Tenda pengungsian Gunung Agung sepi, warga diduga ke pura
Merdeka.com - Diduga karena ada upacara keagamaan dimana sebagian besar warga menghaturkan persembahyangan di puranya masing-masing, membuat suasana di GOR Suwecapura lenggang.
Suasana di pengungsian ini biasanya terlihat hiruk pikuk ribuan pengungsi dan petugas serta relawan mondar mandir di tenda kamp pengungsian.
Namun sejak siang hari, Kamis (5/10), suasana disejumlah tenda sedikit lenggang. Bahkan ada beberapa tenda pengungsi terlihat kosong.
-
Mengapa warga Dusun Tempel tidak mengungsi saat erupsi Merapi? Fakta unik lain dari Dusun Tempel adalah ketika terjadi erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu. Kala itu, banyak dari warga di desa tetangga yang mengungsi. Namun Dusun Tempel warganya justru tetap memilih tetap tinggal di rumah kendati jaraknya amat dekat.
-
Kenapa warga Ganting beribadah di dekat reruntuhan? Mereka terpaksa beribadah di tempat seadanya berlatar rumah yang hancur tersapu banjir bandang, termasuk ketika berbuka puasa Ramadan.
-
Mengapa warga Demak mengungsi? Tercatat puluhan ribu warga harus mengungsi akibat banjir itu. Mereka harus menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman karena rumah-rumah mereka terendam air.
-
Kenapa pendaki lari menyelamatkan diri saat erupsi? Mereka hanya memikirkan bagaimana cara selamat dari abu erupsi.
-
Bagaimana Dusun Tempel menghadapi erupsi Gunung Merapi? Pada tahun 2010, Dusun Tempel termasuk kampung yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Pada waktu itu, aliran listrik mati selama satu bulan. Walau begitu tak ada seorangpun warga yang mengungsi. 'Jadi setiap malam, tidak ada warga yang di dalam rumah. Mereka semua tinggal di luar rumah sambil melihat kondisi Gunung Merapi,' kata salah seorang penduduk di sana dikutip dari kanal YouTube Kacong Explorer.
-
Kenapa orang pulang kampung? Pulang kampung seringkali dianggap sebagai momen yang penuh dengan rasa haru, nostalgia, dan kehangatan.
"Pada pulang semua pak. Mungkin besok sudah balik, sembahyangan purnama kapat," ucap Murni salah seorang pengungsi yang terlihat sendiri di pengungsian itu sambil menidurkan bayinya.
Diungkapkan juga oleh I Gusti Sarining. Pengungsi asal Desa Muncan, Karangasem ini mengaku sengaja ditinggal oleh orangtuanya untuk pulang mengadakan upacara Purnama Kapat.
Dia mengatakan, tidak ikut pulang lantaran harus menjaga barang-barang yang ada di pengungsian.
"Yang lain pada pulang untuk sembahyang. Saya disuruh jaga barang-barang ditenda," kata Gusti.
Dia menjelaskan, orang tua dan saudara-saudaranya akan kembali lagi ke pengungsian setelah upacara selesai.
Adanya semua pengungsi kembali ke kampung untuk sembayang itu juga diakui oleh Nyoman Wanten.
Dia menerangkan, kenapa warga harus pulang. Pasalnya harus sembahyang di pura desa dan rumah-rumah masing-masing.
"Setiap purnama kapat adalah hari upacara besar di desa kami. Saat ini sudah pasti banyak desa yang ditinggalkan kosong sekarang ramai lagi. Karena ada sembahyangan di pura desa," jelasnya.
Pemandangan serupa dari informasi yang diterima bahwa hampir seluruh titik tempat pengungsian saat ini sangat lenggang. Itu karena kebanyakan warga pengungsi balik ke desanya kendati desa mereka masuk daerah yang harus dikosongkan. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaSyawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca SelengkapnyaWarga dua desa di kaki Gunung Ruang dievakuasi daratan Tagulandang.
Baca SelengkapnyaRitual 'Tito Bado Odong Gahu' bertujuan mengusir segala hal negatif akibat erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki yang dampaknya semakin terasa ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaPara warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaDisaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.
Baca Selengkapnya