Terkendala Cuaca, Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Dievakuasi
Merdeka.com - Jenazah Pratu Miftahul Arifin, prajurit yang gugur saat operasi pencarian Pilot Susi Air, Philips Mehrtens, di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4), belum berhasil dievakuasi. Selain masih ada penyerangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), kondisi cuaca di lokasi juga menjadi kendala.
"Belum dievakuasi karena faktor cuaca. Sampai saat ini jenazah belum dievakuasi dan hari ini kita prioritaskan mereka yang luka, ada 4 orang sudah berhasil dievakuasi," ucap Panglima TNI Laksamana Yudo Margono di Timika, Selasa (18/4).
Yudo juga menceritakan kronologi penyerangan KKB terhadap pasukan TNI yang hendak mengevakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin. Sebanyak 36 personel yang datang ke Distrik Mugi diserang KKB.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Siapa nama prajurit AURI yang gugur di Kiaracondong? Nama Lanud Sulaiman diambil dari seorang prajurit AURI yang gugur karena kecelakaan pesawat di Kiaracondong.
-
Mengapa warga Puncak meninggal? Kematian karena diare dan dehidrasi,“ Abdul menyebutkan berdasarkan laporan tersebut, kekeringan ini telah berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa.
-
Siapa prajurit Kopassus yang gugur di Timor Timur? Masjid ini dinamai Suparlan, salah satu prajurit legendaris korps baret merah. Suparlan gugur saat bertempur di Timor Timur tahun 1983.
-
Dimana pilot Susi Air dibebaskan? Pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut dijemput oleh Tim Gabungan TNI-Polri dan Satgas Ops Damai Cartenz-2024 di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Sabtu 21 September 2024.
-
Bagaimana pilot Susi Air dibebaskan? Setelah melalui proses negosiasi panjang, Pilot Philip Mark Mehrtens yang sempat disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) berhasil dibebaskan dan tiba dengan selamat di Kabupaten Mimika, Papua Pegunungan.
"Saat terjadi penyerangan, Pratu Miftah gugur. Saat mau dievakuasi, penyerangan kembali terjadi. Akibatnya 4 personel alami luka-luka," jelas Yudo.
Empat korban luka, kata Yudo, dalam keadaan sadar. Mereka sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
"Yang luka tembak sehat semua dan mereka masih sapa saya dan masih sadar bahkan ada yang bilang komando," katanya lagi.
Dari 36 personel itu, selain empat personel berhasil selamat, empat lainnya belum diketahui nasibnya.
Walau Panglima TNI Yudo Margono telah meningkatkan status operasi di Papua menjadi siaga tempur, namun ia menegaskan tak ada penambahan pasukan.
"Kita akan merotasi pasukan yang ada, jadi kita tarik ganti dengan yang baru, jadi tidak ada penambahan pasukan," pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaPilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, disandera KKB sejak Februari 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaKepolisian dan tentara telah melakukan berbagai upaya
Baca SelengkapnyaJenazahnya sedang dalam proses evakuasi ke Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaAnggota Satgas Damai Cartenz dari kesatuan Brimob gugur usai baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Yapimakot.
Baca SelengkapnyaBriptu Rudi Agung merupakan anggota Brimob Polda Sulawesi Selatan bertugas di Satgas Operasi Damai Cartenz 2023 di Papua.
Baca SelengkapnyaKelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya telah sembilan bulan menyandera Pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Merthens (37).
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menyatakan tidak akan memakai operasi militer dalam pembebasan Pilot Susi Air.
Baca SelengkapnyaMathius menjelaskan informasi yang diterima, Kapten Philip dalam kondisi sehat dan masih berada bersama KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Baca Selengkapnya