Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tiga Kemungkinan Penyebab Penyintas Covid-19 Bisa Terinfeksi Kembali

Tiga Kemungkinan Penyebab Penyintas Covid-19 Bisa Terinfeksi Kembali Perawatan pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor. ©2021 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menceritakan enam orang di rumahnya terinfeksi Covid-19. Mereka merupakan penyintas Covid-19, terpapar pertama kali pada 2021.

"Semuanya juga sudah divaksin dua kali, kecuali cucu saya yang baru berumur 5 tahun. Juga, lima orang yang di rumah saya itu sudah di vaksin sesudah mereka sembuh dari sakit tahun yang lalu," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (8/2).

Menurut mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes ini seharusnya penyintas Covid-19 yang sudah mendapatkan vaksinasi masuk kategori super immunity. Namun kenyataannya, mereka masih bisa terinfeksi Covid-19 kembali.

Prof Tjandra menyebut, ada tiga kemungkinan alasan penyintas terinfeksi Covid-19 kembali. Bahkan meskipun mereka mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Pertama, karena sekarang yang menyerang adalah varian Omicron. Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa varian Omicron dapat menembus pertahanan tubuh yang terbentuk karena seseorang pernah sakit sebelumnya.

"Ada penelitian yang menyebut dua atau tiga atau lima kali lebih sering. Ada juga penelitian lain menunjukkan risiko relatif terinfeksi ulang adalah 6,36 kali pada yang belum divaksin dan 5,02 kali pada yang sudah divaksin," jelasnya.

Merujuk pada penelitian ini, penyintas Covid-19 bisa terinfeksi kembali walaupun sudah divaksin. Namun diharapkan gejala yang dialami bersifat ringan atau tanpa gejala.

Kedua karena efikasi vaksin tidak 100 persen. Sehingga penyintas Covid-19 yang sudah mendapatkan vaksin lengkap, bahkan telah mendapat booster masih bisa terinfeksi kembali.

Kondisi ini disebut breakthrough infection yang derajatnya dinilai dalam bentuk breakthrough infection rate (B-Infection rate). Meski demikian, Guru Besar FKUI ini menekankan vaksinasi lengkap dan booster sangat bermakna dalam mengurangi risiko sakit berat saat terinfeksi Covid-19.

"Akan amat baik kalau kita di Indonesia juga menghitung angka B-Infection rate dan menyampaikannya ke masyarakat luas," ujarnya.

Ketiga karena status suseptibilitas genetika seseorang. Dia mengatakan, belum ada bukti ilmiah yang jelas soal suseptibilitas genetika, namun akan baik bila penelitian serupa dilakukan di Indonesia.

Masyarakat Diminta Jangan Panik

Pemerintah mengimbau agar masyarakat tidak panik dengan lonjakan kasus Virus Omicron di Indonesia. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengklaim pemerintah sudah melakukan persiapan untuk menghadapi gelombang Omicron.

"Masyarakat tetap saja beraktivitas seperti biasa sesuai dengan aturan Prokes dan ketentuan PPKM," kata Luhut dalam konferensi pers, Senin (7/2).

Luhut membeberkan pemerintah pertama akan mendorong percepatan vaksinasi. Terutama dosis pertama untuk para lansia, kelompok rentan. Dia juga menuturkan pemerintah akan mengambil kebijakan pengetatan yang lebih terarah untuk kelompok rentan seperti lansia, kelompok komorbid dan yang belum divaksin.

"Pemerintah juga menyediakan vaksin booster yang cukup untuk seluruh masyarakat Indonesia. Presiden meminta Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN dan Kepala BKKBN," ungkapnya.

Pemerintah juga saat ini melakukan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Termasuk tenaga kesehatan, obat-obatan, dan kenaikan jumlah bed yang dikonversi untuk Covid-19.

"Mengaktifkan fasilitas-fasilitas isolasi terpusat untuk merawat pasien OTG dan gejala ringan, sehingga tidak membebani rumah sakit," bebernya.

Tidak hanya itu, pemerintah juga mendorong fasilitas penginapan khusus untuk para tenaga kesehatan. Hal itu dilakukan kata Luhut agar tidak terjadi penularan omicron ketika berada di rumah.

Pemerintah juga kata dia akan mendorong secara masif penggunaan telemedicine. Para pasien bergejala ringan dapat segera diatasi dengan menghubungi dokter atau melalui aplikasi. Luhut pun menegaskan sekali lagi agar masyarakat tidak panik.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat

Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya