Terungkap, Ini Kronologi Kasus Penembakan Istri TNI di Semarang
Merdeka.com - Kasus penembakan istri anggota TNI di Kota Semarang berhasil diungkap tim gabungan TNI Polri. Lima tersangka diringkus, sedangkan otak pelaku yang tidak lain adalah suami korban, Kopda Muslimin masih buron. Kondisi korban bernama Rina Wulandari saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, motif Muslimin diduga merencanakan penembakan tersebut karena memiliki pacar. Sedangkan motif kelima tersangka adalah tergiur upah yang dijanjikan Muslimin.
"Ini kasus yang sangat menarik yang perlu adanya quick response penanganannya, karena menyangkut keluarga besar Persit. Karena itu kita membentuk tim gabungan antara Polda Jateng dengan Kodam IV Diponegoro, yang tidak lama bisa kita ungkap dengan metode scientific crime investigation maupun manual, tentu modus operandi yang dilakukan adalah penembakan dengan senjata api," kata Luthfi di Semarang, Senin (25/7).
-
Siapa istri prajurit TNI ini? Bukan dengan wanita asli Papua, Ia berpacaran dengan wanita asal Pekanbaru, Riau.
-
Apa yang dilakukan Panglima TNI terhadap kasus ini? Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan proses hukum terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran tindak pidana.
-
Apa yang dilakukan oleh istri anggota TNI? Setelah dinikahi Letkol Inf Nur Wahyudi pada 2022 lalu, Juliana Moechtar menjabat sebagai Ketua Persit dan Ketua Yayasan Cabang XIX Siliwangi.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Siapa yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon? Pegi Setiawan sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon oleh Polda Jabar.
Dari pengungkapan kasus ini, polisi berhasil mengamankan lima tersangka. Sugiono alias Babi dan Ponco Aji Nugroho. Keduanya satu tim sebagai eksekutor. Kemudian Supriono dan Agus Santoso yang bertugas sebagai tim pengawas. Tim eksekutor menggunakan sepeda motor Ninja. Sedangkan tim pengawas menggunakan Honda Beat.
"Kita juga ungkap penyedia senjata api, yaitu saudara Dwi Sulistiono di mana H-3 sebelum pelaksanaan kejadian, yang bersangkutan telah terjadi transaksi senjata api rakitan yang disinyalir, dengan nilai Rp3 juta," terangnya.
Berikut kronologi kasus penembakan ini:
Senin (18/7)
Pada pukul 08.00 WIB para tersangka melakukan pematangan tempat kejadian perkara.
Pukul 11.38 WIB, mereka melakukan aksi. Dua orang mengikuti korban pada saat menjemput anaknya. Sedangkan eksekutor penembakan dilakukan Babi sebanyak dua kali.
Tembakan pertama disinyalir tidak mematikan. Para tersangka kemudian kembali ke posko sekitar 200 meter dari TKP.
"Dapat instruksi dari suami (korban) saudara M untuk dilakukan penembakan yang kedua," terang Luthfi.
Kemudian pada tembakan kedua disinyalir bersarang di tubuh korban. Polisi berhasil mengamankan dua proyektil, satu dari TKP dan kedua dari tubuh korban.
Kemudian korban dibawa ke rumah sakit. Di sana, Muslimin menelepon kepada eksekutor untuk penyerahan uang upah. "Kemudian suami korban keluar di minimarket 300 meter dari rumah sakit, diberikan uang Rp120 juta sebagai bahan kompensasi dan telah dibagi para pelaku," beber Luthfi.
Dari jumlah tersebut, kemudian dibagi-bagi di antara para tersangka. Ada yang dibelikan sepeda motor hingga emas.
Kamis (21/7)
Pukul 13.00 WIB, Supriono dan Agus Santoso berhasil diringkus.
Pukul 20.00 WIB, Sugiono akhirnya diringkus.
Jumat (22/7)
Ponco dan Dwi berhasil diringkus.
Dalam merencanakan penembakan, sepeda motor Ninja yang digunakan tersangka sempat diubah warna. Dari yang sebelumnya hijau dicat menjadi tosca.
"Barang bukti yang diamankan satu pucuk senjata api, dua magazine, empat butir peluru termasuk yang masih tersisa di magazine. Kemudian satu unit Honda Beat kemudian Kawasaki Ninja warna hijau diubah. Jaket, celana jin, topi, sepasang sepatu," sambung Luthfi.
Selain itu, sepeda motor, emas atau pun barang-barang yang berasal dari upah penembakan juga diamankan polisi.
Polisi melayangkan ultimatum kepada Muslimin untuk segera menyerahkan diri. "Saya imbau kepada suami korban yang diduga masih dalam pencarian kita, untuk segera menyerahkan diri, sebelum tim melakukan tindakan tegas kepada yang bersangkutan," pungkasnya.
Selain itu, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman di lokasi yang sama juga menegaskan terkait ancaman hukuman berat kepada anggota yang terbukti melanggar.
"Saya sudah perintahkan Pangdam dengan koordinasi dengan Kapolda agar segera bahkan saya datangkan Danpuspom, Asintel, mungkin yang bersangkutan tidak ada lagi di Jateng, sehingga bisa segera dilakukan pencarian secara cepat. Dan kita transparan bagi anggota yang misalnya betul melanggar akan dihukum seberat beratnya," tegas Dudung.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait pelaku utama merupakan pecatan tentara, pihaknya masih melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaSaat itu, T menyuruh saksi S untuk menguras bak mandi di TKP tanpa berkoordinasi dan seizin tim Inafis.
Baca SelengkapnyaSelain mengalami gangguan psikis, korban sebelumnya mengalami luka berat.
Baca SelengkapnyaKetiganya diamankan Satuan Reskrim Polres Metro Tangerang. Berikut kabel ties dan kendaraan Honda CRV.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKejadian memilukan ini ini sempat viral di media sosial. Salah satu akun media sosial instagram sempat mengunggah video yang menampilkan proses evakuasi korban.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI bernama Sersan Mayor Suprayito jadi korban pengeroyokan.
Baca SelengkapnyaPomdam Jaya masih menunggu hasil pemeriksaan tim autopsi untuk menjelaskan penyebab kematian pemuda asal Aceh yang diculik 3 anggota TNI.
Baca SelengkapnyaIstrinya yang juga polisi telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan
Baca SelengkapnyaBriptu FN, Polisi Wanita (Polwan) yang diduga membakar suaminya Briptu Rian Dwi Wicaksono (RDW) disebut mengalami trauma yang mendalam atas kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaProses penyidikan kasus tersebut telah ditangani oleh Kodam XVII/ Cendrawasih maupun dengan Korem 172. Dengan profesional selama proses penyelidika
Baca SelengkapnyaPolisi menanggung biaya pengobatan korban selama di rumah sakit.
Baca Selengkapnya