Tiba di Koarmatim Surabaya, KRI Bung Tomo bawa serpihan AirAsia
Merdeka.com - Seminggu melakukan pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ 8501 di Perairan Karimata, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, KRI Bung Tomo akhirnya kembali ke Pangkalan Komando Armada Timur (Koarmatim), Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur.
Kapal perang TNI-AL ini, tiba di Surabaya, Senin siang (5/1), dengan membawa beberapa serpihan pesawat seperti kursi, pelampung dan beberapa lainnya.
Tak hanya itu, barang-barang seperti sepatu, tas, kamera dan beberapa barang lainnya, yang diduga milik penumpang pesawat nahas tersebut, juga dibawa serta ke Surabaya, untuk kemudian diserahkan ke pihak AirAsia. Dikatakan Komandan KRI Bung Tomo, Kolonel Laut Yayan Sofyan, dalam proses pencarian dan evakuasi korban, banyak hambatan yang dilalui, khususnya masalah cuaca.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana paus pilot terdampar? Lebih dari 30 paus pilot terdampar di pantai Selandia Baru dan berhasil diselamatkan pada 25 November 2024.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
"Untuk antisipasi masalah cuaca, sebelum berangkat, kita (KRI Bung Tomo) berbekal informasi dari Staf Intelejen Koarmatim, yang kemudian dilakukan analisa perilaku cuaca di lokasi pencarian," terang Yayan, Senin (5/1).
Yayan menambahkan, di hari pertama pencarian, KRI Bung Tomo menemukan parasut darurat, dan satu koper milik penumpang. Proses pencarian sendiri, kata dia, berdasarkan aroma dan warna laut yang menjadi kecurigaan (awak) KRI Bung Tomo.
"Apalagi radar deteksi yang dimilik KRI Bung Tomo sangat akurat dan bisa melakukan deteksi di kedalaman air. KRI Bung Tomo sendiri, berhasil mengevakuasi 10 jenazah."
"Utama pencarian kita sendiri, pada manusia (korban) bukan barangnya. Karena kita sudah mendapatkan jenazah, ada juga barang-barang yang kita bawa ke sini (Surabaya) sebagai tambahan data," terangnya.
Sekadar tahu, saat melakukan pencarian dan evakuasi korban tragedi AirAsia rute Surabaya-Singapura pada 28 Desember 2014 lalu, KRI Bung Tomo bergerak di sektor lima. Dalam perjalanannya, KRI Bung Tomo mengkomandoi kapal milik Amerika Serikat, yaitu Sea Hawk Samson dan kapal perang milik Malaysia, serta kapal perang milik TNI-AL lainnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaTerlibat Pencurian Ratusan Kendaraan di Jawa Timur, Anggota TNI di Sidoarjo Ditangkap
Baca SelengkapnyaKronologi Dua Pegawai Lion Air Selundupkan Narkoba dari Medan ke Jakarta
Baca SelengkapnyaBarang berharga tersebut, yakni satu buah cincin emas, dua cincin emas berlian, uang USD 300 dan uang SGD 300.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mengamankan koper mencurigakan tersebut Senin (23/9) malam.
Baca SelengkapnyaSeorang penumpang melompat dari KMP Pratita ke Selat Bali, Senin (7/8) petang. Pria itu dilaporkan masih hilang.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaKapal pembawa material BTS hilang kontak dalam perjalanan Timika (Papua Tengah)-Lokpon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengerahkan beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Helikopter (Heli) dan Sea Rider, di sektor Perairan Bali.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaKKP mendorong Vietnam untuk kerja sama G to Gdalam pengembangan Industri budidaya BBL
Baca Selengkapnya