Terlantar, 9 anak pengidap HIV/AIDS di Solo akan ditampung
Merdeka.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan menampung sembilan anak penyandang HIV/AIDS yang saat ini terlantar. Pejabat Wali Kota Solo, Budi Suharto, mengakui pihaknya kecolongan atas keberadaan mereka yang sempat terkatung-katung.
"Mestinya mereka menjadi tanggung jawab Pemkot. Namun sayangnya, keberadaan mereka tidak terpantau dan terabaikan. Kami menyiapkan pondok boro di daerah Minapadi, Nusukan, Banjarsari, Solo, untuk menampung mereka," kata Budi kepada wartawan, Selasa (8/12).
Budi mengaku kecolongan dengan keberadaan 9 anak penderita HIV/AIDS yang tidak terpantau. Dia menyalahkan kinerja Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dianggap masih rendah.
-
Apa penyebab utama HIV di Semarang? Penyebab faktor risiko penularan HIV di antaranya pengaruh era modern yang membuat pola pergaulan anak muda yang bebas dan tidak menggunakan pengaman saat melakukan hubungan seksual. 'Dan di catatan kami, paling tinggi karena heteroseksual diangka 1.970 orang dan homoseksual 867 orang,' jelasnya.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus atau virus yang dapat membuat sistem kekebalan tubuh manusia melemah.
-
Siapa yang paling banyak terdampak HIV di Semarang? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Siapa yang bertanggung jawab? Faktor kelalaian petugas menjadi penyebab utama terjadinya tragedi ini. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya komunikasi antara petugas stasiun dan masinis, yang menyebabkan ketidakpahaman mengenai posisi kereta.
-
Siapa saja yang bertanggung jawab atas pencemaran sampah plastik? Sejumlah Merk Ternama Turut Bertanggung Jawab Terhadap Pencemaran Lingkungan Dari banyaknya sampah yang mencemari lingkungan lingkungan tersebut, ternyata terdapat sejumlah merk ternama yang ikut bertanggung jawab, khususnya perusahaan di bidang FMCG.
"Sosialisasi ke masyarakat masih rendah, sehingga terjadi penolakan warga di Kelurahan Bumi maupun Kedunglumbu," ucap Budi.
Menurut Budi, selama ini KPA hanya fokus pada pemeriksaan kesehatan atau pencegahan. Sehingga melupakan penanganan terhadap penderita HIV/AIDS. Kejadian ini, kata dia, menjadi bahan introspeksi Pemkot dan KPA dalam menangani kasus HIV/AIDS. Dia melanjutkan, akan segera memanggil KPA dan meminta pertanggungjawaban atas kejadian ini.
Kendati demikian, Budi juga mengakui kesalahan pemkot terkait terlantarnya sembilan anak pengidap HIV/AIDS itu. Sebagai upaya melindungi anak-anak penyandang HIV/AIDS ini, Pemkot akan menampung mereka.
"Kami tidak ingin anak-anak tersebut terlantar dan terabaikan. Mereka akan kami tampung di Pondok Boro, sebagai lokasi penampungan sementara. Pemkot akan mencari lokasi yang tepat bagi keberadaan anak-anak tersebut," tutup Budi.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka meminta untuk onani di lahan kosong pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaKak Seto berharap polisi agar selalu mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak
Baca SelengkapnyaSaat ini 12 anak penghuni panti asuhan sedang menunggu hasil tes kesehatan dan konseling psikis.
Baca SelengkapnyaGus Ipul menyatakan, Kemensos bakal menunggu keputusan pengadilan terkait jangka waktu penitipan pelaku anak.
Baca SelengkapnyaKPAI Soroti Kesehatan Mental Anak: 1 Konselor buat 150 Peserta Didik Enggak Manusiawi
Baca SelengkapnyaAyah korban sekaligus pelaku juga diduga coba bunuh diri setelah membunuh anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaMenurut Bustan, pengungkapan kasus ini bukan saja skala regional tetapi nasional yang harus diperangi secara bersama-sama.
Baca SelengkapnyaSelanjutnya mereka akan dibawa ke tempat rehabilitasi untuk mendapat pembinaan di wilayah Cirebon.
Baca SelengkapnyaMeski tidur beralaskan lantai besi JPO, anak itu tampak terlelap dengan nyenyaknya. Derap kaki penyeberang jalan yang berlalu-lalang pun tak membangunkannya.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, keluarga korban dua balita ini berada di Solo dan satu lagi di Papua.
Baca Selengkapnya13 Orang terlibat kasus katrol nilai itu hasil audit SMPN 19 dari Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbudristek Dikti.
Baca Selengkapnya24 indikator KLA antara lain tentang eksploitasi anak, termasuk cara menurunkan atau menanggulangi situasi pekerja anak.
Baca Selengkapnya