Terduga teroris Anton, otak penembakan polisi & pemboman vihara
Merdeka.com - Mabes Polri memastikan terduga teroris Anton alias Septi adalah perencana penyerangan aksi teror bom di Vihara Ekayana beberapa waktu lalu. Pria ini adalah salah satu terduga teroris yang masih hidup saat tertangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Banyumas. Sementara enam teroris lainnya tewas di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
"Anton adalah perencana dan pelaksana dari penyerangan terhadap petugas kita. Yang kedua dia merupakan ahli bom. Yang ketiga dia termasuk eksekutor langsung peletak bom di Vihara Ekayana dan beberapa kegiatan fa'i (pendanaan teroris) lainnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (2/1).
Menurut Boy, motif teroris ini berkaitan dengan isu muslim Rohingya di Myanmar. Hal tersebut menjadi dasar inspirasi mereka untuk melakukan aksi melakukan penyerangan dan menjadikan vihara sebagai target.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
"Anton itu jaringannya Abu Roban yang sama-sama kebetulan Anton ada di Banyumas. Mereka satu kelompok semua dengan yang ada di Ciputat," ujarnya.
"Lebih tepat otaknya kolektif, tidak secara khusus, tapi mereka adalah bagian dari kelompok Abu Roban. Peran di antara mereka tidak ada yang terlalu dominan, tapi bersama-sama atau kolektif. Mungkin satu di antara mereka ada yang jadi pemimpin. Tapi dalam hal ini, Anton lebih dominan, dia ahli dalam perakitan bom dia juga sebagai pelaksana dan perencana juga, cukup dominan perannya," tutur Boy. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap pelajar karena diduga hendak melakukan teror bom di sejumlah rumah ibadah di Malang, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca Selengkapnya5 Teroris Tersangka Bom Polsek Astana Anyar Ditangkap, Ada Anak Didik Dr Azahari & Simpatisan ISIS
Baca SelengkapnyaSaat penggeledahan, ditemukan 15 unit ponsel dan smartphone. Para pemiliknya rata-rata pengungsi perempuan.
Baca SelengkapnyaMenurut Bayu, soal hubungan keduanya juga diakui oleh Anan sendiri yang sering dikasih sembako oleh Lettu Oktovianus Sogalrey untuk keluarganya.
Baca SelengkapnyaTim Densus Antiteror Polri saat ini masih mendalami keterlibatan HOK, dengan kelompok teroris dengan memeriksa sejumlah saksi.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPelajar berinisial HOK itu merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang masuk dalam jaringan teroris Daulah Islamiyah.
Baca SelengkapnyaHanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.
Baca SelengkapnyaAnggota Polres Bondowoso ini tak hanya menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca Selengkapnya