Terkait kasus bully, Gunadarma sedang lakukan investigasi
Merdeka.com - Video berjudul 'lmparan tong sampah maut' dengan cepat beredar luas di media sosial. Video tersebut berisi kelakuan tak pantas salah satu mahasiswa Universitas Gunadarma Depok terhadap rekannya yang berkebutuhan khusus. Keduanya merupakan mahasiswa kelas 1KH01 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (FIKTI) Gunadarma.
Dalam video tersebut, tas korban ditarik pelaku. Korban pun berusaha melepaskan diri hingga terhuyung. Akhirnya korban berhasil lepas dan sempat melemparkan tong sampah kepada pelaku.
Para mahasiswa lainnya yang melihat kejadian ini bukannya menolong, namun malah ikut menonton sambil bertepuk tangan.
-
Dimana aksi bullying itu terjadi? Sebuah video aksi perundungan terhadap seorang remaja berinisial R (18) oleh tiga pemuda di Pasar Borong Rappoa, Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan viral.
-
Siapa yang menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang terlibat dalam tindakan bullying biasanya cenderung menjauh dari teman-teman yang positif dan lebih memilih untuk bergaul dengan individu yang memiliki perilaku serupa.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Dimana bullying itu terjadi? Kasie Humas Polres Tangsel, Iptu Wendi Afrianto menuturkan proses penyidikan polisi terkait laporan perundungan di warung depan Binus School Serpong, masih terus berlanjut.
-
Apa yang dilakukan pelaku bully? Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku.Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa itu bullying? Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang lain.
Aksi bullying tersebut mendapat kecaman dari banyak pihak. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengingatkan agar jangan pernah menganggap enteng bullying karena dapat berakibat fatal, di mana korbannya bisa sampai bunuh diri.
"Korban bully bisa mengalami stres dan bahkan karena tidak tahan akhirnya sampai bunuh diri, jadi jangan anggap enteng bully," kata Khofifah. Dikutip dari Antara.
Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Natsir menegaskan tidak boleh ada bullying di lingkungan kampus, dan rektor harus memberikan sanksi kepada yang melakukannya.
"Kita tidak boleh melakukan bullying seperti itu. Kita semua punya kesamaan hak dalam pendidikan siapa pun yang khususnya disabilitas," kata Natsir di Jakarta.
Natsir menegaskan bahwa para penyandang disabilitas harus dilayani sesuai warga yang lain.
"Kalau ada bullying semacam ini. Rektorlah yang harus menindak dan rektor sudah bertindak memberikan sanksi tiga orang," kata Natsir.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti, Intan Ahmad juga menyesalkan kasus bullying tersebut. Menurutnya bullying merupakan pelanggaran HAM.
"Peristiwa itu sangat menyedihkan dan tidak boleh terjadi. Apalagi terjadi terhadap mahasiswa berkebutuhan khusus pula yang bisa berdampak tidak baik secara fisik maupun mental. Ini termasuk pelanggaran hak asasi manusia," kata Intan.
Intan menjelaskan mahasiswa yang melakukan perundungan harus diproses supaya dapat memberikan efek jera.
Pihak Gunadarma yang dikonfirmasi terkait persoalan ini menuturkan sedang melakukan pengusutan internal.
"Kita sedang kumpulkan data, sidik. Kita data sudah dapat," kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Gunadarma, Irwan Bastian kepada merdeka.com, Minggu (16/7).
Rencananya, pihak kampus akan memanggil korban dan pelaku untuk dimintai keterangan. Sehingga diketahui secara detail peristiwa yang sesungguhnya.
"Kita lihat nanti perkembangannya. Kami belum bisa memutuskan sanksinya. Jadi, sanksinya kita lihat aturannya seperti apa" katanya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengungkapkan awal mula kasus bullying di SMA Binus School Serpong.
Baca SelengkapnyaWendi, enggan membeberkan materi pemeriksaan penyidik terhadap pihak sekolah.
Baca Selengkapnya"Saya mendorong agar kepolisian segera menangani kasus bullying ini secara cepat," kata Saleh Partaonan Daulay.
Baca SelengkapnyaPihaknya pun tetap melakukan mediasi antara pihak pelapor dengan terlapor.
Baca SelengkapnyaKapolres Jaksel menyebut, dari laporan itu pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap 18 orang pada tahap penyelidikan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi akan memastikan benar atau tidaknya terjadi kekerasan yang dialami oleh anak korban.
Baca SelengkapnyaKorban atas dugaan tindak pidana kekerasan dan penganiayaan sudah lapor.
Baca SelengkapnyaTermasuk penyelidikan terhadap pelaku yang diduga anak seorang selebriti.
Baca SelengkapnyaKorban dugaan pelecehan seksual ini disebut mencapai delapan orang.
Baca SelengkapnyaAulia adalah mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) yang dikabarkan bunuh diri akibat bullying dari senior
Baca SelengkapnyaRektor meminta Civitas setop memberikan komentar dan tak terpancing karena masalah ini sedang ditangani polisi.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tiga orang siswa yang melakukan tindak perundungan atau bullying sudah diperiksa.
Baca Selengkapnya