Tepis Azis Syamsuddin, KPK Tegaskan Punya Bukti Suap ke Robin untuk Menangani Perkara
Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan uang yang diberikan mantan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin kepada Stepanus Robin Pattuju selaku penyidik KPK bukan pinjaman. KPK menyebut uang itu merupakan suap terkait penanganan perkara korupsi yang ditangani KPK.
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, tim lembaga antirasuah memiliki bukti kuat dugaan perbuatan pidana yang dilakukan Azis Syamsuddin. Alat bukti itu tak hanya mendengarkan kesaksian dari Azis Syamsuddin.
"Kami memastikan bahwa sedari awal KPK meningkatkan status perkara ini ke tahap penyidikan telah didasari oleh bukti permulaan yang kuat atas dugaan perbuatan terdakwa Stepanus Robin dan lainnya. Dan itu tentu bukan hanya dari alat bukti keterangan saksi Azis Syamsuddin saja," ujar Ali dalam keterangannya, Selasa (26/10).
-
Bagaimana Azis bisa jadi tersangka? Azis merupakan tersangka kasus pemberian hibah atau janji dalam penanganan perkara Dana Alokasi Khusus di Lampung Tengah.
-
Apa yang Azis lakukan selama di Rutan KPK? Pada sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (14/10/2024), Mantan Wakil Ketua DPR, Azis Syamsuddin memberikan kesaksiannya. Pada kesempatan tersebut, Azis dimintai keterangan seputar masa isolasi yang dijalaninya di Rutan KPK.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Ali menyebut, pernyataan Azis Syamsuddin yang mengaku pemberian uang kepada Robin merupakan bentuk pinjaman merupakan hak asasi dari politisi Partai Golkar itu. Ali menyatakan tim lembaga antirasuah siap membuktikannya di persidangan dalam surat tuntutan terhadap Robin.
"Pernyataan seorang saksi dalam sebuah persidangan untuk mengakui ataupun membantah suatu perbuatan yang disangkakan kepada suatu pihak adalah hak dari saksi yang harus kita hargai," kata Ali.
Sebelumnya diberitakan, mantan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mengakui beberapa kali memberikan uang kepada mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) asal Polri Stepanus Robin Pattuju.
Azis mengakuinya saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan suap penanganan perkara korupsi di KPK. Azis dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Stepanus Robin Pattuju di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (25/10).
Awalnya, Azis mengaku dirinya beberapa kali bertemu dengan Robin.
"Sekitar tiga kali (bertemu Robin)," ujar Azis.
Azis mengklaim dalam pertemuan tersebut Robin meminta bantuan kepadanya. Azis menyebut Robin meminjam uang kepadanya. Alhasil, Azis pun memberikan uang yang dia klaim sebagai bentuk pinjaman.
"Iya, saya bantu dia karena dia minta. Dia minta bantuan. Bahasanya minjam," kata Azis.
Azis mengaku pertama memberikan uang kepada Robin sebesar Rp 10 juta. Kemudian pemberian kedua sebesar Rp 200 juta.
"Melalui rekening saya Rp 10 juta. (Pemberian kedua) total 200 juta pak. (Pemberian) yang kedua ini saya sudah tidak mau ke rekening beliau (Robin), dan lalu ke rekening keluarga," kata Azis.
Azis pemberian kedua dia transfer melalui rekening pribadinya. Namun tidak langsung ke rekening Robin. Dalam dakwaan disebutkan jika Azis memberi uang ke Robin melalui rekening teman wanitanya bernama Riefka Amalia.
Jaksa lantas bertanya alasan Azis tak langsung memberikannya ke rekening Robin.
"Kenapa pemberian kedua tidak ingin langsung diberikan ke rekening Robin?," tanya Jaksa KPK.
"Karena saya sudah tahu (Robin) penyidik KPK. karena bisa bahaya di saya," kata Azis.
Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) asal Polri Stepanus Robin Pattuju didakwa menerima uang Rp 11.025.077.000 dan USD 36 ribu atau jika dirupiahkan senilai Rp 513.297.001. Jika ditotal setara dengan Rp 11,5 miliar.
Jaksa menyebut Robin menerima suap sejak Juli 2020 hingga April 2021. Suap berkaitan dengan penanganan kasus di KPK. Robin menerima suap bersama dengan seorang pengacara bernama Maskur Husain.
Berikut rincian uang yang diterima Robin bersama Maskur Husain;
1. Dari Wali Kota Tanjungbalai Muhamad Syahrial sejumlah Rp 1.695.000.000,
2. Dari Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin dan politikus Partai Golkar Aliza Gunado sejumlah Rp 3.099.887.000 dan USD 36 ribu,
3. Dari Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna sejumlah Rp 507.390.000,
4. Dari Usman Effendi sejumlah Rp 525.000.000,
5. Dari mantan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari sejumlah Rp 5.197.800.000.
Atas perbuatannya, Robin didakwa melanggar Pasal Pasal 12 huruf a jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 dan Pasal 65 ayat (1) KUHP dan Pasal 11 jo Pasal 18 UU Tipikor jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 dan Pasal 65 ayat (1) KUHP.
Reporter: Fachrur RozieSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Azis Syamsuddin merupakan mantan terpidana kasus korupsi.
Baca SelengkapnyaKubu Firli yakin penyidik tidak mengantongi alat bukti yang cukup untuk melanjutkan kasus ini ke tahap persidangan.
Baca Selengkapnya"Penetapan tersangka FB (Firli Bahuri) adalah tinggal tunggu waktu saja," kata Ketua IPW Sugeng Teguh
Baca SelengkapnyaNilai uang tersebut hingga kini masih dalam proses penghitungan.
Baca Selengkapnya