Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Teuku Bagus akui setor duit ke anggota DPR terkait gedung baru

Teuku Bagus akui setor duit ke anggota DPR terkait gedung baru Teuku Bagus Mohammad Noor ditahan KPK. ©2013 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Mantan Direktur Operasional PT Adhi Karya, Teuku Bagus Mokhammad Noor, mengakui pernah menyetor sejumlah duit sogokan kepada sejumlah anggota DPR supaya perusahaannya bisa lolos dan mendapatkan proyek pembangunan gedung baru DPR.

Teuku yang juga tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan proyek P3SON Hambalang mengatakan uang itu disetorkan atas saran anak buahnya, Manajer Pemasaran Divisi Konstruksi I PT Adhi Karya, Muhammad Arief Taufiqurrahman.

Hal itu diungkapkan oleh pengacara Teuku Bagus, Haryo Wibowo, selepas mendampingi kliennya dalam pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Haryo mengatakan, kliennya cuma menuruti saran Arief yang memintanya menyetor duit kepada beberapa politikus.

"Ada beberapa nama tapi saya lupa. Itu yang minta Arief itu. Yang terekam dalam bon sementara. Konstruksi permintaan uang dari Arief itu karena Arief ini yang tahu medannya di lapangan. Lalu memberikan laporan kepada Pak Bagus. Ketika itu laporannya membuat posisi Adhi Karya dalam keadaan berat juga," kata Haryo kepada awak media di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (15/1).

Haryo menyatakan, salah satu materi pemeriksaan kliennya hari ini adalah soal proyek pembangunan gedung baru DPR. Dia menjelaskan, sebenarnya keikutsertaan PT Adhi Karya dalam proyek itu sudah dimulai sebelum Teuku Bagus menjabat Kepala Divisi Konstruksi I.

Dia pun mengakui sebelum kliennya memegang proyek itu sudah pernah ada permintaan uang. Kemudian, saat Teuku Bagus menangani proyek itu, lanjut dia, beberapa politikus itu kembali menodong PT Adhi Karya meminta tambahan duit.

"Tadi pemeriksaan memang Gedung DPR. Masalah grand design (desain utama). Tadi memang kelihatan sekali di DPR itu Adhi Karya dimintai uang. Jadi memang sebelum Pak Bagus jadi kadiv itu sudah masuk dan sudah jalan proyek itu. Pak Bagus masuk di pertengahan," papar Haryo.

Haryo menambahkan, Teuku Bagus setuju memberikan uang karena diyakinkan oleh Arief. Menurut dia, jika tidak menyetor, mustahil PT Adhi Karya bisa menggarap proyek itu.

"Di pertengahan itu kemudian ada permintaan-permintaan lagi. Yang melobi Arief karena dia yang tahu medannya. Karena dia manajer pemasaran," ujar Haryo.

Namun, Haryo mengaku lupa berapa banyak duit disetor PT Adhi Karya supaya mendapatkan proyek itu. Dia juga menyatakan uang itu diberikan secara bertahap. "Iya bertahap. Aku lupa totalnya. Ya lumayan banyak juga sih," sahut Haryo.

Haryo menjelaskan, Ketua DPR Marzuki Alie sempat memanggil Teuku Bagus. Saat itu, Marzuki mendesak supaya PT Adhi Karya mundur dari proyek gedung baru DPR itu. Tetapi, kliennya menolak mundur dengan salah satu alasannya sudah menyetor banyak duit ke beberapa politikus DPR.

"Pak Bagus pernah dipanggil Pak Marzuki waktu itu. Dipanggil Pak Marzuki diminta untuk mundur Adhi Karya. Tapi Pak Bagus enggak mau. Ya seharusnya mungkin itu ya. Karena sudah ada (uang) yang keluar itu tadi," lanjut Haryo.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Baru Dilantik, Anggota DPRD Malang Ramai-Ramai Gadaikan SK buat Jaminan Pinjaman ke Bank
Baru Dilantik, Anggota DPRD Malang Ramai-Ramai Gadaikan SK buat Jaminan Pinjaman ke Bank

Anggota Dewan menggadaikan SK ke lembaga keuangan bukanlah sesuatu yang baru.

Baca Selengkapnya
Periksa Ketua DPRD Maluku Utara, KPK Cecar soal Anggaran Pembangunan Kantor PDIP di Sofifi
Periksa Ketua DPRD Maluku Utara, KPK Cecar soal Anggaran Pembangunan Kantor PDIP di Sofifi

Usai pemeriksaan, Kuntu Daud mengatakan penyidik KPK mengonfirmasi soal pembangunan kantor di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya
Anggota BPK Achsanul Qosasi Sewa Rumah di Kemang Sembunyikan Rp40 Miliar Hasil Suap Kasus BTS Kominfo
Anggota BPK Achsanul Qosasi Sewa Rumah di Kemang Sembunyikan Rp40 Miliar Hasil Suap Kasus BTS Kominfo

Dirinya mengatakan pada awalnya sempat menyimpan uang haram tersebut di mobil.

Baca Selengkapnya
Baru Beberapa Hari Dilantik, Anggota DPRD Kota Serang Ramai-Ramai Gadaikan SK ke Bank
Baru Beberapa Hari Dilantik, Anggota DPRD Kota Serang Ramai-Ramai Gadaikan SK ke Bank

Sekretaris DPRD mengatakan tidak ada aturan yang melarang anggota dewan untuk menggadaikan SK mereka kepada bank.

Baca Selengkapnya
Tersangka Achsanul Qosasi Kembalikan Rp31,4 Miliar Terkait Korupsi BTS Kominfo
Tersangka Achsanul Qosasi Kembalikan Rp31,4 Miliar Terkait Korupsi BTS Kominfo

Adapun total aliran dana yang diterima pegawai BPK itu sebesar Rp40 miliar yang berasal dari terpidana Irwan Hermawan.

Baca Selengkapnya
Geledah Ruang Setjen DPR, KPK Temukan Bukti Transaksi Pengadaan Rumah Dinas
Geledah Ruang Setjen DPR, KPK Temukan Bukti Transaksi Pengadaan Rumah Dinas

Sejauh ini sudah ada beberapa perusahaan yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

Baca Selengkapnya
Nama Menpora Dito Ariotedjo Kembali Disebut Saksi Mahkota Sidang Korupsi BTS Kominfo
Nama Menpora Dito Ariotedjo Kembali Disebut Saksi Mahkota Sidang Korupsi BTS Kominfo

Irwan Hermawan mengatakan untuk bantuan yang diberikan oleh Dito dan kawan-kawan itu dibutuhkan dana guna bantuan hukum, sebesar Rp27 miliar.

Baca Selengkapnya
Manajer Keuangan PT RBT Buka-bukaan di Sidang Korupsi Timah, Kirim Puluhan Juta ke Harvey Moeis untuk Biaya Rapat dan Hiburan
Manajer Keuangan PT RBT Buka-bukaan di Sidang Korupsi Timah, Kirim Puluhan Juta ke Harvey Moeis untuk Biaya Rapat dan Hiburan

Harvey didakwa menerima uang Rp420 miliar bersama Manajer PT Quantum Skyline Exchange (QSE) Helena Lim.

Baca Selengkapnya