Temui Pelajar di Polda Metro Jaya, Kak Seto Sebut Ada yang Demo Karena Ikut-ikutan
Merdeka.com - Aktivis perlindungan anak, Seto Mulyadi mendatangi Mapolda Metro Jaya pada Rabu (25/9) malam. Seto datang menemui anak-anak dan berkoordinasi dengan kepolisian setelah ratusan anak diamankan karena ikut berunjuk rasa di Gedung DPR.
Seto mengatakan sempat berdialog dengan beberapa anak dan salah satu alasan mereka ikut demo karena ikut-ikutan. Selain itu juga ada yang terpengaruh sejumlah isu yang masih belum jelas.
"Ada satu yang bilang ikut-ikutan. Karena semua teman begitu, enggak enak (kalau enggak ikut)," ujarnya.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang aktif dalam isu ini? Rieke Diah Pitaloka juga aktif dalam isu ini, membuat video untuk menjelaskan pentingnya mengawal putusan MK lengkap dengan pasal-pasal yang relevan.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
Salah satu isu yang juga mempengaruhi anak-anak ini ikut demo adalah soal Pasal dalam RKUHP yang menyebut bahwa suami bisa disebut memperkosa istrinya jika memaksa berhubungan badan.
"Ada jugalah yang hanya mendengar bahwa ada isu-isu yang sangat merugikan katanya kalau suami istri kok enggak boleh berhubungan, gimana dong nanti punya anak. Jadi banyak mungkin pandangan-pandangan yang belum jelas tapi buat mereka semacam bagian dari hiburan," jelasnya.
Pihaknya juga ingin mencegah jangan sampai anak-anak tersebut dieksploitasi. Karena, biasanya mereka digerakkan tanpa tahu apa tujuan dari kegiatan yang dilakukan. Apalagi, menurutnya, emosi anak-anak masih rawan dan mudah tersulut jika ada benturan konflik.
"Sehingga takut ada kecelakaan dan sebagainya. Jadi kami mohon juga ada pengawasan yang tepat," ujarnya.
Pihaknya juga memberi apresiasi kepada kepolisian. Kendati ada aparat yang dilempari saat mengamankan unjuk rasa, polisi tetap memperlakukan anak-anak dengan mengacu pada UU sistem peradilan pidana anak.
"Kalau memang harus ada diversi dan sebagainya, saya mohon dan jangan ditempatkan di tempat tidak layak. Sehingga mereka tetap dihargai sebagai anak," ujarnya.
Turunnya pelajar ke jalanan untuk berunjuk rasa menurutnya pengaruh sistem pendidikan yang terlalu ketat, penuh kekerasan, dan banyak PR. Aksi kemudian menjadi tempat pelarian anak-anak.
"Ini juga harus jadi koreksi kita semua," ujarnya.
Berdasarkan hasil dialognya dengan sejumlah anak, Seto mengatakan ada guru mereka yang tahu muridnya ikut aksi dan ada yang tidak tahu. Pihaknya menyarankan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pendidikan di DKI Jakarta agar mengontrol kepala sekolah agar melindungi muridnya.
"Jangan sampai terjerumus dalam tindakan yang anak-anak sendiri belum tahu tapi akhirnya menjadi korban," imbaunya.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepolisian, saat ini polisi tengah mendata anak-anak yang diamankan. Pihaknya pun tak diizinkan bertemu anak-anak yang dianggap pelaku dalam aksi tersebut karena tengah dalam proses pemeriksaan.
"Mungkin dalam satu dua hari ini kami akan dipanggil untuk bisa bertemu dengan para terduga sebagai pelaku. Kami hanya ingin tahu motivasi dari mereka. Dan kemudian apakah ada yang menggerakkan. Jangan sampai anak-anak dieksploitasi untuk kepentingan-kepentingan politis," jelasnya.
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Bagaimana Pendapat Anda soal RUU KUHP? Klik di Sini!
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaAda indikasi mobilisasi anak-anak sekolah ini dilakukan pada sore hari di batas waktu pelarangan demo dengan pola yang mirip.
Baca SelengkapnyaPara pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaKapolda memastikan semua mahasiswa yang sempat diamankan sudah dibebaskan.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa di Ibu kota tersebut menyatakan siap adu argumentasi dengan Prabowo
Baca SelengkapnyaTotal ratusan pelajar, petasan, hingga puluhan motor yang digunakan untuk konvoi telah diamankan.
Baca SelengkapnyaCegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca SelengkapnyaGanjar anak-anak muda saat ini lebih tertarik untuk memilih menjadi presiden dibandingkan masuk dalam partai politik.
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta sejauh ini pihaknya belum menentukan sanksi bagi para pelajar yang ikut demo.
Baca Selengkapnya