Tertimbun 9 Hari, Ferdinan Tewas Terjebak di Ruang Kemudi Ekskavator
Merdeka.com - Ferdinan Ricardo (29), pekerja tambang batubara yang bertugas sebagai operator ekskavator, ditemukan meninggal usai tertimbun 9 hari. Dia terjebak di bilik kemudi.
Pencarian tim SAR gabungan, menyisakan Norman (55), yang juga masih tertimbun longsor di lokasi tambang.
Ricardo ditemukan Senin (8/7) siang, di dalam ruang kemudi ekskavator yang dia operasikan, yang sebelumnya ikut tertimbun. Tim SAR bekerja ekstra hati-hati mengevakuasi jasad Ricardo.
-
Bagaimana proses evakuasi dilakukan? 'Enggak ada pakai alat berat, kita pakai tali mantel aja untuk melakukan proses evakuasi, kalau kesulitan Alhamdulillah tidak ada kesulitan sama sekali,' ucapnya.
-
Siapa yang terlibat dalam evakuasi korban? Mereka menggenapi ratusan personel tim SAR gabungan yang sudah lebih dulu berada di lokasi, terdiri dari Kantor SAR Gorontalo, Korem, Kepolisian Daerah, Palang Merah Indonesia, Kelompok Pencinta Alam, serta grup relawan dan lainnya.
-
Siapa yang bantu tim evakuasi? Dalam pencarian dan evakuasi korban, tim gabungan di Sumatera Barat juga turut dibantu kantor SAR Bengkulu, kantor SAR Jambi dan Kantor SAR Medan.
-
Siapa yang mengevakuasi buaya itu? Petugas BKSDA Cirebon mengevakuasi seekor buaya di wilayah permukiman warga Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu [26/7].
-
Siapa yang terlibat dalam pemindahan jenazah? Karena takut ketahuan, mereka kemudian memindahkan jasad korban dan membuangnya ke jurang.
-
Siapa yang memimpin penggalian? Helm tersebut ditemukan dalam struktur batu di dalam gundukan kuburan, menurut Hrvoje Potrebica, seorang profesor arkeologi di Universitas Zagreb yang memimpin penggalian, terjadi antara akhir abad keenam SM dan awal abad keempat SM.
Petugas lebih dulu berupaya membalikkan posisi ekskavator, untuk memudahkan proses evakuasi Ricardo. Setelah berhasil didirikan, jasad Ricardo dikeluarkan, dan dibawa ke rumah sakit.
"Sekitar jam 3.32 sore kemarin, ekskavator berhasil didirikan. Kemudian proses evakuasi korban, dilakukan manual. Sore harinya, jam 5.30, berhasil kita evakuasi dan dibawa ke RSUD IA Moeis," kata petugas Tanggap Darurat BPBD Kota Samarinda, Nanang Arifin, dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (9/7) pagi.
Hari ini, pencarian korban memasuki hari kesepuluh. Satu korban lainnya, Norman, kembali dicari tim SAR gabungan bersama ekskavatornya, dengan mengerahkan beragam alat berat, untuk memudahkan pencarian.
"Sampai dengan hari kesembilan kemarin, korban Norman belum kita temukan. Pencarian kita lanjutkan hari ini, sampai kita berhasil menemukan korban," demikian Nanang.
Diketahui, 2 dari 3 pekerja tambang batubara yang bertugas sebagai operator alat berat ekskavator, Minggu (30/6) dini hari sekira pukul 03.00 WITA, tertimbun tanah longsor di lokasi tambang dengan kedalaman sekitar 15 meter. Satu orang berhasil selamat, setelah memecah kaca kemudi ekskavator.
Kepolisian membenarkan kejadian itu dan menyatakan ada 2 korban tertimbun bersama 2 alat berat, dalam kondisi timbunan cukup dalam. Pencarian tim SAR gabungan dilakukan antara lain oleh rescue BPBD Samarinda, Babinsa, Polsek Kota, Yonzipur, perusahaan tambang, hingga relawan kebencanaan dan PMI.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses evakuasi pekerja yang sedang betulkan pompa air dan terjatuh ke sumur, berlangsung dramatis.
Baca SelengkapnyaKondisi para korban saat dievakuasi sangat mengenaskan. Mereka tinggal menyisakan kerangka saja.
Baca SelengkapnyaEvakuasi dimulai pada tanggal 18 Agustus pukul 13.00 WIB, dari pintu rimba menuju Shelter satu dan berakhir pukul 19.00 WIB di Shelter tiga.
Baca SelengkapnyaRekan korban berusaha mengevakuasi korban ke RSUD Tangerang guna mendapatkan perawatan medis. Namun, nyawanya tak tertolong.
Baca SelengkapnyaKorban berhasil diselamatkan dari insiden tersebut melalui atap lift
Baca SelengkapnyaDugaan sementara, dua korban tewas karena terpeleset dan jatuh
Baca SelengkapnyaProses evakuasi tidak berjalan mudah setelah dua korban terjebak di badan pesawat.
Baca SelengkapnyaPara penumpang harus menunggu 3 jam lebih untuk dilakukan evakuasi.
Baca Selengkapnya