Tiga Korban Dukun Jagal Mbah Slamet Teridentifikasi, Teranyar Pasutri asal Lampung
Merdeka.com - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) telah mengidentifikasi tiga korban jagal dukun pengganda uang Slamet Tohari baru tiga jenazah. Ketiganya yakni Paryanto (53), warga Sukabumi, Jawa Barat, dan pasangan suami istri atas nama Irsad (43) dan Wahyu Tri Ningsih (41), warga Pesawaran, Lampung.
"Jadi korban Paryanto yang diketahui identitasnya awal sudah diserahkan kepada keluarga korban dan sudah dibawa pulang menuju Sukabumi. Sedangkan untuk jenazah pasutri asal Lampung yang dikubur satu liang lahat masih menunggu konfirmasi dari keluarganya," kata Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Kamis (6/4).
Pihaknya akan terus mengembangkan kasus tersebut mengingat aksi yang dilakukan dukun pengganda uang Mbah Slamet tersebut sudah berjalan selama dua tahun terakhir atau sejak tahun 2020. Bahkan, pelaku sudah banyak tidak ingat dan sering memberikan keterangan berubah-ubah saat pemeriksaan.
-
Siapa yang menjanjikan penggandaan uang kepada korban Paryanto? Berdasarkan hasil pemeriksaan, Paryanto dibunuh oleh Mbah Slamet dengan cara diberi minuman yang telah dicampur potas (potasium sianida). Hal itu dilakukan karena Mbah Slamet kesal terus-menerus ditagih oleh korban. Mbah Slamet juga menjanjikan akan melipatgandakan uang senilai Rp70 juta, yang disetorkan PO, menjadi Rp5 miliar.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Dimana dukun itu dimakamkan? Kini, penelitian genetik terbaru mengungkap bahwa dukun yang dikubur di Bad Dürrenberg, sebuah kota di Jerman timur itu ternyata bukan ibu dari bayi tersebut, melainkan kerabat turunan keempat atau kelima dari anak laki-laki yang kemungkinan dimakamkan beberapa dekade sebelumnya.
"Untuk mengidentifikasi para korban, Polda Jateng membuat posko aduan di setiap polres. Hingga saat ini sudah ada 17 laporan, kita arahkan untuk pengambilan DNA mencocokkan dengan jenazah yang ada di Banjarnegara," ungkapnya.
Penyidik juga mengamankan Budi Santosa yang berperan menjaring calon pasien melalui media sosial (medsos) Facebook. Dia mempromosikan Mbah Slamet sebagai dukun pengganda uang. Ketika ada calon konsumen datang, dipertemukan kepada Slamet.
"Untuk pasal yang kita sangkakan kepada kedua pelaku adalah Pasal 338 dan 340 KUHP dengan ancaman pidana maksimal 20 tahun penjara atau seumur hidup atau mati," tutup Kapolda.
Sebelumnya, kasus pembunuhan dukun pengganda uang terungkap setelah adanya laporan kehilangan Paryanto (53), warga Sukabumi Jabar. Dari informasi yang dihimpun keluarga bahwa korban berangkat ke Banjarnegara menemui Slamet. Korban yang sempat mengirimkan pesan dan lokasi melalui aplikasi Whatsapp kepada anaknya.
Pesannya berisi instruksi jika tidak ada kabar darinya selama beberapa hari, sang anak diminta datang ke rumah Slamet bersama aparat.
"Ini di rumahnya Pak Slamet. Buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal ayah tidak ada kabar sampai Minggu, langsung saja ke lokasi bersama aparat," ungkapnya.
Selanjutnya korban sudah mulai tidak bisa dihubungi, kemudian keluarga melaporkan pada Polres Banjarnegara pada Senin 27 Maret 2023. Mendapat laporan, polisi langsung melakukan penyelidikan dengan menyusuri lokasi Slamet.
"Hasil penyelidikan bahwa PO dibunuh Slamet dan dikubur di Jalan setapak menuju ke hutan di Wanayasa," jelasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dukun pengganda uang Slamet Tohari terancam hukuman mati
Baca SelengkapnyaRekonstruksi dilakukan guna mencocokkan keterangan sebelum proses tahap pelimpahan berkas tersangka ke oditur militer pekan ini.
Baca SelengkapnyaKetiga terdakwa tersebut juga terancam Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
Baca SelengkapnyaTotal tersangka penculikan dan pembunuhan Imam Maksyur sebanyak enam orang.
Baca SelengkapnyaTNI berjanji mengusut kasus tersebut secara transparan.
Baca SelengkapnyaHotman berharap kepolisian bisa mengungkap kasus terkait adanya 'cukong' yang kerap memeras para pedagang obat.
Baca SelengkapnyaTiga warga Cibatu, Garut, Jawa Barat diduga diamuk sekelompok berandalan bermotor.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan motif di balik peristiwa berdarah yang mengakibatkan tewasnya satu orang warga Sampang.
Baca SelengkapnyaAtas kedekataan angkatan, kata Irsyad, tiga Anggota TNI bersama dengan satu tersangka sipil inisial MS.
Baca SelengkapnyaKetiga tersangka tersebut yakni berinisial EN, BC dan AG.
Baca SelengkapnyaRupanya para pelaku sempat menculik dua orang. Namun satu korban karena kondisinya tidak sehat akhirnya dilepas di Tol Cikeas.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop: Deretan Kasus Pembunuhan Sadis Sepanjang Tahun 2023
Baca Selengkapnya