Tiga Isu Energi yang Diangkat Dalam Presidensi G20
Merdeka.com - Jubir Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda mengungkapkan, ada tiga isu energi yang diangkat dalam forum kerja sama multilateral antar negara itu. Isu pertama mengenai akses energi yang terjangkau untuk semua.
"Secara umum ada tiga isu energi yang diangkat dalam Presidensi G-20, pertama akses energi yang terjangkau berkembang dan dapat diandalkan untuk semua," kata Maudy dilihat di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (12/5).
Tujuannya, kata Maudy, untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam memfasilitasi akses kepenelitian dan teknologi energi bersih. Termasuk energi terbarukan, efisiensi energi dan teknologi bahan bakar fosil yang maju dan lebih bersih.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan aksesibilitas energi? 'Kami mulai dengan memperkuat bisnis legacy kami dengan memaksimalkan dan juga membangun infrastruktur terintegrasi dari hulu, midstream dan hilir, untuk memperkuat aksesibilitas kami. Dari indeks tersebut, tantangan terbesar di Indonesia adalah aksesibilitas, dan tantangan kedua adalah keterjangkauan. Jadi kita harus mengatasi masalah ini dengan benar dalam perencanaan strategis kita,' ujarnya.
-
Siapa yang menyampaikan tentang energy security? Terkait energy security, kata Nicke, laporan terakhir World Energy Council menyebut bahwa Indonesia menempati rangking 53 dunia.
-
Bagaimana globalisasi teknologi membantu negara mencapai kemandirian energi? Globalisasi IPTEK membantu negara-negara lain memperoleh kemandirian energi dengan mengakses dan menggunakan teknologi terbaru untuk produksi dan distribusi energi.
-
Kenapa subsidi energi penting? 'Subsidi ini selalu menjadi hal yang penting untuk negara kita ini, karena dengan subsidi maka pemerintah ini memang bisa hadir langsung untuk masyarakat dan membantu masyarakat menghadapi gejolak harga, ketersediaan pasokan, dan lain sebagainya,' tambah Isa dalam sambutannya pada acara tersebut.
-
Kenapa energi listrik penting? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat modern. Peran listrik telah berkembang secara signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks.
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
"Serta mendorong investasi dalam infrastruktur energi dan teknologi energi bersih, hal ini juga mendorong pencapaian target sustainable development goals Nomor 7 yang batas waktunya hingga 2030," ucapnya.
Kedua, adalah mendorong implementasi teknologi pintar dan bersih baik dalam konteks efisiensi energi. Selain itu, pengurangan emisi dan pengembangan energi terbarukan.
Ketiga, mengenai pembiayaan untuk mendukung isu energi. Kata dia, skema dan mekanisme pembiayaan perlu dikembangkan. G20 patut mengurangi berbagai hambatan dengan menggalang kolaborasi semua pihak baik pemerintah, swasta, filantropi dengan model bisnis atau public private partnership yang inovatif.
"Transisi energi berkelanjutan memiliki tingkat urgensi yang tinggi oleh sebab itu ini harus menjadi perhatian kita," jelas Maudy.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi hijau, yaitu sekitar lebih dari 3.600 gigawatt (GW).
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan saat ini ketahanan energi nasional bersifat mendesak.
Baca SelengkapnyaHal ini ditegaskan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam gelaranPEF 2023.
Baca SelengkapnyaPertamina Hulu Energi (PHE) gali potensi industri hulu migas lewat IOGP 2023.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan perubahan iklim menjadi masalah pemerintah di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaBuku ini membahas berbagai aspek energi baik nasional maupun global. Cek Isinya di sini.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan pentingnya swasembada energi di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaKarena aspek ini menentukan bagaimana setiap negara bergerak untuk menuju target Net Zero Emission.
Baca SelengkapnyaTantangan pengembangan biodiesel B50 kedepan bukan hanya pada pemenuhan bahan baku dari CPO tetapi di aspek hilir.
Baca SelengkapnyaIndonesia akan memperkuat konektivitas jaringan listrik guna mendongkrak fleksibilitas dan resiliensi energi.
Baca Selengkapnya