Tidak Ada Laporan KIPI Berat Vaksinasi Covid-19 untuk Disabilitas
Merdeka.com - Para penyandang disabilitas yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta telah menjalani vaksinasi Covid-19 di Istora Senayan. Penyuntikan untuk penyandang disabilitas dimulai pertama kali pada 11 Maret 2021 lalu, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar kelompok disabilitas tidak tertinggal dari jangkauan pemerintah.
Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia melaporkan, sampai saat ini, vaksinasi penyandang disabilitas berlangsung aman. Tidak ada laporan KIPI yang berat. Meskipun selama proses vaksinasi, para penyandang disabilitas memang perlu didampingi.
"Sejauh ini aman, untuk KIPI normal seperti ngantuk, lapar, itu memang terjadi, tapi tidak berlebihan," katanya dikutip dari siaran pers Satgas Covid-19, Jumat (9/4).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk melakukan imunisasi? Selain itu, ibu hamil juga diingatkan untuk menjauh dari pasien cacar, karena infeksi ini dapat membahayakan janin yang ada dalam kandungan jika mereka terjangkit.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk divaksinasi DBD? Saat ini, vaksin DBD sudah tersedia dan direkomendasikan bagi kelompok usia 6-45 tahun. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksin untuk anak-anak berusia 6-18 tahun, sedangkan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan vaksin bagi usia 19-45 tahun.
Dia mengatakan, penyandang disabilitas masuk ke dalam daftar 63,9 juta kelompok rentan. Sehingga harus ada sosialisasi tentang vaksinasi yang dilakukan kepada kelompok disabilitas. Sosialisasi tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah ataupun kabupaten.
“Itulah mengapa kita buat Gerakan Indonesia Bisa agar kelompok rentan ini bisa mengakses informasi, fasilitas, kesehatan, dan banyak hal, salah satunya bisa mendapatkan vaksinasi,” ungkapnya.
Sebagau informasi, pada Hari Disabilitas 2020 lalu, Presiden Jokowi meminta agar kelompok penyandang disabilitas menjadi kelompok yang diprioritaskan dalam program vaksinasi.
“Harapannya kelompok disabilitas ini bisa merasakan program pemerintah, mungkin banyak yang belum merasakan program pemerintah karena akses informasinya yang terbatas,” kata Angkie.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah Luar Biasa untuk penyandang Tuna Ganda (SLB-G) Yayasan Dwituna Rawinala, Budi Prasojo menyampaikan rasa syukurnya karena saat ini para penyandang disabilitas telah mendapatkan akses vaksinasi yang sama dengan kelompok masyarakat lainnya.
“Sampai saat ini Alhamdulillah akses informasi dari berbagai kementerian selalu terinformasikan kepada kami, khususnya untuk vaksinasi disabilitas, justru kami mendapatkan informasi terlebih dahulu sehingga kami juga yang menginformasikan ke beberapa SLB lainnya,” kata Budi.
Dia mengatakan, kemudahan fasilitas pun telah diberikan kepada para penyandang disabilitas untuk menjangkau lokasi vaksinasi.
“Dishub juga memfasilitasi kami ke Senayan secara gratis untuk menerima vaksinasi,” terangnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaDokter anak menegaskan bahwa imunisasi polio tetap aman diberikan pada anak berkebutuhan khusus kecuali pada penderita masalah kesehatan tertentu.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca Selengkapnya