Tiga Sebelum Tiga: Tips Siap Divaksinasi dari dr. Reisa
Merdeka.com - Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dr Reisa Broto Asmoro menyarankan tiga langkah inti persiapan calon penerima vaksin, agar proses vaksinasi lancar dan aman serta membawa dampak semaksimal mungkin. dr. Reisa menyarankan agar anggota masyarakat yang sudah punya jadwal terkonfirmasi mempersiapkan diri sebaik mungkin menjelang hari vaksinasi.
Di periode Februari sampai dengan Maret 2021 ini, atau dalam tahap kedua Program Vaksinasi Covid-19 ini, Kementerian Kesehatan menargetkan kaum lanjut usia (Lansia) dan pelayan publik sebagai kelompok sasaran penerima vaksin.
"Vaksin dapat menyelamatkan nyawa. Vaksin selama ini telah terbukti dapat melindungi kita dari berbagai penyakit menular. Dan vaksin Covid-19 yang digunakan pada masa darurat Pandemi ini efektif mengurangi resiko infeksi berat dan fatal dari covid-19. Jadi, persiapkan diri sebaik mungkin untuk mendapatkan dampak yang optimal, yakni tercipta kekebalan tubuh semaksimal mungkin,” kata dr. Reisa, Rabu (24/3).
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kapan vaksin Mpox mulai digunakan di Indonesia? Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN sudah dilakukan sejak 2023, setelah ditemukannya kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
Saat ini, sudah sekitar 6 juta masyarakat Indonesia yang menerima vaksin dosis pertama dan sekitar 2,5 juta orang yang sudah menerima vaksin dosis ke-2. Namun, sayangnya, laporan Kementerian Kesehatan RI per 21 Maret 2021, menunjukkan masih ada beberapa orang yang sudah terdaftar harus tertunda proses vaksinasi dikarenakan kondisi kesehatan yang belum memenuhi syarat untuk menerima vaksin.
Maka dari itu, Jubir dan Duta AKB dr. Reisa menyarankan “Tiga, Sebelum Tiga” untuk mereka yang akan vaksinasi Covid-19. “Praktikkan tiga langkah persiapan, sebelum mendapatkan tiga manfaat vaksinasi,” ujar dr. Reisa.
Pertama, Lakukan Pendaftaran dan Pastikan Apabila Nama Sudah Terdaftar.
Calon penerima vaksin yang merupakan sasaran vaksinasi pada periode ini sudah terdaftar di dalam Sistem Satu Data Vaksinasi yang dikembangkan pemerintah. Pada dasarnya akan mendapat giliran untuk divaksin di fasilitas pelayanan kesehatan. Namun, berkat inisiatif kerjasama yang erat oleh berbagai komponen masyarakat, beberapa pos vaksinasi didirikan di berbagai kota besar dan membuka pendaftaran daring atau kolektif. Silakan melakukan pendaftaran dengan cara yang tepat sesuai petunjuk panitia penyelenggara sebelum datang ke tempat vaksinasi.
“Hindari datang langsung tanpa perjanjian karena akan membuka peluang antrean panjang dan kerumunan yang akan merugikan semua pihak,” tegas dr. Reisa, yang tetap menekankan bahwa 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Menjauhi Kerumunan, serta Mencuci Tangan) juga harus diterapkan di pos vaksinasi.
Kedua, Periksa Kesehatan dan Pastikan Kondisi Fit Sebelum divaksinasi.
Bagi calon penerima vaksin baik yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, ataupun yang selama ini belum mengetahui kondisi kesehatannya seperti apa, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan meminta rekomendasi dokter sebelum menerima vaksin covid-19.
“Pastikan suhu tubuh kita normal, di bawah 37,3 derajat celcius dan tekanan darah di bawah 180 per 110,” ujar dr. Reisa.
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sejak Februari 2021 juga telah menyatakan bahwa penderita hipertensi atau darah tinggi dapat divaksinasi apabila tekanan darahnya dalam kondisi terkontrol dan di bawah 180/110 MmHg pada saat dilakukan vaksinasi. Begitu juga dengan penderita Diabetes, mereka dapat divaksinasi sepanjang kondisi kadar gulanya terkontrol dan tidak sedang mengalami gangguan akut. Penyintas kanker dapat tetap diberikan vaksin dengan syarat sudah tidak menjalani terapi imunosupresi. Sedangkan penyintas COVID-19 dapat divaksinasi jika sudah lebih dari tiga bulan pasca sembuh.
“Dan kabar baik lainnya, Ibu menyusui saat ini juga sudah diketahui dapat diberikan vaksinasi,” ujar dr. Reisa. Beberapa ahli bahkan menduga imunitas yang didapat ibu menyusui dapat ditemukan pada bayinya.
Untuk menghindari tekanan darah tinggi pada saat skrining pemeriksaan kesehatan, dr. Reisa menyarankan agar calon penerima vaksin beristirahat atau tidur dengan cukup, menjalani gaya hidup sehat, tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol, berolahraga dengan rutin sesuai kapasitas tubuh masing-masing dan jauhi kondisi yang dapat menimbulkan stres berat.
Bagi masyarakat yang masih dalam pengobatan atau terapi, dr. Reisa menganjurkan untuk tetap melanjutkan konsumsi obat-obatan yang disarankan dokter dan tidak perlu dihentikan karena hendak vaksinasi Covid-19.
“Berbahagialah dan bersyukurlah karena negara kita telah memulai program vaksinasi sehingga dapat terlindungi lebih cepat,” terang dr. Reisa, menjelaskan bahwa baru hanya beberapa puluh negara yang memulai vaksinasi dari seluruh 200 lebih negara yang ada di dunia.
“Mendapatkan kesempatan divaksin adalah rezeki yang berkah. Ekspresikan rasa senang dan suka cita kita dan tidak perlu cemas saat akan divaksin. Prosesnya cepat dan tidak terasa sakit.”
Dokter Reisa menyarankan agar calon penerima vaksin memakai baju yang lengannya dapat dilipat dengan mudah atau baju berlengan pendek. Untuk perempuan, pos vaksinasi akan menyiapkan ruang tertutup, terutama bagi mereka yang berhijab.
Ketiga, Pelajari Rangkaian Proses Vaksinasi
Juru Bicara Satgas yang juga Jubir Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 Tingkat Pusat tersebut juga menyarankan agar para calon penerima mempelajari pertanyaan-pertanyaan yang merupakan bagian skrining atau penyaringan peserta vaksinasi. Menurut Surat Edaran Ditjen P2P bertanggal 18 Februari 2021, setidaknya ada 14 pertanyaan yang harus bisa dijawab calon penerima vaksin di meja penyaringan.
Petunjuk teknis vaksinasi covid-19 menyatakan bahwa setiap pos vaksinasi setidaknya memiliki satu rangkaian proses dengan empat meja. Meja No.1 adalah registrasi atau verifikasi pendaftaran, Meja 2 adalah penyaringan dengan anamnesa dan pemeriksaan kesehatan, Meja 3 adalah tempat dilakukannya vaksinasi, dan Meja 4 adalah meja registrasi setelah penyuntikan yang disertai adanya ruang tunggu untuk dilakukannya masa observasi minimal 30 menit.
“Keempat meja ini melambangkan proses yang komprehensif. Oleh karena itu tidak bisa saling dipisahkan. Ikuti semuanya dengan persiapan yang baik dan patuhi saran petugas,” ujar dr. Reisa.
Selama menunggu, pelajari semua tentang dampak ringan yang umum terjadi pascavaksinasi. Kemudian setelah menerima surat bukti sudah divaksinasi, buat agenda di kalender untuk kembali mendapatkan dosis kedua.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaVaksin Nusagard akan digunakan pada Program Imunisasi Nasional pada 2023 mendatang. Program ini menyasar 2,9 juta anak usia kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD).
Baca SelengkapnyaDiare hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada bayi.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca Selengkapnya