Tiap hari menabung Rp 1.000, pengemis asal Pasuruan bisa naik haji
Merdeka.com - Impian Moch Anshori (78), warga Kelurahan Kepel, Pasuruan, Jawa Timur untuk naik haji akhirnya terwujud. Kakek yang berprofesi sebagai pengemis ini menceritakan kisah hidupnya hingga akhirnya dia berangkat ke Tanah Suci.
"Sebenarnya saya tidak pernah membayangkan jika akan berangkat ke Mekkah, namun karena saya memiliki tekad dan niat yang kuat, sehingga setiap hari saya menabung mulai Rp 1.000, Rp 5.000, kalau ada rejeki saya nitip Rp 50.000," kata Anshori ketika ditemui wartawan di kediamannya, Senin (24/).
Dia mengatakan, meskipun dari pagi buta hingga larut malam hanya mengantongi uang tak lebih dari Rp 50.000, namun dia meyakini bahwa akan ada jalan untuknya menuju Tanah Suci.
-
Gimana cara beli kambing kurban? Dalam Islam, seseorang dapat membeli hewan kurban baik secara mandiri maupun dengan melakukan patungan dengan orang lain.
-
Kenapa harga kambing kurban naik? Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pasar.
-
Harga kambing kurban naik berapa? Untuk harga sendiri, terjadi kenaikan di wilayah Kabupaten Bandung, berkisar Rp300-Rp500 ribu per ekornya.
-
Bagaimana penjual kambing kurban menarik pembeli? Untuk menarik minat konsumen, sejumlah cara pun dilakukan mulai dari pengiriman ke lokasi pemesan, sampai menggratiskan ongkos kirim dengan minimal pembelian di atas 15 ekor.
-
Bagaimana cara berkurban dengan sapi? Qurban satu ekor sapi ternyata bisa dilakukan secara berserikat atau lebih dari satu orang. Satu ekor sapi atau kerbau bisa maksimal untuk tujuh orang shohibul qurban.
-
Bagaimana Atta menyembelih kambing akikah? Atta, dengan penuh keterampilan, menyembelih kambing akikah sendiri. Dia tetap mengenakan apron dan sarung tangan sambil memperhatikan petunjuk dari ahli. 4
"Selain menjadi pengemis, saya juga harus mencari tambahan pemasukan dengan bekerja sebagai buruh tani, karena untuk menutup kebutuhan sehari-hari saja saya harus pontang-panting ke sana ke mari agar tidak berhutang kepada siapa pun," ujarnya.
Anshori mulai menyisihkan sebagian uang hasil memeras keringatnya sedikit demi sedikit, pada tahun 2003 lalu kemudian ditabung pada seorang tetangganya, Hanafi. Selama menabung uang recehannya itu, dia tidak pernah menghitung berapa besar yang telah dikumpulkannya.
Setelah enam tahun berjalan, dia baru mengetahui jika tabungannya telah mencapai sekitar Rp 20 juta. "Saya ditemani anak angkat saya yang tinggal di Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, memberanikan untuk mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji," ujarnya.
Kini setelah dia bisa melunasi seluruh ongkos naik haji, dia hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Tuhan. Empat ekor kambing yang menjadi satu-satunya harta kekayaan, telah dijual untuk menambah biaya keperluan ibadah haji.
"Saya telah terdaftar dan masuk daftar antrean calon haji. Untuk kapan berangkatnya, saya masih menunggu informasi dan berharap bisa segera naik haji, sedangkan untuk keseharian saya tidak pernah berubah untuk menjadi seorang pengemis maupun buruh serabutan," tuturnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaKeterbatasan penghasilan bukan halangan bagi seorang penjual cilok di Majalengka. Dia mampu membeli hewan kurban setelah menabung uang receh.
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaAwalnya ria yang hanya berprofesi sebagai pencari rumput ternak ini, biaya untuk berhaji ibarat langit dan bumi. Sulit dibayangkan olehnya.
Baca SelengkapnyaIdentik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaNiat tulusnya untuk berkurban dengan penghasilan yang pas-pasan akhirnya tercapai.
Baca SelengkapnyaShohib mengungkapkan rasa syukurnya bisa ke Baitullah karena hidupnya sebagai nelayan serba pas-pasa
Baca SelengkapnyaIa memiliki tips khusus agar bisa naik haji meskipun penghasilan tak menentu.
Baca SelengkapnyaOni Kurniawan, pengusaha peternakan kambing di Tulungagung ceritakan kisah suksesnya yang berawal dari sakit asam lambung.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca Selengkapnya