Tim SAR Berhasil Evakuasi 3 Pendaki Meninggal di Gunung Bawakaraeng Sulsel
Merdeka.com - Dua jenazah pendaki yakni Zainal Abidin dan Steven yang ditemukan tim SAR gabungan kedapatan tewas akibat mengalami hipotermia (kedinginan) di Gunung Bawakaraeng, usai mengikuti upacara bendera 17 Agustus 2021, tiba di rumah duka masing-masing, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (18/8).
Suasana haru menyelimuti kediaman Steven William Frits Lamangku (21), di Jalan Melati Nomor 25, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Puluhan rekannya berjibaku mendirikan tenda untuk menyambut kedatangan jenazah korban. Kerabat pun mulai berdatangan untuk menguatkan keluarga.
Saat jenazah korban tiba di rumah duka menggunakan ambulans dari Puskesmas Tinggimoncong Gowa, tempat awal disemayamkan, langsung disambut tangis histeris keluarga dan kerabatnya.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Siapa pendaki yang hilang? Pada Senin (7/10), seorang gadis pendaki Gunung Slamet bernama Naomi Daviola dikabarkan hilang dan diduga tersesat.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
Ibu kandung korban, Vivi Desi Yulianita sontak histeris dan tak kuasa melihat jasad anaknya terbungkus kantong mayat milik Basarnas saat diturunkan dari ambulans. Selanjutnya dibawa ke dalam ruang tamu rumah.
Saat jenazah mahasiswa Politeknik Negeri Ujungpandang ini dikeluarkan dalam kantong mayat, Vivi kembali histeris dikerumuni kerabatnya saat melihat tubuh buah hatinya sudah terbujur kaku dan pucat memutih pada sekujur tubuh korban.
Selanjutnya, jenazah dibersihkan serta dirapikan untuk proses persemayaman. Tangis haru pun membuat suasana semakin larut dalam kesedihan atas kejadian ini.
"Sempat dia pamit untuk pergi ke rumah temannya di kaki Gunung Bawakaraeng. Saya sudah ingatkan jangan mendaki, karena cuaca tidak baik. Sempat dia cium dan peluk saya sebelum berangkat," ujar Vivi yang terlihat sedih.
Di mata keluarga, katanya lagi, sosok Steven merupakan anak ketiga dari lima bersaudara itu dikenal baik, ceria dan suka bergaul dan disenangi rekan-rekannya. Padahal, bulan depan adalah hari kebahagiaannya karena akan diwisuda.
"Steven mau diwisuda bulan depan di kampusnya, sudah selesai kuliahnya, tapi takdir berkata lain," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Rencananya, almarhum akan dikebumikan di Tempat Pekuburan Umum Bolangi, Kabupaten Gowa pada Kamis, 19 Agustus 2021.
Sedangkan jenazah Zainal Abidin, mahasiswa UIN Alauddin Makassar juga telah tiba di rumah duka, Jalan Beringin, Kasomberan, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Suasana haru juga menyelimuti kediaman korban.
Puluhan rekan kuliah korban serta kerabatnya memadati rumah duka. sejumlah rekannya tidak menyangka almarhum berpulang di usia muda, karena mengalami kedinginan berat saat melakukan pendakian untuk mengikuti upacara bendera di puncak Gunung Bawakaraeng.
Sebelumnya, Steven ditemukan tim SAR gabungan pada jalur Pos 7 tergeletak kaku, sedangkan rekannya, Zainal Abidin ditemukan tidak jauh dari lokasi penemuan Steven antara Pos 6 dan 5. Satu korban tewas lainnya ditemukan di Pos 5 setelah kedua rekannya ditemukan lebih dulu.
Sedangkan lima rekannya dalam keadaan selamat. Mereka berangkat rombongan berjumlah delapan orang, sejak Sabtu 14 Agustus 2021 untuk mengikuti upacara bendera di puncak gunung setempat.
Jenazah Ketiga Ditemukan di Pos 5
Tim Search and Rescue (SAR) gabungan akhirnya menemukan jasad pendaki ketiga yakni Muhammad Rian yang tewas akibat mengalami hipotermia (kedinginan) saat hendak mengikuti upacara bendera di puncak Gunung Bawakaraeng, Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Selasa, 17 Agustus 2021.
"Korban ditemukan pukul 20.40 WITA sekitar 500 meter dari Pos 5 dalam keadaan meninggal dunia," ujar Kepala Basarnas Makassar Djunaidi, Rabu (18/8) malam.
Setelah jasad korban ditemukan atas petunjuk rekan korban di lokasi setempat, tim SAR gabungan langsung mengevakuasinya melalui Jalur Bulu Balea, selanjutnya dibawa ke Puskesmas Tinggimoncong, untuk diserahkan ke pihak keluarga dibawa ke rumah duka, Jalan Mustafa Daeng Bunga, Kabupaten Gowa.
Sebelumnya, korban atas nama Rian itu dikabarkan sudah ditemukan pada pukul 14.20 WITA. Namun belakangan setelah dikonfirmasi ke pihak keluarga, ternyata jenazah korban yang ditemukan itu adalah Zainal, teman rombongan Rian yang juga menjadi korban.
Hasil penelusuran aparat kepolisian, jenazah Rian ditinggalkan rekan sependakiannya di sekitar Pos 5 untuk mencari bantuan.
Berdasarkan kesaksian tersebut, tim SAR kembali menggerakkan SRU untuk menyisir area yang disampaikan rekannya Wahyudi dan Suardi saat menemani korban Rian jelang kematiannya.
"Kami menerima informasi dari pihak polsek bahwa jenazah kedua sebelumnya bukan Rian melainkan Zainal. Dan korban atas nama Rian ditinggalkan di sekitar Pos 5 Gunung Bawakaraeng, karenanya SRU difokuskan untuk mencari di area yang diinformasikan jenazah Rian diletakkan," ujar Djunaidi.
Proses pencarian dan evakuasi berlangsung dramatis, karena kondisi sudah gelap dan cuaca di wilayah Gunung Bawakaraeng yang ekstrem.
Sebelumnya, ketiga korban yang merupakan satu rombongan berjumlah delapan orang, tiga orang dinyatakan meninggal dunia dan telah dievakuasi tim SAR gabungan. Steven William, ditemukan di Pos 7, Zainal Abidin antara Pos 5-6, dan Muh Rian di sekitar Pos 5.
Korban diduga tidak mampu bertahan di tengah perubahan suhu ekstrem saat berada di atas gunung, karena mengalami hipotermia (kedinginan) berat saat mendaki di Gunung Bawakaraeng ketika itu cuacanya sangat ekstrem.
"Cuaca ekstrem dan ketidaksiapan para pendaki baik mental maupun perbekalan menjadi faktor utama penyebab banyak korban meninggal dunia di atas gunung," ujarnya menjelaskan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Empat pendaki yang sempat dikabarkan tersesat di Gunung Sanghyang, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaLima di antaranya sudah ditemukan lebih dulu dan sudah selesai diidentifikasi.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini Tim SAR gabungan berhasil menemukan tujuh jasad korban dan tersisa tiga korban di lokasi terjadinya longsor di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor
Baca SelengkapnyaSesuai informasi yang diterima posko pengaduan, masih ada tiga korban yang belum ditemukan
Baca SelengkapnyaPencarian dihentikan karena semua korban telah ditemukan.
Baca Selengkapnya13 pendaki tersebut terpisah menjadi dua kelompok. Masing-masing 10 orang dan 3 orang.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk bisa mengevakuasi ketiga jasad korban yang berhasil ditemukan.
Baca SelengkapnyaAda empat orang Mahasiswa UIR yang berada di Gunung Marapi saat erupsi. Satu mahasiswa selamat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaSebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPolisi masih memeriksa saksi dan mengidentifikasi identitas korban temuan 7 jenazah mengambang di Kali Bekasi yang menggegerkan warga.
Baca SelengkapnyaEmpat orang yang sedang mencari air di hutan tersesat di Alas Purwo. Ini yang terjadi.
Baca Selengkapnya