Tiga Pesawat Dikerahkan Cari Twin Otter yang Hilang
Merdeka.com - Cuaca cerah mengiringi keberangkatan pesawat jenis Twin Otter PK - CDJ Seri 400 yang berisikan 13 penumpang yang terdiri dari Rescuer Kansar Timika sebanyak 4 orang, Anggota Brimob Detasemen B Timika sebanyak 4 orang, TNI AU Timika sebanyak 1 orang, dan crew pesawat sebanyak 4 orang.
Hari ini adalah pencarian hari kedua bagi tim SAR gabungan di Timika dalam pencarian pesawat Twin Otter PK - CDC seri 400 yang menempuh perjalanan dengan rute Timika – Ilaga.
Kepala SAR Timika Monce Brury menuturkan dalam pencarian hari ini baru melibatkan satu pesawat milik maskapai penerbangan PT Carpediem Aviasi Mandiri.
-
Apa nama pesawat yang dibajak? Kronologi Pembajakan Pesawat jenis Vicker Viscount bermesin empat dengan registrasi PK-MVM 'Merauke' ini akan menempuh perjalanan udara menuju Makassar, dilanjutkan ke Surabaya dan berakhir di Jakarta.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Apa jenis pesawat yang mereka gunakan? Timm dan Cook mempersiapkan pesawat Cessna 172 dengan berbagai modifikasi, termasuk instalasi tangki bahan bakar tambahan.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Dimana paus pilot terdampar? Lebih dari 30 paus pilot terdampar di pantai Selandia Baru dan berhasil diselamatkan pada 25 November 2024.
-
Bagian pesawat apa yang lepas? Ketika pesawat berada di ketinggian 17.300 kaki, panel kaca depan pesawat tiba-tiba meledak dengan hebatnya.
"Arah pencarian menuju Ilaga. Cuaca hari ini cerah tapi sedikit berawan sebagian, semoga ada hasil dalam pencarian hari ini," jelas Monce, dihubungi Liputan6.com lewat gawainya, Kamis (19/9).
Monce menyebutkan hari ini ada 3 pesawat yang disiagakan dalam pencarian yakni 1 maskapai dari perusahaan PT Carpediem, lalu 1 pesawat tipe caravan dari TNI AU, dan 1 pesawat jenis Cassa dari TNI AU.
"Sementara Airfast milik PT Freeport Indonesia disiagakan hanya untuk evakuasi. Kami masih fokus pencarian pesawat Twin Otter dan sampai saat ini belum ada sinyal dari pesawat yang terdeteksi," jelasnya.
Penerbangan dengan rute Timika-Ilaga memang selalu mendebarkan. Penerbangan ke jalur pegunungan ini hanya dapat ditempuh dengan pesawat berbadan kecil, maksimal berisi 8-12 orang dengan tipe Twin Otter.
Jika cuaca cerah, penumpang dari atas pesawat dapat menikmati keindahan hamparan pegunungan. Keindahan alam ini, biasa dinikmati jika cuaca cerah pada penerbangan pagi hari, mulai pukul 06.00-09.00 WIT. Sesekali bahkan pesawat bisa melewati celah pegunungan itu.
Jangan tanya jika cuaca dalam rute penerbangan itu sudah mulai berawan atau berangin, tetap saja penumpang di atas pesawat hanya merasakan goncangan dan pegunungan yang tertutup awan.
Walau pesawat Twin Otter PK - CDC seri 400 yang menempuh perjalanan dengan rute Timika – Ilaga, sekitar pukul 10.54 WIT telah lepas landas dari Bandara Mozes Kilangin Timika dalam keadaan cuaca cerah, namun pada penerbangan yang harusnya hanya ditempuh dengan jarak waktu 30-40 menit, pesawat yang mengangkut 4 orang ini kehilangan kontak dengan bandara Timika ataupun Bandara Aminggaru Ilaga.
Informasi yang diterima Liputan6.com, pukul 10.54 WIT Pesawat mengajukan permintaan untuk melalui jalur UPAS dan menginformasikan ETA (estimate Time Arrival)/ tiba di Ilaga (WAYL) pukul 11.09 WIT, dan disetujui oleh ATC dan diarahkan oleh ATC untuk mengikuti tiba procedure 122.9 (Freq komunikasi antar Pilot).
Lalu pukul 12.30 WIT sampai dengan berakhirnya NOTAM Ilaga pukul 12.30 WIT pihak Airnav Bandara Aminggaru Ilaga belum mendapatkan kontak radio dari pesawat Twin Otter, sehingga pihak Airnav memperpanjang NOTAM sampai dengan pukul 13.00 WIT.
Pukul 13.00 WIT Bandara Aminggaru Ilaga telah ditutup penerbangan dan posisi pesawat belum diketahui dan pencarian dihentikan.
"Pesawat-pesawat kecil di Bandara Ilaga itu maksimal masuk dan keluar bandara sekitar pukul 11.00 WIT atau lewat sedikit. Di atas jam 12.00 WIT biasanya Bandara Ilaga sudah tutup, sebab jam 12.00 WIT ke atas adalah waktu yang rawan untuk penerbangan karena cuaca tak bersahabat," jelas Anna, salah satu ASN di Kabupaten Puncak.
Sebelumnya, pada Rabu (18/9), pukul 10.54 WIT pesawat jenis Twin Otter Series 400 Type DHC6 dengan Nomor registrasi PK-CDC hilang kontak dalam perjalanan Timika-Ilaga.
Pesawat dengan misi kargo mengangkut 1.700 kg beras bulog milik Pemkab Puncak dan satu penumpang bernama Bharada Hadi Utomo yang merupakan anggota Brimob, serta 3 crew pesawat.
Reporter: Katharina JanurSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kecelakaan pesawat tempur latih Super Tucano TNI AU menewaskan tiga prajurit.
Baca SelengkapnyaKapal pembawa material BTS hilang kontak dalam perjalanan Timika (Papua Tengah)-Lokpon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaDua pesawat itu diterbangkan oleh empat perwira menengah TNI AU.
Baca SelengkapnyaPilot pesawat Super Tucano yang mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur, sempat menyampaikan mereka memasuki awan sebelum akhirnya hilang kontak.
Baca SelengkapnyaInformasi diperoleh, helikopter milik PT IWIP jenis bel 429 PK – SWS membawa satu penumpang dan dua kru.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaKedua pesawat itu sedang melakukan latihan formasi secara rutin.
Baca SelengkapnyaIdentitas dua korban meninggal dunia belum bisa diungkap BPBD Pasuruan.
Baca SelengkapnyaDua pesawat Super Tucano yang jatuh diisi oleh empat awak perwira menengah TNI AU.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaTiga korban tewas diketahui atas nama Suwanda (55), Farid Ahmad (34) dan Pulu Darmawan (39).
Baca SelengkapnyaDua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru, Pasuruan.
Baca Selengkapnya