Terseret kasus HAM & korupsi, Sutiyoso dinilai tak layak jadi KaBIN
Merdeka.com - Badan Relawan Nasional (BRN) ikut menolak pencalonan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Sutiyoso sebagai calon tunggal kepala BIN. Sebab, pencalonan purnawirawan itu diendus beraroma bagi-bagi jabatan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Demikian disampaikan aktivis BRN Eky Tarigan, dikatakannya jabatan kepala BIN bukanlah alat dagang politik. Menurut dia, BIN memiliki peran yang terlalu vital bagi stabilitas negara sehingga, tidak boleh diserahkan kepada sembarangan orang.
"Sementara tidak ada satupun ketua partai politik menduduki jabatan di kabinet, di sisi lain pencalonan kepala Badan Intelijen Negara yang bukan porsi politik diberikan kepada seorang ketua parpol," kata Eky dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (21/6).
-
Kenapa Sudaryono terpilih jadi Wakil Menteri? Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melantik 2 kader Partai Gerindra sebagai wakil menteri di Kabinet Indonesia Maju.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Kenapa Sutiyoso mundur dari jabatan Komisaris? Selamat bergabung Bang Yos bersama kami relawan Anies Baswedan. Jabatan menjadi tak penting ketika perjuangan memanggil,' kata Geisz dalam akun X (dulu Twitter).
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
Eky menilai, menjadi seorang kepala BIN memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga keamanan negara. Atas dasar itu, lembaga BIN mempunyai wewenang yang besar. Pasalnya, kinerja intelijen dianggap sebagai pekerjaan bersifat khusus (extra ordinary) dari hukum maupun pelaksanaan hak asasi manusia.
Lebih jauh, Eky memaparkan, bahwa untuk menunjang tugas tersebut, pos belanja intelijen bersifat rahasia. Artinya, lembaga penegak hukum bakal sulit membongkar kasus-kasus yang melibatkan petinggi BIN.
Sehingga, dinilai Eky, dengan kekuasaan seperti itu akan sangat berbahaya jika BIN dipimpin oleh orang yang tidak tepat. "Penetapan Sutiyoso sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara, tidak mencerminkan adanya niat baik serta sangat melukai perasaan Rakyat dan Negara Republik Indonesia," ujarnya.
Terlebih rekam jejak Sutiyoso, lanjut Eky, jauh dari kata bersih dalam hal penegakan hak asasi manusia. Bahkan, dia menyebut peristiwa penyerangan kantor pusat PDI di Jakarta pada tanggal 27 Juli 1996 silam merupakan contoh yang nyata.
"Sutiyoso yang ketika itu menjabat sebagai Pangdam V Jaya, harus ikut bertanggung jawab. Kesaksian menyebutkan adanya pertemuan di Kodam V Jaya maupun rumah kediaman Sutiyoso pada saat itu. Dan bahkan pada 27 Juli 1996 pukul 05.00 WIB pagi Sutiyoso memerintahkan pergerakan massa untuk menyerbu kantor PDI saat itu," beber dia.
Selain itu, Eky menuding mantan Gubernur DKI dua periode itu telah merugikan keuangan negara semasa kepemimpinannya dalam pelaksanaan proyek-proyek seperti, pembebasan lahan Taman BMW, pengadaan busway tahun 2003-2004 serta pembangunan fasos dan fasum 68.400 rumah susun.
"Ada juga dugaan korupsi penggelembungan dana pengadaan blanko surat ketetapan pajak daerah (SKPD) yang menempel pada STNK di Dispenda DKI Jakarta," tandasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto menjelaskan, PDIP berani mencalonkan Gibran kala itu lantaran melihat kepemimpinan Presiden Jokowi yang dinilai telah memberikan dampak baik bagi RI.
Baca Selengkapnya“Di negara ini hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng,” kata Gus Dur.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY terlihat menahan emosi melihat sikat Capres Anies Baswedan yang memilih Cak Imin dibanding AHY.
Baca SelengkapnyaSuhartoyo berjanji sebagai ketua MK tidak alergi terhadap kritik demi membangun MK yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku masih bersukur. Meskipun, ditelikung oleh Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, PDIP mencintai Jokowi dan keluarganya sampai memberikan privilese yang besar.
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Sipil menilai Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto merupakan langkah keliru
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Amien Rais dalam diskusi Tokoh Oposisi Anti-Mulyono yang digelar di Kawasan Menteng
Baca SelengkapnyaHasto mengaku sedih atas penyataan Jokowi yang mendapat sentimen negatif dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenurut Sudirman, ucapan Jokowi presiden boleh kampanye dan memihak berbahaya.
Baca SelengkapnyaAdian Napitupulu menyatakan, pemberian pangkat jenderal kehormatan kepada Prabowo menyakiti korban pelanggaran HAM masa lalu
Baca SelengkapnyaSulis menyinggung pihak-pihak yang kritis terhadap pemerintah akan dihadapkan dengan hukum.
Baca Selengkapnya