TGPF: Penetapan Tersangka Penembakan Pendeta Yeremia Tunggu Hasil Autopsi
Merdeka.com - Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Intan Jaya Benny Mamoto mengungkapkan penetapan tersangka penembakan pendeta Yeremia Zanambani menunggu hasil autopsi. 14 personel TNI sebelumnya telah diperiksa tim investigasi Mabesad setelah menerima rekomendasi TGPF terkait penembakan terhadap pendeta Yeremia pada 19 September itu.
"Untuk kasus Pendeta Yeremia masih menunggu autopsi karena pemeriksaan saksi sudah dilakukan. Setelah dilakukan autopsi baru tersangkanya diproses hukum," kata Benny Mamoto, Kamis (24/12).
Benny mengatakan saat ini Polda Papua masih berupaya untuk mendapatkan izin dari keluarga untuk melakukan autopsi. "Mudah-mudahan keluarga segera memberi izin agar autopsi dapat dilakukan," kata dia. Dikutip Antara.
-
Kenapa keluarga Aldi meminta autopsi? Selanjutnya, keluarga korban meminta agar Aldi diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Jasad Aldi akhirnya tiba di Medan.
-
Siapa yang meminta Polda Jatim untuk melakukan investigasi? Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendorong Polda Jatim untuk segera melakukan investigasi karena dikhawatirkan Briptu FN mengalami depresi pasca persalinan alias baby blues.
-
Bagaimana cara TNI AD mengklarifikasi klaim pelaku? 'Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana cara keluarga APD dan pelaku mencapai kesepakatan? 'Orangtua pelaku juga sudah membuat kesepakatan dengan kami ada poin yaitu membantu biayanya pengobatan anak sampai dirinya sembuh dan ada nominal yang sudah disepakati hanya saja tidak pantas saya sebutkan,' imbuhnya.
-
Siapa yang meminta delapan anak Papua masuk TNI? Kedelapan anak muda itu dimintakan langsung oleh Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman untuk menjadi bagian dari prajurit TNI-AD.
-
Dimana pertemuan keluarga APD dan pelaku berlangsung? 'Ia saya ayah korban bersama kedua orangtua pelaku datang ke Polda Jambi, untuk mencabut laporan polisi,' kata Rikarno Widi saat diwawancarai pada Senin (04/12).
14 Personel TNI Diperiksa
Tim Investigasi Mabes TNI Angkatan Darat terus mendalami kasus kematian Pendeta Yeremia Zanambani di Hitadipa, Intan Jaya itu yang tewas ditembak pada 19 September 2020 beberapa waktu lalu.
Danpuspomad Letjen TNI Dodik Widjanarko mengatakan saat ini Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Puspomad) sedang menggali bukti kematian Pendeta Yeremia Zanambani. Prosesnya melalui hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya dan dibantu Polda Papua.
"Berdasarkan alat bukti dan keterangan saksi-saksi bila sudah ada kejelasan adanya keterlibatan oknum anggota TNI AD dalam kejadian ini maka kasusnya akan dilimpahkan kepada penyidik Pomad untuk ditindaklanjuti dengan proses hukumnya," ujar Dodik di Markas Komando Puspomad, Jakarta, Rabu (23/12).
Menurut dia, TGPF Intan Jaya dibantu Polda Papua masih melakukan upaya pengumpulan alat bukti. Misalnya, melalui autopsi terhadap jenazah pendeta Yeremia Zanambani untuk menggali penyebab kematian.
Sementara, Dodik mengatakan Tim Mabesad dan Pomdam XVII/Cenderawasih sudah memeriksaan 14 personel TNI AD yang mengetahui peristiwa tersebut.
"Memeriksa 14 personel Satgas Penebalan Aparat Teritorial Bawah Kendali Operasi (Apter BKO) Kodam XVII/lapangan Cenderawasih," sebutnya.
Selain itu, Dodik mengatakan tim investigasi juga berencana memanggil 21 personel Yonif 400/BR untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan surat dan Puspomad tanggal 3 Desember 2020 kepada Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (pangkogabwilhan III).
"Kemudian akan menghadirkan 21 personel tersebut paling lambat awal bulan Februari 2021 setelah dilakukan rotasi satgas," katanya.
Menurut dia, seluruh kasus yang melibatkan oknum TNI AD di Kabupaten Intan Jaya akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan hukum.
"Dan kami akan memproses secara transparan tuntas dan tidak ada yang ditutup-tutupi," pungkasnya.
TNI Masih Butuhkan Bukti
Sebelumnya, Kematian Pendeta Yeremia Zanambani hingga sampai saat ini masih menyisakan misteri. Lantaran sejak 19 September 2020 lalu, sampai saat ini masih belum ada siapa pelaku penambakan tersebut.
Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspomad) Letjen TNI Dodik Widjanarko menyampaikan bahwa Tim investigasi gabungan TNI Angkatan Darat (AD) masih belum menemukan alat bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka dalam insiden.
"Masih dalam proses penyelidikan dan penyidikan oleh tim gabungan. Apabila di kemudian hari sudah didapat alat bukti yang cukup, akan langsung dilaksanakan proses hukum," ujar Dodik saat konferensi pers, Kamis (12/11).
Sementara itu, tegas Dodik, apabila insiden kematian Pendeta Yeremia turut melibatkan personel TNI. Pihaknya tak segan untuk melakukan tindakan tegas sesuai ketentuan hukum yang transparan dan tuntas.
"Nanti kalau alat buktinya sudah cukup maka akan kita pindahkan. Jadi kepada proses penyelidikan di situ sudah mulai ditemukan tersangkanya," tuturnya.
Namun demikian, Dodik mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan usaha seperti proses penyelidikan di antaranya dengan meminta keterangan para saksi, melihat TKP, dan melihat hasil forensik.
"Yang kita juga perlukan di antaranya otopsi kepada almarhum Pendeta Yeremia. Tahaoan- tahapan ini kita lakukan, karena kita tidak ingin menentukan tersangka itu ke orang yang salah, tentunya menentukan tersangka ke orang yang betul-betul melakukan dan berbuat kesalahan," imbuhnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata, polisi masih menemui sejumlah kekurangan persyaratan untuk menetapkan status tersangka.
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa memastikan mayat ditemukan pada 30 Desember 2022 silam itu adalah calon siswa TNI AL Iwan Sutrisman.
Baca SelengkapnyaAutopsi jenazah dilakukan RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaTujuh saksi lainnya merupakan orang-orang yang berada di sekitar korban, mengingat korban berstatus anak di bawah umur.
Baca Selengkapnyakorban ditemukan hari Jumat (22/9) sekitar pukul 13.10 Wita. Dia diduga tertembak senjata api jenis HS-9 dengan nomor Senpi HS178837 yang tengah dibersihkannya.
Baca Selengkapnya