Tim Ahli Komnas HAM Hari Ini Uji Hasil Temuan Dalam Kasus Penembakan Brigadir J
Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sudah mulai bekerja sejak awal kejadian tembak menembak menewaskan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) lalu. Komnas HAM sudah mengantongi kronologi detail kejadian kematian Brigadir J.
"Komnas HAM semakin ketat (memperoleh) struktur kronologi peristiwa, tidak hanya lihat hari per hari yang kami lihat tapi bahkan kami lihat jam per jam dan lebih detail lagi. Jadi kami sudah menyusun itu dan itu bekal kami untuk melihat semua hal untuk melihat TKP-nya," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di kantor Komnas HAM, Rabu (20/7).
Anam mengklaim, kronologi yang bakal dibeberkan nanti telah diambil berdasarkan hasil keterangan seluruh pihak, baik Keluarga Brigadir J, pihak Irjen Ferdy Sambo, ahli, sampai pihak lain yang terlibat dalam kasus ini.
-
Siapa Bapak Brimob Polri? Atas perjuangannya, Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Dr. H. Moehammad Jasin dikenal sebagai Bapak Brimob Polri.
-
Siapa Jenderal Bintang 3 yang pernah gantikan Ferdy Sambo? Jenderal Bintang 3 Polri ini sebelumnya tercatat tengah menjabat sebagai Kadiv Propam Polri. Posisinya itu pun kini diserahkan kepada Irjen Abdul Karim. Ya, Syahar Diantono menjabat sebagai Kadiv Propam Polri sejak 8 Agustus 2022. Ia dilantik untuk menggantikan Ferdy Sambo yang terlibat kasus pembunuhan berencana ajudannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
-
Siapa yang 'ditinggalkan' Kompol Syarif? Dia 'ditinggalkan' patner kerja yang sama-sama mengawal presiden Jokowi setiap hari.Patner kerja itu ialah Kapten TNI Sony Matsuri.
-
Siapa yang menembak ajudan Bos KKB? Ajudan Bos KKB Intan Jaya Basoka Lawiya Ditembak Buntut Bakar Sekolah di Paniai, Senpi Disita Basoka Lawiya, ajudan pimpin KKB Intan Jaya Undius Kogoya di Paniai ditembak mati Satgas Damai Cartenz-2024, Rabu (22/5).
-
Kenapa ajudan bos KKB ditembak? Penembakan buntut insiden penyerangan dan pembakaran sekolah dan kios warga di daerah itu.
-
Dimana ajudan bos KKB ditembak? Basoka Lawiya, ajudan pimpin KKB Intan Jaya Undius Kogoya di Paniai ditembak mati Satgas Damai Cartenz-2024, Rabu (22/5).
Meskipun begitu, dia belum bisa membeberkan kronologi tersebut ke publik. Karena masih ada kepentingan proses penyelidikan yang bakal dijalani. Tapi Anam mengatakan, akan menguji hasil temuan itu dengan tim sudah dibentuk Komnas HAM pada Kamis (21/7).
"Komnas HAM sudah sangat memastikan bagaimana posisi luka dan kenapa luka itu terjadi, namun demikian kami akan menguji dengan ahli kami sendiri yang kami pakai. Kapan waktunya? Besok (hari ini), karena memang tahapannya kami membereskan di internal dan mencari waktu ahli kami," ujar dia.
Komnas HAM menegaskan penonaktifan Irjen Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam tak mempengaruhi pengusutan kasus kematian Brigadir J terkait insiden baku tembak sesama anggota polisi di rumah dinas jenderal bintang dua tersebut. Sambo sebelumnya dinonaktifkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Kadiv Propam Polri agar penyelidikan kasus penembakan antara ajudannya, Bharada E dan Brigadir J terang.
"Bagi Komnas Ham mau itu aktif mau non aktif tidak berpengaruh," kata Anam.
Meskipun begitu, Anam menyebut Komnas HAM belum memasuki ranah mengenai penonaktifan Ferdy Sambo. Dia hanya menekankan bahwa Komnas HAM tetap bekerja untuk mengusut kasus tersebut.
"Sebenarnya Komnas HAM belum melangkah sampai di situ. Tapi dalam tradisi Komnas HAM, mau aktif atau tidak, bukan yang kami sandarkan, tapi yang kita sandarkan pada kewenangan Komnas HAM dan komitmen aksesbilitas Komnas HAM sudah dibangun dalam komunikasi Komnas HAM dengan pihak kepolisian," tutur Anam.
Komnas HAM Klaim Kantongi Kronologi Kasus Brigadir J
Dia mengatakan, Komnas HAM udah mulai bekerja sejak awal kejadian tembak menembak yang menewaskan Brigadi J di rumah dinas Kadiv Propam pada Jumat (8/7) lalu. Hingga berita ini ditulis, Kamis (21/7) pihaknya sudah mengantongi kronologi detail kejadian.
"Komnas HAM semakin ketat (memperoleh) struktur kronologi peristiwa, tidak hanya lihat hari per hari yang kami lihat tapi bahkan kami lihat jam per jam dan lebih detail lagi. Jadi kami sudah menyusun itu dan itu bekal kami untuk melihat semua hal untuk melihat TKPnya," kata Anam.
Anam mengklaim, kronologi yang bakal dibeberkan nanti telah diambil berdasarkan hasil keterangan seluruh pihak, baik Keluarga Brigadir J, pihak Irjen Ferdy Sambo, ahli, sampai pihak lain yang terlibat dalam kasus ini.
Meskipun begitu, dia belum bisa membeberkan kronologi tersebut ke publik. Karena masih ada kepentingan proses penyelidikan yang bakal dijalani. Tapi Anam mengatakan, akan menguji hasil temuan pada hari ini Kamis (21/7) dengan tim yang sudah dibentuk olehnya.
"Komnas HAM sudah sangat memastikan bagaimana posisi luka dan kenapa luka itu terjadi, namun demikian kami akan menguji dengan ahli kami sendiri yang kami pakai. Kapan waktunya? Besok (hari ini), karena memang tahapannya kami membereskan di internal dan mencari waktu ahli kami," ujarnya pada kemarin, Rabu (20/7).
Temuan Komnas HAM
Komnas HAM mendatangi Keluarga Brigadir J di Jambi, beberapa waktu lalu. Dari hasil kunjungan tersebut, Komnas HAM mendapat pengakuan soal peretasan handphone sampai kehadiran rombongan polisi di rumah keluarga Brigadir J.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam membeberkaN pihaknya telah memperoleh informasi atas adanya peretasan dan pemblokiran yang dialami keluarga, pasca kematian Brigadir J.
"Kami mendapatkan informasi soal pag gulipak digital, ada soal pemblokiran, ada soal peretasan yang itu berbeda problemnya," kata Anam kepada wartawan di kantornya, di Jakarta pada Rabu (20/7).
Anam mengatakan peretasan itu didapat cukup detail mulai dari kapan, siapa, dan bagaimana kejadian itu bermula. Termasuk apakah ada yang hilang, atau tidak dari dokumen digital.
Komnas HAM menemukan upaya peretasan maupun blokir yang dialami keluarga berkaitan dengan kematian Brigadir J. Adapun kemungkinannya, insiden itu sejalan dengan kabar kematian yang diketahui keluarga, Jumat (8/7).
"Kami mendapat informasi yang cukup untuk itu. Sepanjang kami yang dapat dengan background orang tua, pasti berhubungan dengan ini. (Ada peristiwa pemblokiran dan peretasan) itu yang diberikan oleh keluarga kepada kami," beber dia.
Komnas HAM menyebut dari keterangan Samuel Hutabarat, ayah kandung almarhum Brigadir J, keluarga sebenarnya tak masalah kehadiran polisi di rumahnya
"Ketika saya tanya kepada pihak keluarga di tengah proses dan di akhir proses bertemu keluarga karena realitasnya disana banyak polisi banyak polisi di sekolah itu saya tanya ini kok banyak polisi di sana? Bagaimana keadaan polisi tersebut?" kata Anam sambil tirukan dialog dengan Samuel.
"Awalnya ada yang bilang waduh kurang nyaman terus diskusi di antara mereka. Terus oh enggak kok, begini-begini, karena yang paling lama di rumah itu bilang enggak apa-apa karena memang diminta Kapolda untuk datang ke sana kalau ada sesuatu yang dikomunikasikan," tambah Anam.
Bahkan, Anam menceritakan sempat memastikan kembali kepada pihak keluarga atas kenyamanan mereka dengan kehadiran polisi tersebut. Keluarga Brigadir J menyatakan tidak masalah.
"Ujung dari jawabannya adalah ya tidak mengganggu, karena memang disitu diperintahkan membantu keluarga oleh polda. Bener nih? Kalau mengganggu kami telpon Kapolda nih, Kami (Keluarga Brigadir J) enggak merasa terganggu. Ya apa itu, maknanya ya tanya sendiri ke Samuel Hutabarat," ucap dia.
Anam menggambarkan kondisi di rumah Brigadir J. Polisi-polisi yang datang cukup jauh dari rumah tempat tinggal keluarga. Posisi mereka itu terpisah dengan beberapa bangunan.
"Oh polisi enggak di lokasi, ini kan rumah kelas-kelas. Nah ini jauh, jadi enggak deket. Ya kalau katanya keluarga demikian pas kami memeriksa (tetap nyaman). Tapi kalau pas meriksa itu ya enggak ada polisi lah," ujar Anam.
Meski telah mendapatkan informasi detailnya, Anam masih belum bisa membuka hal tersebut secara rinci ke publik. Sebab, hal itu masih dalam kepentingan penyelidikan yang dilakukan Komnas HAM.
Dua Jenderal dan Perwira Polisi Dinonaktifkan
Pengusutan kasus Brigadir J membuat Polri menonaktifkan sementara sejumlah pejabat korps bhayangkara. Pertimbangan polisi yaitu untuk proses penyelidikan.
Mereka yang dinonaktifkan sementara oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yaitu Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Ferdy dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kadiv Propam, pada Senin (18/7). Sebagai penggantinya, jabatan tersebut diisi oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono
Kabiro Pengamanan Internal, Brigjen Hendra Kurniawan menambah daftar polisi yang dinonaktifkan, buntut kematian Brigadir J. Pengumuman Hendra dinonaktifkan disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Polri belum merinci alasan pencopotan. Namun, desakan pencopotan muncul dari keluarga Brigadir J.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menjadi anggota polisi ketiga yang dicopot dari jabatannya sementara waktu. Kekosongan jabatan yang dijabat oleh Budhi, akan ditunjuk langsung oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut jabatan baru Kombes Budhi Herdi dari Kapolri usai terseret kasus Ferdy Sambo.
Baca SelengkapnyaPropam Polri akan mengawasi selama proses penyelidikan dilakukan timsus Polda Kaltara.
Baca SelengkapnyaAnggota yang kala itu dijatuhkan sanksi etik karena terseret kasus Ferdy Sambo telah menjalani masa hukumnya
Baca SelengkapnyaHendra Kurniawan masih harus wajib lapor dan program bimbingan yang diselenggarakan Bapas Kelas I Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menaruh harapan besar pada jajaran kepolisian dalam mengusut kasus ini.
Baca SelengkapnyaNilai sengketa yang digugat oleh orangtua Brigadir J yakni senilai Rp7.583.202.000
Baca SelengkapnyaHadi mengatakan proses penyelidikan tetap dilakukan dengan tetap saling menjaga marwah.
Baca Selengkapnyakorban ditemukan hari Jumat (22/9) sekitar pukul 13.10 Wita. Dia diduga tertembak senjata api jenis HS-9 dengan nomor Senpi HS178837 yang tengah dibersihkannya.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak kejadian naas tersebut yang merusak citra Kepolisian Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSigit juga memerintahkan agar memberikan hukuman yang berat terhadap Dadang karena dianggap telah mencederai institusi Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaKeluarga Brigadir J menggugat Ferdy Sambo Cs hingga Kapolri karena menilai melakukan Perbuatan Melawan Hukum.
Baca SelengkapnyaKompolnas ingin memastikan proses penangan peristiwa tersebut berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnya