Terungkap Penyebab Warga Termakan Isu Kiamat di Ponorogo
Merdeka.com - Warga Ponorogo, Jawa Timur digegerkan dengan isu kiamat sudah dekat. Akibat isu tersebut warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo ramai-ramai meninggalkan desa mereka.
Dengan mudah warga desa percaya tanpa dicek kebenaran dari isu tersebut. Berikut ini fakta-fakta menyebarnya isu kiamat yang menggegerkan warga di Ponorogo:
Puluhan Warga Hijrah ke Malang
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mojokoncot? Menurut Kholik, alasan warga meninggalkan kampung ini karena aksesnya tersembunyi. Dahulu, wilayah ini memiliki belasan rumah dengan puluhan penduduk. Namun sejak 1970-an, warga mulai pindah ke kampung lain.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
-
Bagaimana Desa Wonorejo dikosongkan? Karena ada perluasan area tambang, kini penduduk Desa Wonorejo sudah dipindahkan ke desa terdekat, yaitu Desa Sumber Rejeki.
-
Apa yang terjadi dengan Desa Wonorejo? Di Kalimantan Selatan, ada sebuah desa yang kini telah hilang. Dulu desa itu bernama Wonorejo. Desa tersebut dulunya ditempati oleh orang-orang transmigran yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
-
Kenapa warga Kampung Nagog banyak yang pindah? Mereka terpaksa pindah karena akses jalannya yang susah. Apalagi mereka harus menyekolahkan anak, bekerja, dan lain sebagainya.
-
Kenapa penduduk kampung mati petir meninggalkan kampung tersebut? Saat itu habis maghrib anak saya mainan marmut tiba-tiba didatangi sosok orang memakai blangkon. Orang itu kakinya tidak menapak di tanah. Orang itu mengajak anak saya keliling-keliling. Tiba-tiba saja dia terbang dan berubah wujud menjadi Mak Lampir,' kata Pak Priyono.
Warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jawa Timur, termakan isu kiamat. Akibatnya, 52 warga di desa tersebut memilih keluar dari desa untuk mencari perlindungan ke pondok pesantren (Ponpes) yang ada di Kabupaten Malang.
Informasinya, hijrahnya warga Watubonang ini tidak bersamaan, tapi bertahap sejak sebulan lalu. Terakhir warga yang pindah ke Kabupaten Malang itu terjadi pada 7 Febuari 2019 lalu tapi baru heboh dan viral di media sosial sejak dua hari terakhir.
Terungkap Penyebar Isu Kiamat
Warga Desa Watubonang pindah setelah ada seorang warga yang bernama Katimun menyebarkan isu kiamat sudah dekat. Selain itu Katimun juga menyebar isu jika akan terjadi perang sampai kemarau panjang. Katimun juga meminta warga untuk segera pergi dan menjual semua aset yang dimiliki.
"Mereka dipengaruhi atau diajak oleh Katimun, warga RT 05 RW 01 Dukuh Rrajan, Desa Watubonang. Diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal akhirat," kata Camat Badegan, Ringga Irawan.
Bupati Ponorogo: Mereka Terlanjur Percaya dan Meyakini
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni juga mengaku prihatin dengan doktrin kiamat yang menimpa warganya, sehingga memilih pindah dan berlindung ke Ponpes Miftahul Falahil Mubtadi'in di Kabupaten Malang.
"Mereka percaya akan ada kiamat dan kalau di pondok itu enggak ikut kiamat. Sesungguhnya kita sudah melakukan pembinaan sekaligus memberikan pemahaman, tapi ya sulit, mereka terlanjur percaya dan meyakini," katanya.
Ipong berharap, semua pihak terkait ikut turun tangan untuk memberikan pembinaan. "Jadi harus ada upaya yang serius dari Ormas-Ormas keagamaan, MUI, Pemprov, Pemkab Malang," kata Ipong.
Komentar Gubernur Jatim
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang ikut angkat bicara dan heran dengan doktrin kiamat tersebut tanpa klarifikasi lebih dulu oleh si penerima informasi. "Itu kerentanan masyarakat ketika menerima informasi-informasi yang mereka tidak sempat tabayyun, tidak sempat klarifikasi atau mereka salah referensi," kata Khofifah.
Jadi, lanjutnya, warga yang menerima informasi tanpa tabayyun itu sudah punya ketaatan, kepercayaan, ketundukan kepada orang tertentu. "Sehingga ketika orang yang merasa menjadi top reference dalam hidupnya itu menyampaikan sesuatu, ya sudah mereka langsung percaya, dianggap kebenaran," jelasnya. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga di kampung itu harus direlokasi setelah terjadi peristiwa longsor.
Baca SelengkapnyaRebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar, di mana banyak mitos yang berkembang tentangnya.
Baca SelengkapnyaRitual 'Tito Bado Odong Gahu' bertujuan mengusir segala hal negatif akibat erupsi besar Gunung Lewotobi Laki-laki yang dampaknya semakin terasa ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaTujuan dari Rabu Wekasan adalah untuk menolak bencana, atau dalam bahasa Jawa disebut "Tolak Balak," juga menjadi wujud rasa syukur.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaJumlah desa di Kabupaten Ponorogo yang mengalami kekeringan akibat kemarau panjang bertambah banyak
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaAkses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Baca SelengkapnyaKeberadaan makam keramat palsu ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaDi Wonosobo, terdapat makam para wali yang ternyata palsu. Makam-makam itu muncul secara misterius tahun 2022.
Baca Selengkapnya