Teruntuk Orang Tua WFH, Bagilah Waktu dengan Anakmu Agar Mereka Tak Merasa Diabaikan
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 sudah setahun lebih berlalu. Selama itu pula, mayoritas perusahaan memberlakukan kerja dari rumah untuk karyawannya. Keputusan itu merupakan syarat ditetapkan pemerintah daerah dalam rangka mengurangi jumlah orang di dalam ruangan.
Selama WFH, pekerja yang sudah berstatus orang tua harus pintar-pintar membagi waktu dengan anak. Jangan sampai, mereka merasa terabaikan dengan kesibukan orang tua yang saban hari duduk di depan laptop.
"Luangkan waktu, tidak harus setiap waktu, ada waktu-waktu yang sengaja diluangkan untuk beraktivitas bersama anaknya," ujar Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani, dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia saat dihubungi. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (2/7).
-
Siapa yang bisa terdampak depresi? Gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja. Mulai dari orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak juga memiliki risiko yang cukup tinggi di masa kini.
-
Siapa yang bisa terkena depresi? Depresi bisa dialami oleh siapa saja.
-
Kenapa remaja mudah stres? Ia menjelaskan bahwa remaja sering mengalami stres, terutama saat mereka mengalami perubahan signifikan dalam tubuh, mental, serta hormon mereka.
-
Apa saja penyebab anak stres? Penyebab stres pada anak bukan hanya merupakan masalah kecil, tetapi juga dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik mereka.
-
Kenapa depresi sering muncul pada anak kanker? Gangguan psikiatrik, khususnya depresi, merupakan kondisi yang umum terjadi pada anak-anak yang menjalani pengobatan kanker.
-
Apa tanda remaja mengalami stres? Menurut Dr. Fransiska M. Kaligis, dokter spesialis kesehatan jiwa di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), perubahan perilaku yang terjadi pada remaja akibat stres merupakan sebuah isyarat bagi orang dewasa untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka.
Bagi orang tua yang bekerja dari rumah, Anna menyarankan untuk mengambil waktu cuti satu hari. Waktu ini harus digunakan secara optimal dan tidak terganggu dengan kegiatan lain.
"Setengah hari juga enggak apa-apa kita optimalkan bersama anggota keluarga, kalau bapak dan ibu bekerja, kita luangkan waktu tertentu misalnya hari Jumat pagi sampai siang beraktivitas bersama," kata Anna.
"Jadi tetap ada waktunya untuk orang tua menyediakan waktunya untuk anak-anak di rumah. Anak-anak juga jadi enggak merasa diabaikan saat di rumah," lanjut Anna.
Anna menyebut, dalam beberapa kasus terdapat remaja yang mengalami depresi ringan selama pandemi. Beberapa faktor menjadi pemicu, salah satunya lantaran orang tua tidak memiliki waktu bersama anak.
"Karena buat anak-anak dan remaja ini masa yang sangat membosankan banget. Itu amat sangat bisa dipahami dan beberapa ketika ditelaah lagi, bukan hanya karena mereka enggak bisa keluar rumah tapi juga ada macam-macam perdebatan di keluarga itu yang membuat mereka stres, orangtua juga enggak punya waktu untuk beraktivitas bersama mereka," kata Anna.
Orangtua bisa membangun aktivitas sederhana bersama anak, dan sebisa mungkin hal tersebut belum pernah dilakukan. Misalnya, menata ulang letak perabot rumah atau memasak bersama.
Berbincang hal-hal ringan yang dapat membuat tertawa dan mengetahui apa yang digemari anak juga bisa menciptakan perasaan nyaman. Yang paling penting, orangtua dapat memahami mana yang menjadi prioritas.
"Walau harus bekerja enggak apa-apa tapi harus ada waktu-waktu tertentu. Kalau enggak mungkin seharian ya enggak usah dipaksain, bosen juga kali kan mau ngapain," ujar Anna.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.
Baca SelengkapnyaAnak dengan gejala berupa sedih, lebih mudah marah, takut, cemas berkepanjangan usai liburan.
Baca SelengkapnyaKondisi stres yang dialami oleh anak dan remaja cenderung disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu diektahui orangtua.
Baca SelengkapnyaSeorang anak yang kurang kasih sayang bisa menunjukkan berbagai hal yang penting diketahui orangtua.
Baca SelengkapnyaSurvei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.
Baca SelengkapnyaDengan memahami penyebab stres dan cara mengatasinya, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak mereka menghadapi tantangan dengan lebih baik.
Baca SelengkapnyaAnak kurang kasih sayang mendapatkan banyak masalah kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaKetika seorang anak membutuhkan lebih banyak perhatian dari orangtua, terdapat sejumlah hal yang mungkin ditunjukkannya.
Baca SelengkapnyaAnak zaman sekarang cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibanding di masa lalu karena sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaSemakin bertambahnya usia, semakin banyak permasalahan yang mungkin dialami seseorang. Salah satunya adalah munculnya rasa kesepian.
Baca SelengkapnyaKeberadaan orangtua dalam pengasuhan anak merupakan hal krusial terhadap perkembangan buah hati.
Baca SelengkapnyaQuality time atau waktu berkualitas yang dihabiskan antara anak dan orangtua merupakan hal yang penting bagi perkembangan anak.
Baca Selengkapnya