Terpapar material vulkanik Gunung Agung, tanaman dan hewan mati
Merdeka.com - Tanaman kopi, pohon cempaka, Boni, sengon dan tumbuhan lain di wilayah Karangasem, mengering dan daunnya mulai berguguran. Pohon-pohon itu terpapar abu vulkanik Gunung Agung yang mengandung zat belerang. Pemantauan dilakukan di Dusun Sogra menuju Pura Pasar Agung yang hanya berjarak lima kilometer dari puncak kawah Gunung Agung.
"Rerumputan dari bibir kawah juga mengering semua," ujar Ketua Pasebaya, I Gede Pawana di Karangasem Bali, Sabtu (2/12).
Dia menuturkan, hujan abu vulkanik dari Gunung Agung juga membuat hewan-hewan seperti anjing dan beberapa ayam hutan serta burung tekukur ditemukan mati. "Kemungkinan mereka mati karena kelaparan atau mungkin juga tidak kuat menghirup bau belerang yang cukup kuat," jelasnya.
-
Apa dampak letusan Gunung Ruang? Melansir dari merdeka.com, dampak dari letusan Gunung Ruang ini mengakibatkan munculnya gelombang tsunami setinggi kurang lebih 25 meter. Gelombang tersebut disusul oleh gelombang pasang yang kedua.
-
Bagaimana gunung api memengaruhi air di sekitarnya? Cairan panas dari gunung itu membuat air di sekitarnya menjadi hangat dan cocok bagi hewan laut untuk bertahan hidup di laut dalam.
-
Bagaimana gunung meletus membuat tanah subur? Dampak positif gunung meletus yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat selain dari segi wisata, bisa melahirkan pula lokasi tambang pasir baru.
-
Di mana dampak positif gunung meletus dirasakan? Dampak positif gunung meletus yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat selain dari segi wisata, bisa melahirkan pula lokasi tambang pasir baru.
-
Apa manfaat gunung meletus untuk sumber air? Dampak positif gunung meletus selanjutnya adalah munculnya mata air yang penuh dengan mineral berkhasiat, atau biasa disebut makdani.
-
Bagaimana kerusakan lingkungan menyebabkan bencana? Ulal tangan manusia dapat memengaruhi terjadinya bencana tersebut melalui aktivitas yang merusak lingkungan, seperti illegal logging yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta pembangunan di daerah rawan bencana alam.
Dalam jangka pendek, material vulkanik yang disemburkan Gunung Agung dapat merusak tanaman yang ada di sekitar dengan kawah Gunung Agung dan dapat menghanguskan tumbuhan tersebut. Itu dikatakan Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana.
"Dampak abu ini apabila jangka pendek sudah dipastikan tanaman rusak, lahan tidak bisa digunakan," katanya saat ditemui di Pos Pantau Desa Rendang, Karangasem.
Dia mengatakan, untuk pemulihan kondisi tanaman yang terkena dampak erupsi dan abu vulkanik butuh waktu yang panjang. Pemulihan sangat tergantung dari eksplosivitas Gunung Agung dan erupsinya apakah berlangsung singkat atau membutuhkan waktu berbulan-bulan atau tahunan.
"Kalau dampak kerusakan tanaman akibat abu ini dalam jumlah yang besar, maka untuk pemulihannya lebih lama dan tergantung dari berapa besar dan eksplosivitas dari erupsi ini yang berefek pada lahan di sekitarnya," katanya.
Setelah proses erupsi atau setelah selesai hujan abu, maka abu terbawa hujan dan terserap tanah. Tanah mendapat mineral yang banyak dari perut bumi. "Apabila abu ini terkumpul dari satu aliran sungai dan terbawa hujan menjadi lahar hujan, sehingga kami imbau masyakat agar selalu siap dengan masker atau alat menutup mata," ujarnya.
Namun, material vulkanik yang disemburkan Gunung Agung sesungguhnya juga membawa dampak baik untuk kesuburan tanah. Dalam jangka panjang keberadaan material vulkanik akan menjadi investasi masyarakat karena tanah menjadi subur untuk kegiatan pertanian.
"Bahan material yang berasal dari perut bumi seperti abu vulkanik diyakini membawa zat baik untuk kesuburan tanah sehingga ke depannya menjadi lebih baik," ujarnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut beberapa dampak positif gunung meletus dan dampak negatifnya dari berbagai sisi.
Baca SelengkapnyaWilayah lereng yang paling banyak terbakar di Kecamatan Kubu, Karangasem Bali, dan untuk di Kecamatan Abang
Baca SelengkapnyaBPBD memastikan kebakaran di lereng Gunung Agung tidak merambat ke lahan-lahan produktif milik warga.
Baca SelengkapnyaYulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.
Baca Selengkapnya“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata Abdul
Baca SelengkapnyaKegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 WITA terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh.
Baca SelengkapnyaBanyaknya aktivitas manusia yang menyimpang, dapat berdampak buruk bagi kelestarian alam.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, kebakaran terjadi di kawasan hutan di lereng Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, dan hingga kini masih ada titik api yang belum padam.
Baca SelengkapnyaKawasan wisata TNBTS masih ditutup untuk umum imbas kebakaran hutan yang disebabkan ulah pengunjung yang menyala flare.
Baca SelengkapnyaSelain karena faktor alam berupa gesekan ranting saat musim kemarau, juga kerap disebabkan aktifitas perburuan liar.
Baca SelengkapnyaKarhutla di kawasan Gunung Arjuno terjadi sejak Agustus lalu dan proses pemadaman masih dilakukan hingga kini.
Baca Selengkapnya