menghadapi antibiotik yang mematikan mereka, hanya bakteri yang dapat bermutasi untuk bertahan yang akan bertahan hidup dan berkembang biak.
-
Kapan resistensi antibiotik bisa terjadi? 'Pada dasarnya, resistensi antibiotik bisa terjadi dengan sangat cepat, bahkan dalam hitungan beberapa hari,' kata Mark Blaskovich, seorang ahli kimia medis dan salah satu pendiri Centre for Superbug Solutions di University of Queensland, Australia dilansir dari Live Science.
-
Apa yang terjadi ketika bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik? Ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, tubuh tidak dapat lagi melawan infeksi dengan cara yang sama. Ini menyebabkan bakteri berkembang biak, menyebar, dan berpotensi menjadi lebih berbahaya.
Alasan penelitian tersebut, Ari menyampaikan, karena salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah resistensi terhadap antibiotik. Resistensi antibiotik ini terjadi, lanjut Ari, karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak semestinya.
Ari bersama dengan peneliti dari empat perguruan tinggi tersebut mengaku ingin melakukan berbagai tahapan bekerjasama dengan WHO dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Dalam kerjasama tersebut, Ari bersama dengan peneliti dari empat perguruan tinggi ingin memperbaiki tata kelola peredaran antibiotik.
"Riset ini akan berjalan selama tiga tahun atau 36 bulan ke depan. Saat ini mulai tahap persiapan dan pencairan dana untuk masing-masing partner yang dikelola oleh UGM. Dan pada bulan Oktober mendatang, kami berlima akan ketemuan membahas riset ini lebih lanjut," imbuh Ari yang juga sebagai Kepala Prodi S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) UNS.
Ari menambahkan, dalam riset ini nantinya akan melalui tiga fase. Fase pertama yaitu memahami persoalan terkait dengan peredaran antibiotik. Fase kedua yaitu dengan membuat intervensi serta mencoba untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana penggunaan antibiotik yang semestinya. Kemudian didorong agar apotek atau toko obat bisa mematuhi regulasi yang ada. Pihaknya juga merencanakan untuk memberikan akreditasi kepada toko obat atau apotek supaya terdapat standarisasi dalam memberikan pelayanan penjualan obat.
"Fase ketiga yaitu dengan melakukan evaluasi ada dampak nyata atau tidak dengan adanya intervensi serta apakah nantinya ada hambatan dalam pengambilan kebijakan tentang kesehatan di Indonesia," jelasnya.
Ari menambahkan, edukasi terhadap masyarakat terkait dengan bagaimana cara mengkonsumsi antibiotik dan memperbaiki tata kelola peredaran antibiotik ini sangat penting dilakukan. Pasalnya jika terjadi resistensi antibiotik, maka biaya kesehatan akan menjadi lebih tinggi.
Dengan memperoleh hibah riset dari DFAT Australia ini diharapkan bisa memotivasi dosen-dosen lain untuk bersemangat dalam melakukan riset.
"Ini merupakan prestasi pertama kami yang melibatkan konsorsium dari berbagai negara. Tentunya butuh perjuangan keras untuk bisa memenangkan hibah riset ini," katanya.
Untuk menyusun proposal tersebut, Ari bersama rekannya dari empat negara butuh waktu selama lima bulan. Kemudian akhir 2017 kemarin proposal dikirim dan baru Juli 2018 ini pengumuman bahwa proposal berhak untuk mendapatkan dana hibah.
"Semoga bisa menginspirasi dosen-dosen lain. Kami berharap melalui riset ini nantinya bisa memberikan masukan kepada Kemenkes tentang tata kelola peredaran antibiotik terutama yang selama ini dijual di apotek atau toko obat swasta," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dampak resistensi antimikroba akibat konsumsi antibiotik berlebihan masih belum disadari banyak orang.
Baca SelengkapnyaPermasalahan resistensi mikroba akibat konsumsi antibiotik diperkirakan bisa diatasi dengan pengaturan penjualan.
Baca SelengkapnyaKonsumsi antibiotik tanpa resep dari dokter bisa berujung bahaya dan bahkan kematian.
Baca SelengkapnyaKonsumsi antibiotik sembarangan bisa menjadi penyebab terjadinya resistensi, seberapa cepat kondisi ini bisa terjadi di tubuh kita?
Baca SelengkapnyaKedua bakteri ini dapat menyerang seluruh sistem organ dalam tubuh manusia dan menyebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaProgram Desa Bijak Antibiotik (SAJAKA) jadi salah satu cara untuk atasi masalah resistensi antimikroba di masa mendatang.
Baca SelengkapnyaDokter Hari Paraton sudah sangat dikenal di wilayah Surabaya. Ia bekerja bukan untuk cari keuntungan pribadi.
Baca SelengkapnyaKali Code memiliki potensi resistensi antibiotik di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaTuberkulosis merupakan tantangan yang masih dihadapi oleh Indonesia hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes menegaskan, penelitian nyamuk wolbachia dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan World Mosquito Program (WMP).
Baca SelengkapnyaPro dan kontra terjadi karena pemerintah ingin mengambil dokter asing untuk mengabdi di Indonesia
Baca SelengkapnyaMenkes Budi mengatakan, bahwa praktik-praktik perundungan itu sudah terjadi puluhan tahun di Undip dan tidak bisa diselesaikan secara tuntas.
Baca Selengkapnya