Termakan isu gempa besar, warga kembali ke pengungsian
Merdeka.com - Ribuan warga dari 7 desa di Kecamatan Ulim, Pidie Jaya, Aceh, kembali memenuhi posko pengungsian, Kamis (9/12) malam. Mereka termakan kabar bohong soal gempa besar yang akan terjadi pada pukul 05.00 WIB.
Ketujuh desa yang warganya kembali mengungsi berada Kemukiman Ulim Baru, yaitu Desa atau Gampong Tijin Husin, Tijin Daboh, Gelanggang, Meunasah Bueng, Masjid Ulin Baru, Dayah Lebue, dan Meunasah Krueng. Desa-desa itu berada tak jauh dari laut.
Sebagian besar di antara warga memilih mengungsi di Masjid Jami Baitul Aman, Ulim. Pengungsi yang umumnya anak-anak tidur di bawah tenda-tenda yang didirikan di halaman masjid.
-
Di mana desa yang terancam tenggelam? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Dimana lokasi gempa susulan Tuban? Zem menjelaskan gempa terakhir yang tercatat berkekuatan magnitudo 3,5 berlokasi 141 kilometer timur laut Tuban, Jawa Timur dengan kedalaman 10 kilometer.
-
Bagaimana cara mengenang Tsunami Aceh di Desa Ulee Lheue? Di tempat ini, selain berwisata alam dan menikmati nikmatnya kopi Aceh, Anda bisa mengenang peristiwa tersebut. Ada satu tempat yang menjadi saksi bisu Tsunami Aceh 2004 yaitu Masjid Baiturahman.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
"Kami kembali ke sini karena ada isu yang mengatakan gempa besar akan terjadi pukul 05.00 WIB nanti. Katanya kekuatannya 7,1 SR dan akan ada tsunami. Makanya orang-orang takut tinggal di rumah, walaupun sejak Magrib lampu sudah hidup," kata Ridwan Yusuf (52), warga Desa Tijin Husin di lokasi pengungsian.
Ridwan dan warga lainnya mengaku tidak mengetahui siapa penyebar isu itu. Namun kabar yang berkembang, informasi itu diperoleh dari internet. "Kan anak-anak muda ini lihat internet," jelasnya.
Meskipun tidak percaya dengan isu itu, Ridwan dan keluarganya tetap mengungsi. Dia tetap khawatir isu itu benar-benar terjadi.
Bukan cuma Ridwan, Martonis (33) juga membawa anak istrinya mengungsi. "Takut juga tidur di rumah. Soalnya gempa kemarin (Rabu (7/12) ngeri sekali, dia gak goyang ke samping tapi ke atas," kata warga Tijin Husin ini.
Hingga Jumat (9/12) pagi isu itu terbukti tidak benar. Gempa susulan dikabarkan memang terjadi, namun getarannya relatif kecil. Sebagian warga mengaku merasakannya, sebagian lagi tidak.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaSebagian dinding rumah mereka juga roboh, akibat gempa bumi yang terjadi pada Kamis sore kemarin.
Baca SelengkapnyaMasjid Al-Muhadjirin di Balikbang Gunung, Desa Gunung Teguh, Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean ambruk akibat gempa Tuban.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaGunung Ruang, yang berstatus Level IV atau Awas, hingga kini masih terus memuntahkan material vulkanik.
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaWarga mengungsi karena masih trauma gempa susulan yang hingga kini masih terjadi.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca Selengkapnya