TGB buka konferensi ulama internasional: Perkuat persatuan & persaudaraan kita
Merdeka.com - Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Mesir (OIAA) Cabang Indonesia, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi resmi membuka Konferensi Ulama Internasional dengan tema 'Moderasi Islam dalam Perspektif Ahlussunah Wal Jama'ah' di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Konferensi yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh para Ulama Internasional dan tokoh-tokoh Islam dari 21 negara akan membahas konsep moderasi Islam dalam pandangan Ahlussunnah Wal Jama'ah. Digelar pada 26-29 Juli 2018, konferensi ini merupakan kelanjutan dari konferensi yang digelar tahun sebelumnya yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
TGB mengatakan moderasi Islam menghadirkan contoh-contoh kepada setiap umat manusia, moderasi Islam telah mampu menjadi tanah yang paling subur untuk nusantara.
-
Siapa pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah? Perti didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar-Rasuli.
-
Siapa yang memimpin salat tarawih di Masjid Al Azhom? Pelaksanaan salat sunah Ramadan itu akan diimami tokoh asal Arab Saudi, Syekh Dr. Khalid Abdul Kafi.
-
Siapa pendiri Majelis Nurul Musthofa? Kabar berpulangnya Habib Hasan ini diketahui dari unggahan akun Instagram Rabithah Alawiyah (@rabithah_alawiyah). Kabar duka dari Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf. Pimpinan Majelis Nurul Musthofa ini wafat pada Rabu (13/3) pagi.
-
Siapa pendiri Madrasah Adabiah? Madrasah Adabiah atau yang diartikan 'Sekolah yang Beradab' ini didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad. Kemudian madrasah ini berubah menjadi Hollandsch Inlandsche School (HIS) Adabiah pada tahun 1915. Mr. Assaat, merupakan salah satu alumni generasi awal Madrasah Adabiah.
-
Dimana Masjid Syekh Zainal Abidin berada? Masjid yang berada di Desa Pudun Jae, Kecamatan Padang Sidempuan ini sampai sekarang masih berdiri kokoh dengan ciri arsitektur yang unik.
-
Siapa Zainul Arifin? Berkiprah di lingkup organisasi sejak usia muda, KH Zainul Arifin dinilai sebagai sosok pejuang sekaligus tokoh organisasi di Indonesia.
"Salah satu buah moderasi Islam adalah proklamasi 17 Agustus 1945, di mana kita ingat sebagai hari lahirnya negara Indonesia yang merupakan hasil dari perjuangan semua rakyat Indonesia termasuk para Ulama," ujar Gubernur NTB itu dalam kata sambutannya kala membuka Konferensi Ulama Internasional Moderasi Islam yang digelar di Aula Islamic Centre Masjid Raya Hubbul Wathan, NTB, Jumat (27/7) pagi.
Dia juga menambahkan ketika moderasi Islam diabaikan maka mulailah kegelisahan hadir diantara kita, contohnya seperti di Suriah dan Irak dimana konsep hilangnya moderasi Islam terjadi dan menyebabkan perpecahan di kalangan umat, karena ekstrimnya ajaran Islam yang salah, maka yang terjadi adalah sekarang peradaban yang sebelumnya kokoh itu hancur seketika karena kebencian.
"Kita harus perkuat persatuan dan persaudaraan kita, jaga persatuan dan persaudaraan kita. Salah satu yang mampu menjaga kita dari perpecahan adalah silaturahmi. Perbanyak silaturahmi. Kita harus ingat, bahwa memenuhi ruang publik dengan ujaran-ujaran kebencian yang berbasis pada sentimen primordial keagamaan itu pasti akan menghancurkan kita semua," tambah TGB.
Selain menjadi teladan bagi masyarakat, TGB juga mengharapkan moderasi Islam dapat mengurangi pandangan ekstrim yang dapat berujung kepada aksi terorisme.
"Jangan kita biarkan orang-orang yang tidak memiliki ilmu yang kuat mengenai Islam, menyuarakan keislaman yang bisa memecah bangsa kita," tutup TGB dalam pidato sambutannya.
Di tempat yang sama, Mantan Rektor Universitas Al-Azhar Al-Syarif Mesir, Ibrahim Al-Hud Hud dalam kata sambutannya memperkenalkan konsep toleransi yang diterapkan di Al-Azhar. Kurikulum atau Manhaj yang diterapkan di Al-Azhar menerapkan nilai-nilai yang saling menghargai perbedaan, menghargai keberagaman dan mengusung konsep moderasi Islam.
"Alumni Al-Azhar tidak akan pernah menjadikan ilmu agamanya berseberangan dan bertentangan dengan dunia dan akal sehat," tutur Prof Dr Ibrahim Al-Hud Hud di Aula Islamic Centre Masjid Raya Hubbul Wathan, NTB.
Dia juga menceritakan bahwa perbedaan pendapat dan toleransi sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW dahulu, dan Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk bisa saling menghargai jika terjadi perbedaan pendapat dan tidak saling menyalahkan dan merasa paling benar.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Muslimin (Sekjen MHM) Konselor Muhammed Abdelsalam di Istana Kepresidenan Bogor.
Baca SelengkapnyaGrand Syekh Al Azhar Tiba di Indonesia, Disambut Hangat Menag Yaqut
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan Grand Syekh Al-Azhar Mesir, Imam Akbar Ahmed Al Tayeb di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7).
Baca SelengkapnyaAsosiasi ditargetkan terbentuk melalui forum Konferensi Ulama se-Asia Tenggara pada 26-28 Juli 2024 di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKegiatan silaturahmi ini merupakan sebuah harmoni kerukunan antara yang satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, muktamar ini menjadi bukti bahwa Islam di Indonesia bukan lagi Islam pinggiran.
Baca SelengkapnyaKomjen Pol (Purn) Syafruddin Kambo bertemu dengan Sekjen Liga Muslim Dunia, Syaikh Muhammad Abdul Karim Al-Isa
Baca SelengkapnyaSyekh Ahmad mengucapkan terima kasih kepada PBNU yang telah menyambutnya dalam kunjungan ini.
Baca SelengkapnyaDiselenggarakannya muktamar sufi di Indonesia bukti bahwa Islam Indonesia ini bukanlah pinggiran.
Baca SelengkapnyaSyekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaifi akan bertemu dengan pengurus Masjid Istiqlal dan dijadwalkan akan menjadi imam Salat Jumat.
Baca SelengkapnyaSelain menyampaikan khotbah, Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al Hudhaify juga menjadi imam salat Jumat bersama ribuan jemaah di Masjid Istiqlal.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf menegaskan Islam bukanlah agama kekerasan, melainkan agama yang penuh kasih,
Baca Selengkapnya