Tim Pemulasaran Jenazah Prokes Covid di Garut Sempat Diadang Warga Saat Akan Pulang
Merdeka.com - Tim pengubur jenazah yang terkonfirmasi Covid-19, diadang sejumlah warga saat hendak kembali ke RSUD dr Slamet pada Jumat (26/6). Mereka melakukan pengadaan karena menolak tempatnya dijadikan lokasi pemakaman jenazah yang terkonfirmasi Covid-19.
Agung (35), salah seorang warga Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, menceritakan pengadangan terjadi di wilayahnya.
"Aksi pengadangan dilakukan warga desa Karangmulya tadi malam sekitar pukul 20.00," sebutnya, Sabtu (26/6).
-
Mengapa orang-orang dimakamkan di luar pemakaman biasa? 'Orang-orang itu tidak dimakamkan di pemakaman biasa meskipun kami telah menetapkan pemakaman wabah di Nuremberg,' kata Langbein, dikutip dari CTV News. 'Ini berarti sejumlah besar orang meninggal yang harus dimakamkan dalam jangka waktu yang singkat tanpa memperhatikan praktik-praktik pemakaman Kristen,' ujarnya.
-
Bagaimana warga Kampung Bergota dan makam berdampingan? Warga yang tinggal di kampung itu seperti sudah terbiasa hidup berdampingan dengan para penghuni kubur.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
-
Kenapa warga sekitar menganggap kuburan itu sebagai pengingat? Warga sekitar mengaku bahwa mereka sudah terbiasa tinggal bersebelahan dengan kuburan. Bahkan mereka mengatakan hal itu bisa menjadi sebuat pengingat akan kematian.
-
Di mana lokasi kuburan yang viral itu? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Mengapa warga membongkar makam di Desa Ngalian? Mereka sudah yakin kalau makam itu palsu sehingga mereka tidak ragu untuk membongkar makam.
Ia menjelaskan bahwa penolakan terjadi karena jenazah yang dimakamkan bukan warga desa Karangmulya, melainkan warga Desa Hegarsari, Kecamatan Kadungora. Sementara warga Desa Karangmulya, menurutnya, tidak menerima pemberitahuan terlebih dahulu, baik dari pihak keluarga maupun rumah sakit.
"Jadinya pada saat tim pengubur selesai memakamkan jenazah, saat pulang sempat diadang dulu oleh warga dari dua kampung. Lebih ke mempertanyakan sebetulnya karena memang sebelumnya tidak ada pemberitahuan lebih dulu," jelasnya.
Saat itu, menurut Agung, anggota TNI dan Polri sempat menengahi dan mengkomunikasikan dengan tokoh masyarakat juga pemuda sekitar. Setelah ada komunikasi, tim akhirnya bisa kembali ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans yang digunakan.
Hasil komunikasi antara aparat TNI, Polri dengan warga, disepakati apabila akan memakamkan jenazah yang terkonfirmasi Covid-19 akan diinformasikan lebih dulu kepada warga.
"Warga akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 21.30," ucapnya.
Bupati Minta Tokoh Agama Beri Pemahaman ke Warga
Menyikapi pengadangan dialami tim pengubur jenazah yang terkonfirmasi Positif Covid-19, Bupati Garut, Rudy Gunawan, berharap peran serta tokoh agama memberikan bantuan. Dia juga meminta agar masyarakat memahami.
"Saya mohon bantuan, ini bener-bener kepada tokoh-tokoh agama bahwa mulasara jenazah itu sampai menguburkan adalah fardhu kifayah. Ini kewajiban muslim dulu lah, kami mohon masyarakat juga paham," ungkapnya.
Rudy memastikan dan menjamin bahwa sistem pemulasaraan jenazah yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah dilakukan sesuai protokol kesehatan. "Tidak akan menyebar. Kami ingin itu (pemulasaraan jenazah hingga penguburan) dimaknai melaksanakan kewajiban sebagai muslim," katanya.
Walau begitu, jika ada permasalahan, Rudy pastikan akan diselesaikan dengan komunikasi yang dilakukan oleh Camat, Danramil, dan Kapolsek setempat.
"Di Kadungora kami dapat informasi (tim pengubur diadang warga), tapi dapat diselesaikan. Sempat ada pengadangan, ada hal seperti itu ya, jadi konflik di bawah, tapi Insya Allah bisa diselesaikan dengan komunikasi," jelasnya.
Sementara itu, Wakapolres Garut, Kompol Andrey Valentino menjelaskan setelah peristiwa tersebut pihaknya bersiaga untuk mengantisipasi kejadian serupa. Selain bersiaga, pihaknya bersama TNI melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat.
"Kita juga melakukan mapping wilayah yang memungkinkan terjadi penolakan. Namun kita juga turunkan anggota ke lapangan untuk memberikan pemahaman bahwa dalam pemulasaraan dan pemakaman jenazah yang terkonfirmasi Covid-19 dilakukan sesuai prosedur dan aman untuk warga sekitarnya," jelas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paiman meninggal dunia di desa tetangganya, tepatnya di Desa Marmoyo. Desa tempat tinggal Paiman dan Desa Marmoyo adalah dua desa terletak di pelosok Jombang.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan kondisi jalan kampung yang tidak memadai sehingga jenazah harus ditandu oleh warga untuk dibawa pulang.
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaLengkap dengan penanda nisan seperti makam baru, namun gundukan tanah misterius itu berada bukan di kompleks pemakaman.
Baca SelengkapnyaJasad korban kemudian akan langsung di terbangkan ke Sulawesi Utara melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaPenemuan mayat tanpa identitas dalam kondisi termutilasi ditemukan di Kampung Bantar Limus
Baca SelengkapnyaJasad yang diduga perempuan tersebut terbungkus karung glangsing ditemukan tepat di sisi selatan arca Totok Kerot, di bawah tanaman rumput gajah.
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal karena kelaparan atau kemungkinan hipotermia
Baca SelengkapnyaKedatangan jenazah korban kecelakaan maut tersebut disambut duka mendalam oleh keluarga dan para tetangga.
Baca Selengkapnya