Tim medsos cagub dan cawagub harus mulai hentikan perang & kebencian
Merdeka.com - Tidak dipungkiri, jagat dunia maya saat ini dipenuhi perang opini dan kebencian serta berita bohong yang membuat suasana politik dalam negeri semakin panas. Kondisi ini sudah terjadi sejak putaran pertama Pilgub DKI Jakarta bergulir.
Pengamat Komunikasi Politik Effendi Gazali mengatakan, netizen akan menemukan titik jenuh dengan pelbagai perang dan kebencian di media sosial. Perang antar pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Saiful Hidayat serta Anies Baswedan - Sandiaga Uno pada waktunya bakal mereda.
"Masa setiap buka smartphone ada kalimat itu terus, orang ini enggak ada capeknya apa? Nah mungkin ketika di situ lahir sebuah disonansi politik yang memikirkan apa yang mereka buat dan bagus," ujar Effendi dalam dies natalis Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) di Jakarta, Kamis (23/3).
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Apa saja tantangan media siber di pemilu? Tantangan inilah yang akan dihadapi media massa dalam menghasilkan jurnalisme berkualitas.
-
Kapan puncak percakapan Pilkada di media sosial? Monitoring menunjukkan bahwa percakapan mengenai Pilkada 2024 di media sosial dan online mencapai puncaknya dua hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Bagaimana cara meredam potensi konflik setelah pengumuman hasil Pilpres? 'Ada manfaatnya juga petinggi parpol tidak membuat eskalasi konflik lebih besar. Dan hari ini tidak banyak pernyataan keluar dari elite partai politik yang mengomentari atau membangun opini ketika hari pertama persidangan MK ini,' kata Anto.
-
Kenapa media massa harus mendorong pemilu damai? Dalam hal ini, media massa sebagai media arus utama berperan untuk menjadi “pemadam kebakaran“ terhadap konten-konten di media sosial yang kredibilitasnya masih dipertanyakan.
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
Tim sukses dan pendukung harus mulai lebih cerdas memanfaatkan media sosial. Perang dan ujaran kebencian di media sosial tidak akan menguntungkan karena netizen kini sudah lebih rasional.
Untuk itu, kata dia, masing-masing tim media sosial pasangan cagub dan cawagub DKI sebaiknya mulai menyebarkan hal-hal yang sifatnya positif. Tujuannya menghapus kejenuhan di media sosial.
"Mungkin saatnya memulai postingannya menyampaikan pesan-pesan yang baik di Pilkada DKI Jakarta," kata dia.
Dia mengingatkan, setidaknya masih ada sekitar 450.000 pemilih di DKI yang belum menentukan suaranya. Jika media sosial digunakan dengan baik, maka bukan tidak mungkin pasangan cagub-cawagub bisa mencuri perhatian dan suara mereka.
"Walaupun samapai saat ini saya punya rasa khawatir akan brutal tapi kalau didengar di kedua pihak tadi, ada upaya menahan diri dan menghargai etika di media sosial," ucapnya.
"Paling tidak hari ini harus dua duanya melakukan, melayani serangan karena kalau enggak dilayani bahaya juga tuh, kalau satu kubu mau dibangun Pemerintah syariat kan mau enggak mau harus diklarifikasi. Tapi pada bagian lain, saya melihat ada di situ," papar Effendi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para admin untuk bersinergi dalam mencegah penyebaran kabar bohong atau isu SARA.
Baca SelengkapnyaMenurut Tim 02, Prabowo sudah dari jauh-jauh hari mengatakan tak perlu membalas hujatan dari siapapun.
Baca SelengkapnyaPerlu adanya pernyataan bersama antar-elit politik dan para calon kepala daerah untuk memperkuat narasi kebangsaan dan menekankan persatuan bangsa
Baca SelengkapnyaNasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.
Baca SelengkapnyaPara capres-cawapres harus tampil sebagai sosok penuh kedamaian.
Baca SelengkapnyaKepolisian mengingatkan kepada warga agar tetap menjaga persatuan selama Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaFitnah dan drama dalam politik hanya akan membuat masyarakat lelah dan bisa merusak bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Wanti-Wanti Buzzer, Bakal Tindak Tegas Konten Rendahkan Martabat Orang
Baca SelengkapnyaMenkominfo akan menertibkan akun buzzer yang menyebarkan informasi hoaks dan radikalisme.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, setiap lima tahun sekali dipastikan Pemilu akan terus terjadi.
Baca Selengkapnya