Terlilit utang, pengusaha pupuk nekat gantung diri
Merdeka.com - Seorang pria ditemukan tewas tergantung di sebuah ruko di Jalan Raya Condet Balekambang, RT 03 RW 10, Kramatjati, Jakarta Timur. Korban yang diketahui bernama Dipa Purba (48) itu diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri lantaran terlilit utang besar dan tak sanggup membayarnya.
Kapolsek Kramatjati Kompol Handini mengatakan, korban adalah seorang pengusaha pupuk yang tinggal sendiri di ruko tersebut. Saksi yang juga karyawan korban mengaku sudah menemukan bosnya dalam keadaan tak bernyawa.
"Tiga karyawan ini masuk gerbang. Saksi Asep ke belakang dan melihat korban sudah meninggal dalam kondisi gantung diri di rangka baja," kata Handini saat dihubungi wartawan, Selasa (30/9).
-
Bagaimana kondisi korban bunuh diri? Meski kolam yang dikelola oleh warga sekitar tidak terlalu dalam. Namun, ketika warga mengevakuasi korban bunuh diri sering dijumpai dengan kondisi tubuh yang hanya tinggal tulang saja dan sudah tidak berbentuk normal.
-
Kenapa mayat-mayat di kuburan massal itu tidak menunjukkan tanda kekerasan? 'Tulang-tulang pada jasad tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan, yang membuat kita memiliki dua alasan alternatif untuk kematian ini kelaparan atau wabah penyakit,' jelas Mathew Morris, Kepala proyek arkeologi di Universitas Leicester, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (18/11).
-
Bagaimana korban dibunuh? 'Dengan adanya perkataan dari korban tersebut maka pelaku menjadi sakit hati dan sangat kesal sehingga secara spontan pelaku membunuh korban dengan cara mencekik dan menjerat leher korban dengan tali sepatu sehingga korban meninggal dunia,' jelas Wira.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
Handini mengatakan, dari hasil pemeriksaan di TKP tidak ditemukan adanya luka bekas aniaya di tubuh korban. Anak buah korban mengaku bisnis pupuk yang dijalani korban mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak sanggup membayar gaji 10 karyawannya selama 2 bulan.
"Ada total 10 karyawannya. Tiga bulan terakhir mereka belum menerima gaji," jelasnya.
Andini menambahkan, di tangan kiri korban juga ditemukan luka sayatan dengan benda tajam. Korban diduga awalnya akan mengakhiri hidup dengan mengiris urat nadi. Tetapi selanjutnya gantung diri.
"Dugaan sementara bunuh diri. Tetapi masih kita dalami. Korban dibawa ke RS Polri untuk proses otopsi," tandasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini pernah ditangani oleh Kepolisian. Polisi menemukan surat terakhir yang ditulis oleh K.
Baca SelengkapnyaJasad korban telah dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk di visum
Baca SelengkapnyaDari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca SelengkapnyaKorban dan istrinya kerap bertengkar dipicu banyak orang datang ke rumah menagih utang.
Baca SelengkapnyaSeorang pria tua tewas dalam rumahnya di Perumnas III, Kelurahan Arenjaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis (7/9). Di perutnya tertancap sebilah pisau.
Baca SelengkapnyaPolisi menutup kasus kematian Brigadir RAT sedangkan motif masih didalami.
Baca SelengkapnyaSelain kalah judi, anak korban juga tengah dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKeluarga pun menghentikan proses hukum dengan menolak dilakukan autopsi.
Baca SelengkapnyaDari pemeriksaan luar, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI AD berinisial PSG ditemukan tewas gantung diri dalam OB RS Lapangan Yonkes Divisi Infanteri 1 Kostrad, Selasa (5/6) dini hari.
Baca SelengkapnyaPada 22 September 2024, korban pergi dari pondok dan pulang ke rumahnya. Tapi diantarkan kembali oleh orangtuanya tapi kabur lagi.
Baca SelengkapnyaPenyebab tewasnya pria dengan kaki terikat rantai dan pemberat batu dalam karung di Sungai Musi akhirnya terkuak.
Baca Selengkapnya