Tidak penting Gajah Mada Islam atau bukan
Merdeka.com - Wakil Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta, Ashad Kusuma Djaya meminta agar polemik penamaan Gajah Mada tidak hanya dilihat berdasarkan hasilnya saja tetapi juga pada prosesnya. Ashad menerangkan bahwa Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) berada di bawah kewenangannya selaku Wakil Ketua PDM Kota Yogyakarta.
Ashad pun mengaku saat penelitian hingga buku berjudul 'Kasultanan Majapahit: Fakta Sejarah yang Tersembunyi' karya Herman Sinung Janutama tersebut terbit, dirinya sempat mengikuti prosesnya.
"Bagi kita saat itu kesimpulan seperti itu tidak terlalu penting sebenarnya. Gajah Mada Islam atau tidak, itu tidak penting," terang Ashad saat ditemui Sabtu (17/6) lalu.
-
Mengapa Al Ula menjadi kontroversial? Diindetifikasi Sebagai Kota Yang Dilarang Oleh Rasulullah Kota ini menjadi kontroversial karena diidentifikasi sebagai kota terlarang yang dijauhi oleh Rasulullah sendiri.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Kenapa Muhammad John Garuda Putra viral? Kisah menarik ini diunggah oleh John di akun TikTok pribadinya, @mjohngaruda, dan telah ditonton sebanyak 1,2 juta kali hingga Selasa, 16 Juli 2024.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
Ashad menyampaikan bahwa metode yang dilakukan oleh Herman Sinung dalam penulisan buku tersebut menggunakan metode yang menarik. Di antaranya dengan mengunjungi makam-makam tua dan melihat batu nisannya.
"Dari batu nisan itu bisa diketahui dari zaman apa. Soalnya tiap batu nisan itu berbeda-beda bentuk dan ukirannya. Sesuai dengan zamannya masing-masing," terang Ashad.
Ashad menerangkan bahwa selain menggunakan metode mengunjungi makam, Herman Sinung juga membaca beberapa manuskrip seperti babad. Dari babad-babad yang dibacanya itu, kata Ashad, Herman Sinung mendatangi nama-nama lokasi yang ditulis di sana dan melakukan riset dengan mengumpulkan keterangan dari warga setempat.
"Dari metodologi itu akhirnya Herman Sinung membuat buku tersebut. Saat proses pembuatan, beberapa kali diskusi juga dilakukan dengan mengundang sejumlah ahli seperti Joko Suryo (sejarawan UGM). Saat itu Joko Suryo juga sempat mengkritisi. Apa yang disampaikan Joko Suryo kita terima. Bagi kita saat itu bukan masalah hasil tapi bagaimana yang dilakukan Herman Sinung itu sebagai salah satu cara pandang yang ditawarkan. Kami waktu itu menghargai benar proses intelektual yang sedang dijalani oleh Herman Sinung," papar Ashad.
Ashad menguraikan bahwa saat ini yang tengah viral di media sosial tak sepenuhnya benar seperti isi buku yang diterbitkan pada tahun 2010 yang lalu. Ada beberapa, lanjut Ashad, yang dipelintir. Di antaranya adalah penamaan Gajah Mada menjadi Gaj Ahmada.
"Di buku itu tidak ditulis Gaj Ahmada tetapi Gajah Ahmada. Yang di sosial media itu tak sepenuhnya benar," jelas Ashad.
Ashad menambahkan bahwa segala proses intelektual itu harus dihargai. Proses intelektual untuk menemukan sejarah Majapahit dan Gajah Mada itu memberikan alternatif-alternatif hasil yang menarik. Kalaupun ingin menolak, sambung Ashad, harus dengan cara yang intelektual juga.
"Mereka juga perlu berpikir dengan metodelogi alternatif, jangan terjebak pada kemapanan. Kalau ingin menolak ya mari menolak secara metodelogi juga, itu yang menunjukkan seorang intelektual dan tidak," pungkas Ashad.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar tangkapan layar yang mengeklaim PM Singapura menyebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama
Baca SelengkapnyaBenarkah cover Majalah Tempo bergambar Gibran tentang jejak Fufufafa di Kaskus?
Baca SelengkapnyaBeredar klaim polisi menemukan gudang penyimpanan ijazah palsu milik Gibran
Baca SelengkapnyaMerespons tudingan itu, Mahfud lantas memberikan respons keras terhadap narasi-narasi tersebut.
Baca SelengkapnyaKementerian Pendidikan diklaim telah mencabut ijazah calon wakil presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPerdebatan tentang urgensi mendirikan negara Islam sudah selesai ketika pendiri bangsa sepakat dengan format Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat tidak mudah terpengaruh dengan banyak hoaks yang beredar di media sosial
Baca SelengkapnyaPenggunaan istilah hijrah saat ini menjadi cukup tenar, khususnya di kalangan generasi muda atau dikenal dengan istilah hijrah milenial.
Baca SelengkapnyaBeredar yang mengklaim Indonesia bergabung dengan Rusia untuk menyerang Israel, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPerlu dipahami sudut pandang Islam tentang mitos foto bertiga.
Baca SelengkapnyaBenarkah biksu berusia 300 tahun ditemukan di Malang? Simak penelusurannya
Baca Selengkapnya