Tentara Pembebasan Papua Barat akui tembak mati tiga warga sipil
Merdeka.com - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat mengklaim bertanggung jawab atas penembakan mematikan di Kabupaten Nduga Senin (25/6) lalu. Pasukan bersenjata itu menargetkan pesawat pengangkut polisi paramiliter, hingga menewaskan tiga warga sipil.
Mereka melancarkan serangan terhadap pesawat Twin Otter milik Trigana Air yang saat itu sedang membawa 18 personel Brimob yang bertugas mengamankan pilkada serentak di wilayah terpencil tersebut.
Selain korban tewas, pilot Kapten Ahmad Abdillah Kamil juga mengalami luka akibat serpihan peluru saat terjadi baku tembak.
-
Di mana peristiwa penembakan terjadi? Dalam video tersebut tampak empat pemuda berjalan di antara reruntuhan di daerah Al-Sika di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada awal Februari lalu. Daerah ini hancur akibat pengeboman dan operasi militer Israel.
-
Apa jenis pesawat yang mereka gunakan? Timm dan Cook mempersiapkan pesawat Cessna 172 dengan berbagai modifikasi, termasuk instalasi tangki bahan bakar tambahan.
-
Dimana penembakan terjadi? Tragedi itu terjadi di halaman parkiran Mapolres Solok Selatan pada Jumat (22/11) sekira pukul 00.15 WIB.
-
Di mana penembakan terjadi? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL. Mereka sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten TTU.
-
Siapa korban penembakan? Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
Dilansir dari laman Radio NZ, Kamis (28/6), tentara separatis membenarkan telah menembak ketiga warga sipil akibat pelurunya yang salah sasaran, termasuk anak-anak.
"Tembakan awalnya menyasar ayah si anak, tetapi saat itu sang anak panik dan memeluk ayahnya. Peluru itu kemudia mengenai pipinya," ujar tentara separatis itu.
Dilaporkan pula bahwa korban tewas merupakan pendatang asal Sulawesi Selatan yang juga merupakan pedagang di Kota Nduga.
Sementara itu, juru bicara tentara separatis Papua, Sebby Sambom, berdalih bahwa mereka menembak karena korban mengeluarkan pistol.
"Orang itu telah mengambil pistol dan menembak Tentara Pembebasan Papua. Oleh karena itu, kami menembaknya. Si istri dan anaknya kami tembak karena memeluk dia," jelas Sambom.
Sambom mengakui penembakan terhadap anak kecil itu adalah ketidaksengajaan. Namun dia menuding ayah si anak adalah pendatang dari wilayah lain yang merupakan agen intelijen yang menyamar untuk membantu tentara Indonesia.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenazah ketiga terduga anggota OPM masih berada di RSUD Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaAparat menembak tiga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Puncak Jaya, Papua Tengah, Selasa (16/7).
Baca SelengkapnyaKerusuhan itu terjadi akibat provokasi yang dilakukan sejumlah pihak saat mediasi berlangsung.
Baca SelengkapnyaKKB terus menebar onar di Bumi Cendrawasih. Mereka terus memancing petugas hingga kerap terjadi baku tembak
Baca SelengkapnyaJenazah para korban kini sudah berada di Kenyam, Papua.
Baca SelengkapnyaKelompok OPM Teranus Enumbi di Papua berhasil dilumpuhkan oleh aparat TNI.
Baca SelengkapnyaKeduanya merupakan anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Baca SelengkapnyaTiga anggota OPM itu tewas setelah sebelumnya melakukan perlawanan ketika hendak ditangkap oleh pasukan TNI.
Baca SelengkapnyaDua pesawat Super Tucano yang jatuh diisi oleh empat awak perwira menengah TNI AU.
Baca SelengkapnyaOPM Tembaki Prajurit TNI saat Patroli di Bibida Papua
Baca SelengkapnyaBayu mengatakan informasi 3 KKB yang tertembak diperoleh dari informan dalam kelompok Yoswa Maisani.
Baca SelengkapnyaKapolda menjelaskan, ada caleg yang merasa dirugikan atas hasil perolehan suara.
Baca Selengkapnya