Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tenda pengungsian Gunung Agung sepi, warga diduga ke pura

Tenda pengungsian Gunung Agung sepi, warga diduga ke pura Tenda pengungsian Gunung Agung kosong. ©2017 Merdeka.com/Gede Nadi Jaya

Merdeka.com - Diduga karena ada upacara keagamaan dimana sebagian besar warga menghaturkan persembahyangan di puranya masing-masing, membuat suasana di GOR Suwecapura lenggang.

Suasana di pengungsian ini biasanya terlihat hiruk pikuk ribuan pengungsi dan petugas serta relawan mondar mandir di tenda kamp pengungsian.

Namun sejak siang hari, Kamis (5/10), suasana disejumlah tenda sedikit lenggang. Bahkan ada beberapa tenda pengungsi terlihat kosong.

"Pada pulang semua pak. Mungkin besok sudah balik, sembahyangan purnama kapat," ucap Murni salah seorang pengungsi yang terlihat sendiri di pengungsian itu sambil menidurkan bayinya.

Diungkapkan juga oleh I Gusti Sarining. Pengungsi asal Desa Muncan, Karangasem ini mengaku sengaja ditinggal oleh orangtuanya untuk pulang mengadakan upacara Purnama Kapat.

Dia mengatakan, tidak ikut pulang lantaran harus menjaga barang-barang yang ada di pengungsian.

"Yang lain pada pulang untuk sembahyang. Saya disuruh jaga barang-barang ditenda," kata Gusti.

Dia menjelaskan, orang tua dan saudara-saudaranya akan kembali lagi ke pengungsian setelah upacara selesai.

Adanya semua pengungsi kembali ke kampung untuk sembayang itu juga diakui oleh Nyoman Wanten.

Dia menerangkan, kenapa warga harus pulang. Pasalnya harus sembahyang di pura desa dan rumah-rumah masing-masing.

"Setiap purnama kapat adalah hari upacara besar di desa kami. Saat ini sudah pasti banyak desa yang ditinggalkan kosong sekarang ramai lagi. Karena ada sembahyangan di pura desa," jelasnya.

Pemandangan serupa dari informasi yang diterima bahwa hampir seluruh titik tempat pengungsian saat ini sangat lenggang. Itu karena kebanyakan warga pengungsi balik ke desanya kendati desa mereka masuk daerah yang harus dikosongkan. (mdk/fik)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bakal Dibangun Bendungan, Sekolah dan Deretan Rumah Penduduk Ini Kosong Sampai Terbengkalai
Bakal Dibangun Bendungan, Sekolah dan Deretan Rumah Penduduk Ini Kosong Sampai Terbengkalai

Bangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.

Baca Selengkapnya
Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur
Mengenal Syawalan Gunung, Cara Masyarakat Magelang Gali Cerita Sejarah Leluhur

Syawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu

Baca Selengkapnya
Gunung Ruang Erupsi, 828 Warga Dievakuasi Berharap Bantuan Makanan Segera Didistribusikan
Gunung Ruang Erupsi, 828 Warga Dievakuasi Berharap Bantuan Makanan Segera Didistribusikan

Warga dua desa di kaki Gunung Ruang dievakuasi daratan Tagulandang.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi 'Tito Bado Odong Gahu', Ritual Adat Masyarakat Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
Mengenal Tradisi 'Tito Bado Odong Gahu', Ritual Adat Masyarakat Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Ritual 'Tito Bado Odong Gahu' bertujuan mengusir segala hal negatif akibat erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki yang dampaknya semakin terasa ke masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Kampung Mati di Tengah Hutan Purbalingga, Kini Tinggal Sisakan Satu Keluarga
Mengunjungi Kampung Mati di Tengah Hutan Purbalingga, Kini Tinggal Sisakan Satu Keluarga

Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.

Baca Selengkapnya
Ratusan Warga Aceh Barat Tolak Kedatangan 69 Warga Etnis Rohingya
Ratusan Warga Aceh Barat Tolak Kedatangan 69 Warga Etnis Rohingya

Polisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya
Hidup di Antara Puluhan Rumah Kosong, Keluarga Ini Tinggal di Kampung Mati Cigerut
Hidup di Antara Puluhan Rumah Kosong, Keluarga Ini Tinggal di Kampung Mati Cigerut

Disaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.

Baca Selengkapnya