Terduga Pelaku Teror Kartasura Pernah Ajak Orangtua Lakukan Aksi Bom Bunuh Diri
Merdeka.com - Terduga pelaku teror di Kartasura, RA (22), pernah mencoba mengajak orang tuanya untuk berbaiat terhadap jaringan ISIS. Ajakan gabung itu akan dilakukan melalui media sosial Facebook.
"Iya hasil sementara FB (komunikasi dengan pimpinan ISIS) kemudian dari keterangan orangtuanya, karena orangtuanya sempat diajak dibaiat ikut kepada jaringan ISIS," kata Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Humas Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/6).
Selain diajak untuk bergabung dengan ISIS, ternyata RA juga pernah mengajak orangtuanya melakukan aksi bom bunuh diri. "Orangtuanya juga diajak untuk mendukung melakukan suicide bomber tapi menolak," ucapnya.
-
Kenapa keluarga gadis itu tidak mendukung dia untuk lapor ke polisi? Meskipun ia mengalami pelecehan seksual, disalahkan, distigmatisasi, dan diasingkan oleh keluarganya sendiri, ia menghadapi pertanyaan-pertanyaan di pengadilan dengan penuh keberanian.
-
Kenapa Bhabinkamtibmas merasa anaknya tidak lolos polisi? Dia menduga, ada permainan licik di balik tak diterimanya sang putra menjadi abdi negara. Hal itu diduganya lantaran Polda Bali secara spesifik memberikan kuota khusus kepada para putra-putri yang terpilih.
-
Kenapa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan? Kelompok Negara Islam atau ISIS, mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Jumat (22/3) di Balai Kota Crocus, dan mengunggah bukti video.
-
Siapa yang mengungkap kekecewaan atas kegagalan anaknya lolos polisi? 'Saya Bhabinkamtibmas Desa Sanur Kauh, Denpasar, Bali sudah mengabdi 20 tahun di masyarakat. Pernyataan ini saya tujukan kepada Bapak Kapolri,' ungkapnya.
-
Kenapa orang tua kesulitan memahami anak setelah benturan kepala? Di samping itu, orang tua sering kali kesulitan memahami kebutuhan anak-anak mereka.
-
Kenapa anak sosiopat tidak peduli dengan konsekuensi? Anak yang tidak memiliki empati mungkin tidak akan merasa sesal saat melihat penderitaan orang atau hewan.
Menurut Dedi, adapun alasan orangtua RA belum melaporkan ke kepolisian lantaran belum yakin bila anaknya bergabung ISIS. Kekurangan pengetahuan soal ISIS juga menjadi salah satu kendala.
"(Orang tau enggak lapor) ini karena ketidakpahaman orangtuanya belum sampai mendalami apakah betul anaknya terpapar secara mendalam," ujarnya.
Meski begitu, dia selalu mengingatkan anaknya tersebut agar tak mengikuti hal tersebut atau memiliki sifat yang radikal. Karena baginya itu sangatlah berbahaya.
"Kebetulan orang tuanya sudah mengingatkan untuk tidak mengikuti yang sifatnya radikal, terlalu ekstrem itu membahayakan. Karena tingkat pengetahuan yang bersangkutan terhadap agama sangat kurang, oleh karenanya mudah terpapar," ungkapnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus menangkap HOK saat hendak membuang bahan peledak yang telah dibelinya.
Baca SelengkapnyaSaksi kunci dari kasus ini adalah ibunda dari MAS. Hari ini, yang bersangkutan sudah diperiksa.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaTersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang M Ramdanu menyerahkan diri.
Baca SelengkapnyaNurma menambahkan penyidik telah melakukan pemeriksaan digital melalui gawai milik MAS
Baca Selengkapnya"Dalam UU SPPA pidana penjara dapat diberikan mulai 14 tahun," kata Komisioner KPAI, Dian Sasmita.
Baca SelengkapnyaHOK membeli bahan peledak memakai uang jajan dari orangtuanya
Baca SelengkapnyaHanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan anggota kelompok Daulah Islamiyah yang masih terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Baca SelengkapnyaAswin menyebut saat mengamankan orangtua pelaku tidak ditemukan jejak berbahaya.
Baca SelengkapnyaKPAI menyampaikan keprihatinan mendalam atas terjadinya kasus pidana yang diduga dilakukan oleh anak ini.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pembunuhan itu diketahui pada Sabtu (30/11) dini hari pukul 01.00 WIB.
Baca Selengkapnya