Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terawan Minta Dukungan DPR Untuk Uji Klinis Fase III Vaksin Nusantara

Terawan Minta Dukungan DPR Untuk Uji Klinis Fase III Vaksin Nusantara Dokter Terawan paparkan progres Vaksin Nusantara di DPR. ©Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto mengatakan, salah satu bentuk dukungan terhadap pengembangan vaksin Nusantara, yakni dengan memberikan izin untuk uji klinis fase III. Terkait hal itu dia meminta dukungan Komisi VII.

"Dukungan ini bisa terwujud dengan legalitas untuk uji klinis III. Karena rasanya uji klinis kok dilarang. Itu baru terjadi di Indonesia. Mudah-mudahan rasa gamang saya bisa hilang karena teman-teman Komisi VII ini bisa support," katanya dalam RDP dengan Komisi VII, Rabu (16/6).

Vaksin nusantara sudah menjalani uji klinis fase I oleh tim peneliti Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang. Sedangkan uji klinis fase II dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Orang lain juga bertanya?

"Uji klinis dua itu nilainya mahal sekali. Kalau sudah selesai. Nilai mahal itu bukan dalam berarti uangnya. Tapi nilai ilmiahnya luar biasa. Yang orang lain tinggal mengadopsi saja langsung loncat ke Uji klinis III. Negara mana pun bisa. Tinggal minta lisensi dari kita," ujarnya.

Dia mengaku heran dengan adanya kendala untuk melakukan uji klinis III. Meskipun demikian, dia menyatakan sudah mantap akan terus berjuang agar proses pengembangan vaksin nusantara terus berjalan.

"Mosok sih ada kendala untuk uji klinis III saja harus tidak boleh. Itu yang menurut saya agak melukai hati dan saya juga tetap ingin bertahan bisa saya kerjakan di Indonesia," tegasnya.

"Yang saya inginkan, satu cita-cita saya melalui RDP di Komisi VII, bisa mencetuskan mendorong untuk tidak menghalangi. Sehingga legalisasi kami untuk melakukan, uji klinis III itu legal siapapun kalau namanya riset, kalau pada manusia namanya uji klinis dan itu bisa dikerjakan kapan saja. Cuma begitu ada peraturan begitu saya harus taat. Karena itu aturan negara. Cuma agak menggelitik di hati saya," lanjut Terawan.

Purnawirawan Letnan Jenderal ini pun menegaskan bahwa pengembangan vaksin nusantara tidak akan membutuhkan alokasi anggaran dari negara. "Kalau masalah anggaran, jujur, saya tidak perlu anggaran. Karena saya lihat Komisi VII saja sudah pada mau urunan. Itu besar sekali. Saya tidak butuh anggaran dari negara," ungkapnya.

Yang dia butuhkan tak lain dukungan negara dari sisi legalitas. Sehingga pengembangan vaksin nusantara bisa berjalan lancar. Lagipula dalam proses sejauh ini, terbukti vaksin nusantara tidak berbahaya.

"Yang saya butuh adalah good will, political will. Apa yang mau dilakukan. Wong ndak keluar anggaran kok. Mosok mengeluarkan aturan untuk menghalangi. Untuk apa. Kecuali vaksin ini menimbulkan kematian, penderitaan dan sebagainya," terangnya.

"Saya sendiri sudah merasakan dan anak istri saya. Artinya saya sudah siap melakukan dan saya sudah tahu, yakin. Kalau Pak Adrian (Anggota Komisi VII) ikut, itu kan saya anggap orang lain. Tetapi kalau istri itu bagian hidup saya. Anak bagian hidup saya. Itu sebuah keyakinan kita bahwa vaksin itu aman," imbuh dia.

Sebagai periset, lanjut Terawan, dia hanya bisa berharap agar ke depan uji klinis vaksin nusantara dapat dilakukan. "Sekali lagi saya mohon dukungan supaya kami boleh melakukan uji klinis. Karena itu bagian dari kemerdekaan riset. Kalau saja dilarang, izin, saya tidak tahu harus berkata apa," tandas dia.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
Menkes Dorong Percepatan Produksi Vaksin Dalam Negeri untuk Ketahanan Kesehatan Nasional

Produksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Arahnya RUU Kesehatan Bisa Atasi Kekurangan Dokter Spesialis
Jokowi: Arahnya RUU Kesehatan Bisa Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Presiden Jokowi berharap Indonesia tidak lagi kekurangan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Empat Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya

Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Presiden Jokowi Singgung Anies, Prabowo, Ganjar: Pasti Melanjutkan, Tak Akan Berani!
VIDEO: Presiden Jokowi Singgung Anies, Prabowo, Ganjar: Pasti Melanjutkan, Tak Akan Berani!

Jokowi lantas meminta Mendikbud Nadiem Makarim menganggarkan dana riset dan pengembangan besar-besaran.

Baca Selengkapnya
Komisi IX DPR Minta Kemenkes Serius Tangani Kenaikan Kasus DBD
Komisi IX DPR Minta Kemenkes Serius Tangani Kenaikan Kasus DBD

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Jokowi Siap Jadi 'Endorse' Agar Penderita TBC Minum Obat
Jokowi Siap Jadi 'Endorse' Agar Penderita TBC Minum Obat

Presiden Jokowi siap jadi 'endorser' kepada masyarakat yang menderita TBC agar tidak lupa minum obat.

Baca Selengkapnya
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi

Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.

Baca Selengkapnya
Ganjar Tegaskan Lanjutkan Pembangunan IKN Jika Menang Pilpres: Undang-Undang Sudah Diketuk Wajib Dilaksanakan
Ganjar Tegaskan Lanjutkan Pembangunan IKN Jika Menang Pilpres: Undang-Undang Sudah Diketuk Wajib Dilaksanakan

Ganjar memastikan kembali pembangunan IKN tetap dilaksanakan berdasarkan ketetapan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN).

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat

Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya