Tes urine di kantor BNN Sulut, V menutup wajah dan irit bicara
Merdeka.com - Gadis cantik Manado berinisial V (19) yang mengaku menjadi korban pemerkosaan 15 pria di wilayah Gorontalo, baru saja menyelesaikan tes urine dan assessment di kantor BNNP Sulut, Rabu (11/5). Usai menjalani pemeriksaan, kepada sejumlah awak media yang menantinya, korban meminta keadilan atas proses hukum yang dijalaninya.
"Saya minta keadilan seadil-adilnya untuk saya," ujarnya singkat.
Saat menjalani assessment di BNNP, V menggunakan kerudung penutup wajah. Dia lebih banyak membungkam dan menolak untuk memberi keterangan lebih jauh soal kejadian yang menimpa, maupun proses hukum yang tengah dijalani.
-
Bagaimana tersangka Vina Cirebon dianiaya? 'Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam,' ucap dia.
-
Siapa yang mengalami kekerasan? Kekerasan ekonomi terjadi ketika pelaku KDRT menguasai aspek keuangan korban untuk mengendalikan dan merugikannya.
-
Kenapa tersangka kasus Vina Cirebon dianiaya? 'Terkait penganiayaan pada saat itu ramai di Facebook bahwasanya mereka disiksa tapi pada saat pemeriksaan muncul bahwa itu juga dilakukan sesama tahanan,' kata Surawan kepada wartawan, Minggu (26/5).
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Siapa yang dianiaya dalam kasus Vina Cirebon? Polda Jawa Barat membantah tudingan telah terjadi penganiayaan terhadap tersangka kasus dugaan pembunuhan sepasang kekasih Vina dan Rizky (Eky) yang terjadi di Cirebon Kota, Jawa Barat pada 2016 silam.
Didampingi orang tua, tim pengacara, LSM perlindungan anak dan perempuan serta tim dari Departemen Sosial, gadis cantik ini melaporkan diri sebagai korban penyalahgunaan narkoba. Dia menjalani pemeriksaan selama hampir 2 jam sejak pukul 16.00 hingga pukul 17.00 WITA.
Kepala BNNP Sulut Kombes Pol Sumirat Dwiyanto menyambut baik kedatangan korban bersama tim pendamping. Setelah dilakukan tes urine melalui enam parameter pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter, V dinyatakan negatif narkoba.
"Sesuai PP wajib lapor di mana pecandu dan korban yang sudah cukup umur bisa melaporkan diri secara sukarela, atau bersama dengan orang tua. Kami menyambut baik kedatangan mereka dan tadi sudah dilakukan tes urine dengan menggunakan enam parameter dan hasilnya negatif," jelas Sumirat.
Sementara untuk hasil assessment tim dokter, dikatakannya, belum dapat disebutkan karena korban masih akan menjalani pemeriksaan lanjut pada Kamis (12/5) besok. Rencananya dalam pemeriksaan lanjutan, korban akan menjalani pemeriksaan kejiwaan oleh psikolog.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga pengeroyokan terhadap V terkait laporan kasus dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dilakukan SU.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak menjelaskan secara rinci alasan penolakan ibu Pegi Setiawan diperiksa psikolog forensik.
Baca SelengkapnyaPelaku juga sempat ingin memukul menggunakan kipas angin berukuran besar, namun berhasil dicegah korban.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut selama pemeriksaan Pegi Setiawan kerap menggaruk kepala, cenderung menghindari kontak mata dan gelisah.
Baca SelengkapnyaKondisi A sempat lumayan parah sehingga tidak bisa bangun selama dua hingga tiga hari.
Baca SelengkapnyaNP dihukum 14 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Lubuklinggau. Padahal, selama ini dia merasa diteror pria yang suka mengintipnya.
Baca SelengkapnyaKasus salah tangkap dan dugaan penganiayaan yang dilakukan anggota kepolisian di Sukabumi menjadi atensi Kapolda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus.
Baca SelengkapnyaSelain dipukul, Pegi juga menyebut disekap kepalanya menggunakan plastik hingga tidak bisa bernapas.
Baca SelengkapnyaTindakan Firli yang terkesan menghindari kerumunan awak media, bukan berarti malu.
Baca SelengkapnyaTim hukum Polda Jawa Barat menguraikan sejumlah fakta persidangan, termasuk hasil tes psikologi forensik tersangka.
Baca Selengkapnya