Temuan 35 Kg Bahan Peledak 'Mother of Satan' Hasil Deradikalisasi Densus 88
Merdeka.com - Anggota DPR Fadli Zon menyatakan Tim Densus 88 Antiteror Polri sebaiknya dibubarkan. Menanggapi itu, Polri menyebut justru satuan tersebut lah yang membuat polisi menemukan 35 kilogram bahan peledak 'Mother of Satan' di Gunung Ciremai.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyampaikan, kerja Tim Densus 88 Antiteror Polri tidak hanya melakukan penegakan hukum terhadap terduga teroris, namun juga upaya deradikalisasi.
"Seperti yang kita sampaikan di mana upaya deradikalisasi di Lapas Gunung Sindur, di mana napiter yang melakukan sumpah setia kepada NKRI. Ini artinya upaya deradikalisasi Densus 88 itu berhasil," tutur Ahmad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/10).
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Apa tujuan dari program deradikalisasi? Program deradikalisasi adalah pembinaan bagi narapidana kasus terorisme (napiter) untuk menghilangkan pemahaman radikal terorisme nya.
-
Bagaimana Brimob Polri mengatasi terorisme? Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan terorisme di Indonesia meningkat usai serangan teror Bom Bali I. Selain dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lain, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti keberhasilan Polri mengungkap kasus terorisme di wilayah Poso Sulawesi Tengah tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
"Salah satu napiter, IM menyebutkan dia masih menyimpan 35 kilogram bubuk TATP," sambungnya.
Atas pernyataan Fadli Zon, Ahmad menegaskan Densus 88 Antiteror Polri akan tetap bekerja sesuai tugasnya dalam upaya pemberantasan terorisme di Indonesia.
"Prinsipnya kita tetap bekerja. Kita tidak mendengar seperti hal-hal tersebut. Kita tetap melakukan upaya-upaya dalam rangka pencegahan terorisme," kata Ahmad.
Sebelumnya, Ahmad Ramadhan membenarkan ada bahan peledak berjenis Triaceton Triperoxide Aseton Peroksida (TATP) seberat 35 Kg ditemukanTim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
"Iya, benda itu ditemukan di Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat pada Jumat kemarin," kata Ahmad kepada awak media, Senin (4/10/2021).
Ahmad menjelaskan, hasil investigasi mengungkap bahwa benda tersebut adalah milik Imam Mulyana, narapadina teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap 2017.
"Penyimpanan bahan peledak itu dikenal sebagai The Mother Of Satan karena ledakannya yang dahsyat itu berada di Kaki Gunung Ciremai," beber Ahmad.
Dalam masa penahanan di Lapas Gunung Sindur, Densus 88 melalui tim Identifikasi dan Sosialisasi (IDENSOS) melakukan upaya deradikalisasi dan pembinaan berkelanjutan terhadap Imam Mulyana, hingga akhirnya dia berikrar untuk mengakui kedaulatan NKRI dan setia kepada Pancasila.
Ahmad melanjutkan, bahan peledak itu diakui Imam sebagai miliknya usai menjalankan ikrar untuk sumpah setia kedaulatan NKRI dan Pancasila pada awal Oktober 2021.
"Dia baru mengakui pernah menyimpan bahan baku peledak seberat 35 Kg yang disembunyikan di Gunung Ceremai bersama komplotannya," Ahmad menandasi.
Ahmad mengungkapkan, berdasarkan keterangan Imam Mulyana tersebut, pada hari Jumat 1 Oktober 2021, Densus 88 Antiteror Polri bersama dengan tim melakukan pencarian.
"Tim pada akhirnya menemukan bahan peledak berupa TATP sebanyak 35 kg itu di ketinggian 1.450 MDPL (meter di atas permukaan laut) di sebuah lokasi tersembunyi dan sulit untuk dijangkau, di seputaran Blok Cipager, Desa Bantar Agung, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat," ucap Ahmad.
Sebagai informasi, TATP ditemukan dalam sejumlah wadah terpisah. Tiap wadah berisi 10 Kg bahan peledak dan botol ada plastik ukuran 250 ml berisikan gotri.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang pria berinisial DE. Pegawai BUMN itu ditangkap Densus 88 di Harapan Jaya, Bekasi Utara.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, bersama Polda Jatim berhasil menyita sejumlah barang bukti bahan kimia, alat pembuat bahan peledak dan casing bom.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaKetiga jenis barang tersebut merupakan hasil pengeledahan di rumah kontrakan terduga teroris di Kota Batu.
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaJika dari tangan HOK berhasil disita bahan peledak jenis triacetone triperoxide alias TATP
Baca SelengkapnyaPelajar berinisial HOK itu merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang masuk dalam jaringan teroris Daulah Islamiyah.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris RJ dan AM pernah mengibarkan bendera ISIS sebagai upaya melakukan propaganda menggalang dukungan.
Baca SelengkapnyaTersangka diduga turut menyebarkan propaganda kelompok teroris ISIS di media sosial.
Baca SelengkapnyaDensus mendalami peran daripada R sebagai pemasok senjata terhadap DE.
Baca Selengkapnya