Teridentifikasi, korban Lion Air JT610 akan langsung diserahkan ke keluarga
Merdeka.com - Tim Investigasi Korban Bencana (DVI) RS Polri Kramat Jati masih terus bekerja mengidentifikasi korban Lion Air JT610. Apabila sudah dikenali, Polri akan langsung menyerahkan kepada keluarga.
"Apabila data postmortem dan antemortem cocok, akan ada penyerahan jenazah kepada keluarga. Kami akan mengatur semuanya, termasuk ambulans," ujar Kepala Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto yang juga bagian tim Investigasi Korban Bencana (DVI) Polri Kombes Musyafak di Jakarta, Senin (29/10) malam.
Musyafak mengatakan baik pemeriksaan baik pemeriksaan data korban sebelum meninggal (antemortem) dan setelahnya (postmortem) dilakukan oleh para ahli dengan bantuan keterangan dari pihak keluarga korban.
-
Bagaimana kematian korban diketahui? Kematian korban diketahui pertama kali oleh penghuni apartemen yang mencium aroma kurang sedap.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Bagaimana ilmuwan mengungkap identitas korban? Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Bagaimana Airul meninggal dunia menurut hasil autopsi? Sekitar sebulan berselang, hasilnya keluar. Airul disebutkan meninggal karena hantaman benda tumpul.
Sementara itu, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Kombes Edi Purnomo menyebut, semua jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air tiba di RS Polri dalam kondisi tidak utuh.
Sebagai informasi, sampai Senin pukul 23.30, ada 24 kantong jenazah berisi korban jatuhnya Lion Air sampai di RS Polri.
"Sementara tidak ada yang utuh," ujar Edi seperti dikutip dari Antara.
Pemeriksaan melalui sidik jari pun tidak bisa dilakukan mengingat kondisi tersebut.
"Kalau memang kondisinya sulit diidentifikasi, nantinya dilakukan pemeriksaan DNA," tutur Edi.
Namun, untuk semakin mengenali korban Lion Air, pemeriksaan rinci akan dilakukan mulai Selasa pagi ini. Polri pun berharap ciri-ciri melekat korban seperti jenis kelamin, apakah dewasa atau anak-anak, jenis rambut dan tanda-tanda khusus seperti tato atau bekas luka dapat ditemukan.
Hal itu agar pencocokan data korban sebelum meninggal (antemortem) dan sesudah (postmortem) lebih mudah dilakukan.
"Mudah-mudahan ada temuan yang bisa digunakan untuk identifikasi. Nanti ada 14 tim yang memeriksa korban, dengan satu timnya terdiri dari lima hingga enam dokter," kata Edi.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaJasad korban kemudian akan langsung di terbangkan ke Sulawesi Utara melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaPolisi juga melakukan olah TKP kembali untuk mendapatkan benang merah dari fakta-fakta yang diperoleh penyidik.
Baca SelengkapnyaPenyidik akan mereview kembali temuan dengan fakta yang didapat dari lapangan.
Baca SelengkapnyaKerja sama tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data antemortem dari keluarga korban
Baca Selengkapnyatim investigasi Kemenkes sudah memberikan datanya kepada penyidik kepolisian.
Baca Selengkapnya