Tiga Kali Mencoba Bunuh Diri, Korban Kerusuhan Mei 98 Ini Ingin Curhat ke Jokowi
Merdeka.com - Tangan kanannya tak lagi berbentuk sempurna. Bekas luka bakar 21 tahun silam masih jelas di sekujur tubuhnya, khususnya tangan kanannya yang membuat jari-jarinya hilang. Terlepas dari kekurangan fisiknya, Iwan Firman masih tetap bersemangat mengikuti aksi tabur bunga bersama para keluarga korban kerusuhan Mei 1998, dampak dari tuntutan mahasiswa yang meminta Soeharto mundur sebagai presiden setelah 32 tahun berkuasa.
Iwan (60) juga merupakan salah satu korban kerusuhan. Saat kerusuhan berlangsung, dia tengah berada di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Saat itu dia didatangi orang tak dikenal yang dia masih ingat ciri-cirinya. Dia kemudian dipukul dan dibakar hidup-hidup setelah disiram bensin yang ditumpahkan dari motor Yamaha King-nya. Kendati mengalami luka bakar cukup parah, dia selamat.
Setelah kejadian itu, Iwan menceritakan dia kembali didera cobaan. Dia berpisah dengan istrinya. Dia pun tak lagi memiliki pekerjaan. Setelah sembuh, dia tiga kali melakukan percobaan bunuh diri di rel kereta api namun selalu berhasil digagalkan.
-
Bagaimana Jokowi meminta awak media untuk informasi lebih lanjut? 'Tanyakan langsung ke Kapolri. Kapolri ada. Kapolri? Kapolri ada. Tanyakan ke kapolri langsung,' ujar dia.
-
Bagaimana pelaku membakar rumah wartawan? Selain itu, penyidik juga menemukan dua botol minuman kemasan tak jauh dari lokasi kebakaran.'30 meter dari lokasi kita temukan barang bukti di sekitar, 2 botol minuman kemasan yang ada sisanya,' ungkap Kapolda Sumut. Setelah diperiksa, ternyata sisa dari dalam botol tersebut adalah Bahan Bakar Minyak (BBM).'Jadi sudah kita periksa dan kita temukan sisa bahan bakar yang ada di botol adalah campuran solar dan pertalite,' ungkap Kapolda Sumut.
-
Kenapa rumah wartawan itu dibakar? 'Fakta inilah yang kemudian kami simpulkan bahwa ini adalah kejahatan. Kita terus menguatkan pengertian kita terjadi kejahatan, terkait hari ini kita sedang bekerja untuk menentukan siapa orang-orang yang kemudian terlibat selain para pelaku,' kata Kapolda Sumut.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Siapa yang membakar rumah wartawan itu? Polisi menangkap dua eksekutor kebakaran rumah Sempurna Pasaribu di Kabupaten Karo, Sumut beberapa waktu lalu.Adalah dua pria inisial R dan G. '2 orang eksekutor R dan G ditetapkan tersangka,' kata Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi saat jumpa pers, Senin (8/7).
-
Dimana rumah wartawan itu dibakar? Polisi menangkap R dan G, dua terduga pelaku pembakar rumah wartawan Tribrata TV bernama Sempurna Pasaribu hingga ludes dilalap api dan menewaskan korban serta tiga keluarga lainnya di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (27/6).
"Ini kan sudah berjalan 21 tahun. Sampai detik ini pemerintah seharusnya memperhatikan korban, salah satunya aku. Aku ini kan saksi hidup, bukan mengada-ada, bukan rekayasa. Kehidupanku jadi blangsak (berantakan) sekarang," jelasnya.
Sebelum kerusuhan terjadi, Iwan bekerja di sebuah toko di kawasan Glodok milik kakaknya. Namun sejak peristiwa nahas itu, dia tak lagi bisa beraktivitas.
"Tadinya aku sudah frustrasi. Sudah tidur di rel kereta api tiga kali. Maksudnya mau cari jalan pintas. Sudah buntu pikiranku," ujarnya.
Iwan berharap pemerintah bisa segera menuntaskan kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada 1998. Dia pun menyatakan keinginannya untuk bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Berhubung enggak ada yang dampingi, bagaimana kita mau ketemu sama beliau?" kata dia.
Jika berkesempatan bertemu presiden, dia ingin menceritakan peristiwa kelam yang menimpanya 21 tahun lalu. Dia ingin membeberkan kepada Jokowi pelaku yang membakarnya hidup-hidup. Dia menyebut pelakunya memiliki ciri-ciri badan tinggi besar dan rambut cepak.
Dia mengisahkan kronologi peristiwa pilu yang menderanya. Saat itu dia ditugaskan kakaknya, pemilik toko di Glodok mengantar barang dan menagih bayaran ke kawasan Senen. Tiba-tiba dia melihat sekelompok orang memasuki kawasan pertokoan di Senen di sekitar Jalan Letjend Suprapto.
Saat itu dia yang sedang membawa motor diberhentikan dan dihadang sekitar 20 orang. Dia diminta membuka helm dan langsung dikeroyok.
"Bensin motorku penuh dan dimandiin tuh satu tangki. Terus dibakar kan aku ini," kisahnya mengenang kejadian pada pukul 16.00 tanggal 14 Mei 1998 itu.
"Tepatnya di depan STM Poncol," sebutnya.
Iwan juga menceritakan banyak kawannya yang menjadi korban saat itu. Bahkan ada juga anak perempuan dari kawannya yang diperkosa kemudian dibunuh. Bahkan sampai saat ini salah satu jenazah kawannya tak diketahui di mana.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban ditemukan tewas pada Senin (1/1) sekira pukul 02.45 WIB.
Baca SelengkapnyaPenyiar radio kaget mendapat pesan dari pendengar yang kesepian dan mengaku ingin bunuh diri.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban menilai hingga kini belum ada kejelasan terkait kasus tersebut dan mendorong Komnas HAM untuk terlibat melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaTerungkap fakta terbaru kasus suami bunuh dan cor jasad istrinya di dalam rumah di Jalan Kandea II, Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar
Baca SelengkapnyaSuami istri tersebut mengalami luka bakar. Sementara mertuanya tewas
Baca SelengkapnyaKeluarga Rico mendatangi Komnas HAM, LPSK hingga KPAI agar kasus ini menjadi atensi dan pihak-pihak terkait bisa diperiksa.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa diduga ingin mengakhiri hidupnya setelah mengetahui empat anak yang dikunci di kamar mandi tewas.
Baca SelengkapnyaAdik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan, saat ini korban tengah menjalani perawatan intensif di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu, terjadi di Banjar Munduk Asem, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Baca SelengkapnyaAgung melanjutkan pemeriksaan kejiwaan ini bertujuan untuk mengetahui kepribadian.
Baca SelengkapnyaMotif pembunuhan pria berkebutuhan khusus Abid Yulandi Muyafa (38) di Kebun Jeruk Jalan Ir Soekarno, Kota Mojokerto pada Sabtu (2/10) lalu akhirnya terkuak.
Baca Selengkapnya