Tim IT di DPR sudah antisipasi serangan teroris siber sejak lama
Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah mengantisipasi ancaman Ransomware Wannacry menyerang 153 negara di dunia. Kepala Bidang Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Juhartono, mengatakan telah menginformasikan ancaman serangan tersebut melalui pesan singkat para pegawai dan pejabat DPR.
"Tindakan kita sih tadi sudah mengirim pesan ke pegawai terkait dengan ancaman Ransomware jadi kami ingatkan untuk lebih hati-hati mengunduh file dari email," kata Juhartono kepada wartawan di ruangannya, Gedung DPR RI, Senayan,Jakarta, Senin (15/5).
Dia menambahkan bahwa ancaman virus muncul sejak pekan lalu saat hari libur. Namun, pegawai teknologi informasi DPR RI sudah mengantisipasi perangkat berbasis Microsoft. Ada pula program berbasis Linux yakni Cloud dan File Sharing.
-
Siapa yang memperingatkan Kominfo soal bahaya ransomware? Dalam raker Hinsa Siburian juga mengaku sudah memperingatkan Kominfo terkait bahaya ransomware di tahun 2023.
-
Ransomware itu apa? Ransomware adalah salah satu jenis malicious software atau malware yang dapat menyebabkan penyebaran atau malah pemblokiran akses data milik korban.
-
Negara mana yang paling terkena Ransomware? Berikut adalah daftar negara-negara dengan tingkat serangan ransomware tertinggi berdasarkan data dari Statista per Maret 2022 hingga Maret 2023: SingapuraSingapura menduduki peringkat pertama dengan tingkat serangan ransomware tertinggi. Sebanyak 84 persen perusahaan di Singapura mengalami ransomware dalam 12 bulan terakhir.
-
Ransomware apa yang menyerang PDNS? Kepala Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN Hinsa Siburian menyebut serangan dilakukan oleh sebuah kelompok Ransomware-as-a-Service (RaaS) bernama LockBit 3.0.
-
Kenapa Ransomware menyerang pusat data? Biasanya ransomware mengancam akan mempublikasikan, menghapus, atau menahan akses ke data pribadi yang penting, jika uang tembusan tidak diberikan.
-
Bagaimana mengendalikan penyebaran ransomware? Jika memungkinkan, lakukan Access Segmentation untuk membatasi kebocoran dalam area tertentu, sehingga kebocoran yang terjadi tidak meluas ke sistem lain.
Pusdatin DPR RI menegaskan tidak mengaktifkan program Cloud dan File Sharing hari ini. Juhartono juga tidak menyarankan pegawai dan pejabat DPR RI mengunduh file di email.
"Hari ini saya amati apakah ada masalah atau tidak. Besok Insya Allah kita harapkan sudah kembali normal lagi. Hari ini untuk meng-up grade dan mengamati aplikasi sistem File Sharing dan Cloud," pungkasnya di lokasi.
IT DPR juga mengaku telah mendengar ancaman virus Ransomware ini dari bulan Maret lalu, persiapan pun sudah dari jauh sehingga pihaknya tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut.
Alasan tim IT mengawasi aplikasi program berbasis Linux karena terdapat file Microsoft seperti word, excel dan power point. Jika kondisi aman, tim kembali membuka program tersebut besok, Selasa (16/5).
Juhartono juga mengatakan timnya tidak mematikan jaringan internet pada hari ini. Alasannya, DPR RI memiliki tugas pelayanan umum sehingga banyak email keluar masuk setiap harinya. "Email tidak ditutup, tapi kalau mengunduh dari email hati-hati," tegasnya.
Juhartono menambahkan penonaktifan Cloud dan File Sharing pada hari ini tidak begitu menghambat kinerja pegawai dan pejabat DPR RI.
Sampai saat ini, Juhartono dan tim IT DPR belum mendapatkan laporan mengenai serangan Ransomware kepada komputer pegawai dan pejabat DPR RI.
"Semua komputer di DPR bawaan Microsoft original dan menggunakan antivirus yang di-up date," terangnya. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengaku telah melakukan evaluasi menyeluruh buntut peretasan PDN.
Baca SelengkapnyaSerangan Ransomware terhadap PDN sejak 20 Juni 2024 telah berdampak pada beberapa layanan publik.
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR memanggil Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Baca SelengkapnyaDalam catatan TB Hasanuddin, di kurun waktu lima tahun ini selalu mendapat laporan adanya serangan cyber.
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai kembali terjadinya peretasan data negara membuat kebutuhan adanya Angkatan Siber.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua data nasional memiliki cadangan atau backup.
Baca SelengkapnyaKeduanya tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada pukul 13.30 WIB.
Baca SelengkapnyaIndonesia dilanda serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling membuat geger adalah diserangnya Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaMenurut Sigit, Polri perlu mempersiapkan seluruh jajaran untuk memperkuat pengamanan siber.
Baca SelengkapnyaRapat kerja bersama Kominfo dan BSSN dilakukan untuk mendalami masalah bocornya PDNS yang tak kunjung
Baca SelengkapnyaIndonesia geger, karena server Pusat Data Nasional (PDN) diretas ransomware dan pemerintah menyatakan hanya pasrah.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam menegaskan sedang melakukan mitigasi untuk mengantisipasi dampak lanjutan pasca kebocoran data tersebut.
Baca Selengkapnya