Tim DVI berhasil identifikasi dua balita korban Trigana Air
Merdeka.com - Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) Polda Papua kembali berhasil mengidentifikasi enam jenazah korban jatuhnya pesawat Trigana di Distrik Oksob Kabupaten Pegunungan Bintang, Minggu (16/8) lalu.
Dari enam jenazah itu dua diantaranya anak balita yaitu Marcelino DK Karobaba usia tiga bulan dan Valerin berusia tiga tahun delapan bulan.
"Kemudian Ewelin Urobmobin berumur enam tahun delapan bulan dan Valerin berusia tiga tahun delapan bulan," kata Kabid Dokkes Polda Papua Kombes dr Ramond, Selasa (25/8) seperti dikutip dari Antara.
-
Siapa saja yang tewas dalam kecelakaan helikopter? Presiden Ebrahim Raisi dan juga Menlu Iran dipastikan tewas dalam kecelakaan tersebut.
-
Siapa saja korban tragedi Trisakti? Keempat mahasiswa yang meninggal dunia adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royadin, dan Hendrawan Sie.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Siapa korban penembakan? Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
-
Siapa yang meninggal dalam kecelakaan itu? Di waktu yang bersamaan, tiba-tiba kendaraannya ditabrak sebuah mobil yang melaju kencang. Kendaraan yang ditumpangi satu keluarga itu kemudian terhempas beserta seluruh orang yang berada di dalam mobil.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
Selain dua balita tersebut, korban yang berhasil diidentifikasi ialah Egenio Dilam (22), Esep Aruman (39) yang menjabat sebagai Kepala Distrik Waime Pegunungan Bintang, Jhon Baltasar Gasper PNS Pegunungan Bintang dan Ewelin Urobmobin (6)
Ramond mengatakan dengan teridentifikasinya enam jenazah maka saat ini sudah teridentifikasi 21 jenazah dari 54 penumpang dan awak pesawat naas itu.
"Tim DVI masih menunggu konfirmasi dari keluarga untuk memastikan properti yang digunakan sebelum insiden itu terjadi," katanya.
Menurut dia, sebagian besar kondisi korban sudah tidak utuh akibat terbakar namun bila tanda-tanda yang ditemukan diakui oleh keluarga maka pihaknya tidak perlu lagi melakukan tes asam deoksiribosa nukleat (DNA).
"Test DNA merupakan langkah terakhir dalam menemukan identitas jenazah," ujarnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lima jenazah lainnya masih belum teridentifikasi karena terganjal beberapa hal.
Baca SelengkapnyaKerja sama tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data antemortem dari keluarga korban
Baca SelengkapnyaProses identifikasi satu jenazah membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam.
Baca SelengkapnyaPenyerahan jenazah, lanjut Jules, akan difasilitasi oleh Pemprov Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaDari total 12 jenazah, tujuh di antaranya laki-laki dan 5 perempuan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPihak RS Polri akan mempersiapkan jika mau dibawa ke kediaman masing-masing.
Baca SelengkapnyaKorban erupsi Gunung Marapi ada yang merupakan warga Jambi dan Pekanbaru.
Baca Selengkapnya"Kondisi luka bakar jenazah 90-100 persen, dalam kondisi hangus,” kata Kabid Dokkes Polda Jawa Barat Kombes Nariyan
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca Selengkapnya12 Korban Kecelakaan Maut di Km 58 Tol Jakpek Bukan Sekeluarga, Sembilan Jenazah Teridentifikasi
Baca Selengkapnya