Tertipu, jemaah umrah geruduk rumah pemilik agen perjalanan
Merdeka.com - Tergiur umrah dengan harga murah, puluhan calon jemaah malah kena tipu. Setidaknya ada 58 calon jemaah yang gagal berangkat setelah membayar Rp 17 juta pada sebuah agen perjalanan yang berkantor di Jakarta Timur.
Mereka yang tertipu berasal dari Karawang, Jawa Barat yang dikoordinir oleh H Nawawi selaku pimpinan penyelenggara rombongan umrah dari Ponpes Al Ghuroba di Karawang.
Kasus ini bermula saat Dwi Supriyono datang ke ponpes Al Ghuroba di Karawang dan menawarkan paket umrah seharga Rp 15,5 juta. Calon jemaah harus membayar Rp 17 juta dengan rincian Rp 15,5 juta untuk biaya umrah, Rp 500ribu untuk biaya operasional dan Rp 1 juta untuk infak pesantren. Mereka dijanjikan berangkat pada 23 April dan hingga kini mereka tidak berangkat.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Kenapa jemaah umroh tertunda keberangkatannya? Uang yang dititipkan para calon jemaah pada KW ternyata tidak dibayarkan pada biro perjalanan umrah, melainkan digelapkan. Sialnya lagi, mereka tidak jadi berangkat umrah.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Kenapa calon pekerja migran tertipu oleh agen penyaluran? Merasa tertipu, pada Kamis (23/11) ratusan korban menggeruduk rumah penyedia jasa berinisial HS (34) di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus. Akibat ulah lembaga tersebut, para korban mengaku kehilangan uang dengan total mencapai Rp4 miliar.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan oleh agen penyaluran tenaga kerja? Budi Triman (37), salah satu korban asal Pati mengaku, ia pada awalnya dijanjikan kerja di Korea oleh HS dengan syarat memiliki sertifikat keahlian las yang diterbitkan dari Kapten Indonesia.
"Uang (jemaah) sudah saya setorkan Rp 853 juta pada pada Supriyono," kata H Nawawi ketika mendatangi rumah Supriyono di Perumahan Taman Cipayung RW 27, Sukmajaya, Depok, Senin (22/6).
Supriyono adalah pemilik agen perjalanan Pandan Harum Sakinah (PHS). Menurut Nawawi, beberapa tahun lalu, Supriyono datang ke pondok pesantren dan menawarkan perjalanan umrah dengan biaya murah. Karena ditawarkan biaya murah maka banyak jemaah yang ikut mendaftar. Saat itu tahun 2014 sudah ada satu rombongan yang berangkat dan berjalan lancar.
"Tapi yang sekarang tidak diberangkatkan. Jemaah meminta pertanggungjawaban saya. Dan saya meminta pada Supriyono untuk mengembalikan uang jemaah," pintanya.
Sebelum mendatangi rumah Supriyono di Depok, Nawawi sudah sering meminta pertanggungjawaban namun tak kunjung mendapat respon baik. Bahkan dia sempat bertemu dengan Supriyono dan membuat surat perjanjian untuk mengembalikan uang. Kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Karawang. "Sudah sejak lama dijanjikan tapi tidak ada realisasi juga. Makanya saya dan jemaah hari ini datang ke rumah Supriyono di Depok," katanya.
Ketua RW 27 Perumahan Taman Cipayung, Sukmajaya, Depok, Bambang Junaidi membenarkan bahwa Dwi Supriyono adalah warganya. Supriyono dan keluarganya baru menempati rumah di Blok 23 RT 1/RW 27 No 221 Perumahan Taman Cipayung selama delapan bulan. Namun selama tinggal di rumah itu, Supriyono tidak pernah aktif dalam kegiatan lingkungan. "Saya sendiri tidak pernah bertemu dengan dia. Yang saya tahu dia baru delapan bulan dan tidak bersosialisasi," kata Bambang.
Kapolsek Sukmajaya Kompol Agus Widodo menambahkan, pihaknya hanya melakukan pengamanan di sekitar lokasi. Untuk proses hukum ditangani Polres Karawang. "Kami hanya melakukan pengamanan saja. Kalau proses hukum ada di Polres Karawang," katanya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polres Jember membuka posko aduan bagi masyarakat korban penelantaran biro travel PT Zamzam
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisial D (51) menipu puluhan warga Garut dan Tasikmalaya dengan modus menawarkan jasa travel umrah.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri tertipu dengan paket haji furoda yang ditawarkan seharga Rp 125 juta per orang.
Baca SelengkapnyaPihak biro perjalanan umrah bersedia bertanggungjawab atas batalnya perjalanan itu
Baca SelengkapnyaBanyaknya calon haji yang dipulangkan kembali ke Tanah Air karena tidak menggunakan visa haji.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku masih menyelidiki travel yang memberangkatkan jemaah umrah ini.
Baca SelengkapnyaSebanyak 14 calon pengantin di Palembang menjadi korban penipuan pengusaha wedding organizer (WO).
Baca SelengkapnyaKemenag Sulsel belum mendapatkan aduan dari keluarga maupun korban penipuan haji di layanan pengaduan.
Baca SelengkapnyaSelama di 2 hari 3 malam menunggu di Malaysia, para jemaah umrah PT Zam-Zam itu harus menginap di hotel kelas murah dengan nasi kotak seadanya.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami kerugian mencapai Rp2 miliar. Korban terdiri dari pengantin dan sejumlah vendor.
Baca SelengkapnyaWanita berusia 40 tahun tersebut ditangkap Aparat saat hendak menuju sebuah hotel bersama keponakannya di Mekkah pada 25 Mei 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaBanyak orang Indonesia yang terjebak janji manis travel atau pihak tertentu yang menawarkan haji furoda.
Baca Selengkapnya