Terulang lagi, seorang bayi di Palembang meninggal terpapar asap
Merdeka.com - Kabut asap di Palembang kembali merenggut nyawa. Setelah bayi berumur 28 hari, Husen, tewas akibat Infeksi Saluran Pernapasan Akut lantaran menghirup asap, kini kejadian serupa juga dialami bayi perempuan bernama, Arika Patina Ramadhani (1,3 tahun) yang tewas karena terpapar asap.
Putri pertama pasangan Muhammad Bakri (31 tahun) dan Asnayanti (27 tahun) itu sempat dirawat di instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Siti Khadijah, Palembang, Minggu (11/10), sejak pukul 07.00 WIB. Nyawanya tak tertolong lagi setelah dirawat selama sepuluh jam, dan wafat pada pukul 17.00 WIB.
Kematian korban membuat keluarga sangat terpukul. Apalagi, penyebabnya karena kabut asap yang menyelimuti Palembang sejak tiga bulan terakhir.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Bagaimana cara anak itu meninggal? Antropologi fisik di lokasi menyatakan bocah itu berusia 10 tahun saat meninggal dengan gigi terkikis dan tanda-tanda infeksi didalam mulutnya.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
"Anak saya demam tinggi. Waktu berobat di klinik, dokter bilang anak saya sakit Pernapasan. Saya bawa ke rumah sakit, namun meninggal dunia, dirawat cuma 10 jam," kata ayah korban, Bakri, Senin (12/10).
Saat dirawat, Arika mendapatkan sejumlah penanganan dari petugas medis. Mulai dari pemberian obat hingga pemasangan selang oksigen. Namun, kondisinya tidak berubah, tetapi malah memburuk.
"Kata dokter anak saya sudah parah, kena infeksi paru-paru karena asap. Kemarin sore meninggal," ujar Bakri.
Jenazah Arika sudah dimakamkan pihak keluarga di tempat pemakaman umum Kebun Bunga, Palembang, siang tadi. Tujuh hari ke depan, pihak keluarga menggelar pembacaan Surat Yasin di rumah kontrakan mereka, di Jalan Swadaya, Lorong Keluarga, Kelurahan Pakjo, Palembang.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang buka suara terkait meninggalnya pasien anak atas nama inisial AR (11) di RSUP M Djamil Padang.
Baca SelengkapnyaPolusi udara yang buruk turut menjadi pendorong kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak.
Baca SelengkapnyaKeluhan pembakaran sampah tersebut sudah diadukan sejak Juli tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSetelah dilakukan imunisasi oleh pihak puskesmas tampak sehat seperti biasa.
Baca SelengkapnyaKedua orang tua bocah malang itu sama-sama bekerja di rumah sakit S.K Lerik Kota Kupang
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaBayi tersebut sudah dirawat oleh pasangan suami istri tersebut sejak usia 4 bulan.
Baca SelengkapnyaData itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jateng.
Baca SelengkapnyaKorban pertama kali ditemukan kekasihnya yang datang ke indekos karena curiga teleponnya tak kunjung diangkat.
Baca SelengkapnyaPengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca SelengkapnyaKorban sempat masih bernapas, kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca Selengkapnya