Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Termakan bujuk rayu gabung Gafatar

Termakan bujuk rayu gabung Gafatar Kampung eks Gafatar di Mempawah. ©2016 merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) blak-blakan soal janji manis yang ditawarkan jika bergabung organisasi tersebut. Tapi nyatanya semua itu cuma omong kosong, pekerjaan yang didapat tak sesuai harapan.

Gancang Hangga (29), warga Yogyakarta, rela meninggalkan kampung halamannya ke Kalimantan Barat. Dia mengaku tergiur dengan iming-iming pekerjaan yang lebih layak.

Hangga mengaku sebelumnya punya usaha warung makan di Yogyakarta. Namun setelah bangkrut ada salah seorang temannya yang datang dan menawari untuk ikut ke Kalimantan Barat, membuka lahan persawahan baru.

"Saya tergiur karena dijanjikan teman saya akan diberikan pekerjaan lebih layak. Yaitu dengan membuka lahan pertanian yang baru di Kalimantan Barat," ujar Hangga saat ditemui di Asrama Haji Donohudan, Senin (25/1).

Hangga yang pergi bersama istri dan ketiga anaknya mengaku baru sebulan berada di Kalimantan Barat. Di sana ia bekerja di bidang transportasi dan pertanian.

"Awalnya dijanjikan menggarap sawah beberapa hektar di daerah Kayong, Kalimantan Barat. Tetapi sampai di sana hanya lahan gambut," keluhnya.

Selain itu, banyak anggota setelah bergabung justru menyimpang dari ajaran agama. Seperti yang dikisahkan ibu Rina Marliawati (38). Adik iparnya, Aras, yang dulunya bekerja sebagai arsitek memilih menjual seluruh asetnya demi hijrah ke Kalimantan dan menjadi petani. Aras juga memboyong keluarga setelah tiga tahun bergabung dalam kelompok Gafatar.

"Sekitar enam bulan lalu dia pindah ke Kalimantan. Rumah di Bekasi dijual buat ke Kalimantan. Beberapa asetnya dijual, ada juga yang dikasih ke rumah ibu," kata Rina Marliawati (38) saat menjenguk kakak iparnya di Panti Sosial Bina Insan II, Cigeger, Cipayung Jakarta Timur , Senin (25/1).

Keluarga baru mengetahui rumah dan aset Aras dijual setelah ia memboyong keluarganya ke Kalimantan. Aras pun tak berpamitan kepada sang ibu kala itu.

Dia juga menceritakan perubahan sikap Aras dan keluarganya. Dua anaknya yang sudah sekolah tidak lagi disekolahkan di sekolah biasa. Katanya ia memilih home schooling yang tidak diketahui kebenarannya itu. Tak hanya itu, ia juga kerap kali menolak saat diajak salat berjamaah. Saat bulan puasa, ia juga tidak melakukan puasa.

Dua kali sudah Rina beserta suami dan ibu Aras datang berkunjung ke panti tersebut. Dia hanya ingin mengajak Aras dan keluarganya pulang. Keluarga pun sudah menyiapkan sebuah rumah untuk tempat tinggal Aras dan keluarganya. Tak hanya itu, rencananya Aras akan dibawa ke ustaz Arifin Ilham agar dinasehati dan kembali menjalankan syariat Islam.

"Rencananya kalau udah boleh dibawa pulang kita mau bawa ke Ustad Arifin Ilham, biar dia taubat atau syahadat lagilah," tandasnya. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KLHK Serah Terima Hasil Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Seluas 27 Hektar di Bangka Tengah
KLHK Serah Terima Hasil Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Seluas 27 Hektar di Bangka Tengah

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Baturusa KLHK, Muchtar Effendi menjelaskan, ada kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan penghijauan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Memanfaatkan Lahan Kosong Kanal Banjir Timur untuk Berladang Tanaman Produktif
FOTO: Memanfaatkan Lahan Kosong Kanal Banjir Timur untuk Berladang Tanaman Produktif

Biasanya hasil panen dari berladang tersebut diperuntukan untuk warga sekitar ataupun dijual ke warung-warung terdekat.

Baca Selengkapnya
Kisah Buruh Perkebunan Karet di Aceh Timur, Gelombang Rekrutan Kuli dari Masyarakat Jawa
Kisah Buruh Perkebunan Karet di Aceh Timur, Gelombang Rekrutan Kuli dari Masyarakat Jawa

Perkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok.

Baca Selengkapnya
Banyuwangi Bangun dan Revitalisasi 123 Km Jaringan Irigasi dengan Skema Padat Karya
Banyuwangi Bangun dan Revitalisasi 123 Km Jaringan Irigasi dengan Skema Padat Karya

Banyuwangi menerapkan skema padat karya, dengan melibatkan warga pra sejahtera untuk tenaga kerjanya.

Baca Selengkapnya
Berjuang dari 1976, Pria Transmigrasi Sukses Jadi Petani Kangkung Sampai Lupa Pulang Kampung ke Banyuwangi
Berjuang dari 1976, Pria Transmigrasi Sukses Jadi Petani Kangkung Sampai Lupa Pulang Kampung ke Banyuwangi

Seorang pria asal Banyuwangi telah merantau selama puluhan tahun sebagai seorang transmigran di Kaltara dan tidak pernah pulang kampung.

Baca Selengkapnya