Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tim SAR kerahkan tiga alat untuk deteksi bangkai kapal pesawat di dasar laut

Tim SAR kerahkan tiga alat untuk deteksi bangkai kapal pesawat di dasar laut Konpers Basarnas terkait Lion Air. ©2018 Merdeka.com/Hari Aryanti

Merdeka.com - Direktur Operasi Basarnas, Brigjen Bambang Suryo Aji mengatakan operasi pencarian tetap dilakukan selama 24 jam. Hanya saja untuk penyelaman telah dihentikan karena cuaca pada malam hari tak bersahabat dan visibilitas (jarak pandang) bawah laut juga terbatas.

"Sehingga untuk operasi pencarian di atas permukaan air dengan menggunakan kapal-kapal tetap kita laksanakan. Dan kapal-kapal yang sudah disiapkan di antaranya adalah KRI Rigel sampai saat ini masih melakukan operasi," jelas dia di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10) malam.

Selain KRI Rigel, kapal Baruna Jaya milik BPPT juga dikerahkan untuk mencari lokasi badan pesawat. "Kemudian juga saya sudah koordinasikan dengan pihak Asosiasi Kontraktor Survei Laut Indonesia akan mengerahkan tiga alat, yaitu sense and sonar, multibeam echosounder, dan tim locator. Tiga alat itu akan ditaruh di dua kapal; satu di KR SAR Basudewa Jakarta dan dua alat akan ditaruh di kapal Pertamina. Jadi total ada empat kapal yang malam ini rencananya akan memastikan adanya bangkai kapal tersebut," paparnya.

Operasi pada Selasa (30/10) pagi akan ditambah dengan menggunakan pencarian via udara. Untuk ini, Basarnas akan mengerahkan dua helikopter.

"Kemudian pencarian atas permukaan kita lanjutkan juga dari malam ini sampai dengan pagi termasuk pendeteksian kemungkinan memastikan adanya bangkai kapal pesawat di dasar laut," imbuhnya.

Untuk operasi pencarian ini ditetapkan dua daerah prioritas. Daerah prioritas pertama adalah pencarian bawah air. Untuk pelaksanaan operasi yang dilakukan empat kapal yang telah disiapkan yaitu KRI Rigel, KR SAR Basudewa Jakarta, kapal Baruna Jaya milik BPPT dan kapal Pertamina.

Sedangkan daerah prioritas kedua untuk melakukan pencarian di atas permukaan air. Di daerah prioritas dua ini dikerahkan 15 unit kapal terdiri dari kapal Basarnas, Kementerian Perhubungan, Polair, KPLP, dan kapal Beacukai.

"Di daerah prioritas dua ini mengikuti dengan perkembangan arus dan angin pada saat besok melakukan kegiatan pencarian," kata Bambang.

"Search area helikopter besok kita sudah tentukan menggunakan dua heli untuk mencari dan melihat kemungkinan masih adanya serpihan-serpihan yang terbawa oleh gelombang maupun arus maupun air pada saat H+2," pungkasnya.

Basarnas memprediksi masih banyak penumpang pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 terjebak di dalam badan pesawat. Malam ini pencarian bangkai pesawat terus dilakukan oleh empat kapal.

Dia menyampaikan kendala belum ditemukannya badan pesawat kemungkinan karena lokasinya telah bergeser dari titik pertama kali pesawat yang membawa 189 orang ini jatuh. Perpindahan lokasi ini bisa disebabkan oleh arus bawah laut.

"Lokasi koordinat sudah kita tentukan berdasarkan last contact. Begitu dilakukan penyelaman tidak ada. Mungkin tempat lain, di tempat yang bukan last contact itu," jelasnya.

"Arus bawah laut salah satunya (kenapa lokasi badan pesawat berpindah). Kedua, bisa saja saat last contact itu tidak tepat posisinya saat itu bisa berubah. Karena bisa saja titik itu sudah diselami tapi belum ditemukan sehingga mungkin perlu digeledah lagi untuk mengecek posisi bangkai kapal itu," sambungnya.

Tim penyelam akan kembali melakukan operasi pada Selasa (30/10) pagi. Penyelaman dihentikan Senin petang karena visibilitas yang semakin berkurang.

"Besok pagi kita mulai lagi. Besok pagi lengkap baik penyelaman kapal-kapal dengan TNI semuanya. Sepagi mungkin jam tujuh juga akan kita mulai," kata Bambang.

Penyelaman yang dilakukan tim mencapai kedalaman sekitar 30 sampai 35 meter. Pada operasi penyelaman besok kemungkinan personil akan ditambah termasuk dari penyelam profesional.

"Beberapa teman-teman dari penyelam profesional juga sudah kontak dengan kita. Kalau mau gabung silakan, tetap leadernya ada di Basarnas," ujarnya.

Terkait penumpang yang masih belum ditemukan, Bambang mengatakan tubuh mereka bisa bertahan sekitar sepekan atau tergantung cepat atau lambatnya diurai oleh bakteri. Jika terlalu lama belum ditemukan, dia memprediksi tubuh penumpang akan keluar terbawa arus dari dalam badan pesawat.

"Prediksi saya masih terjebak di dalam kapal (pesawat). Kalau tidak, mungkin satu, dua atau tiga hari pasti akan mengapung," tutupnya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Basarnas Gelar Latihan Gabungan Situasi Darurat Laut di Banyuwangi
Basarnas Gelar Latihan Gabungan Situasi Darurat Laut di Banyuwangi

Basarnas menggelar latihan gabungan situasi darurat medan laut, Karuna Nisevanam Top Drill Exercise.

Baca Selengkapnya
Siagakan 2 Kapal & 3 Helikopter Amankan KTT WWF ke-10 di Bali, Polisi Pelototi Titik-Titik Ini
Siagakan 2 Kapal & 3 Helikopter Amankan KTT WWF ke-10 di Bali, Polisi Pelototi Titik-Titik Ini

Kombes Ponadi menjelaskan, dalam rangka pengamanan event Internasional ini, pihaknya juga berkoordinasi dengan aparat TNI maupun Basarnas

Baca Selengkapnya
Kapal Tenggelam di Selat Malaka, Tiga Orang Hilang
Kapal Tenggelam di Selat Malaka, Tiga Orang Hilang

Kapal itu mengalami kecelakaan dan tenggelam saat melewari rute Johor-Indonesia di perairan Selat Melaka.

Baca Selengkapnya
Kronologi Kapal Tenggelam di Selat Malaka, 3 Orang Hilang dan 11 Selamat
Kronologi Kapal Tenggelam di Selat Malaka, 3 Orang Hilang dan 11 Selamat

Saat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.

Baca Selengkapnya
Kapal LCT Citra XX Hilang di Laut Papua, Pesawat Pengintai TNI AU Diterjunkan Bantu Pencarian
Kapal LCT Citra XX Hilang di Laut Papua, Pesawat Pengintai TNI AU Diterjunkan Bantu Pencarian

Pesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.

Baca Selengkapnya
Sepekan Berlalu, Tiga Nelayan Cilacap Tak Kunjung Kembali dari Tengah Laut
Sepekan Berlalu, Tiga Nelayan Cilacap Tak Kunjung Kembali dari Tengah Laut

Kapal Kennedy yang ditumpangi harusnya sudah sampai di dermaga Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Cilacap pada hari Selasa (31/12), pukul 12.00 WIB.

Baca Selengkapnya
71 Nelayan di Sukabumi Terjebak di Bangunan Bekas Dermaga Usai Dihantam Ombak, Begini Detik-Detik Evakuasi Korban
71 Nelayan di Sukabumi Terjebak di Bangunan Bekas Dermaga Usai Dihantam Ombak, Begini Detik-Detik Evakuasi Korban

Proses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.

Baca Selengkapnya
KM Dewi Noor Tenggelam di Kepulauan Seribu, Dua Korban Ditemukan Meninggal Dunia
KM Dewi Noor Tenggelam di Kepulauan Seribu, Dua Korban Ditemukan Meninggal Dunia

Kedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.

Baca Selengkapnya
Siagakan 3.000 Personel, Basarnas Antisipasi Terjadinya Bencana Alam Selama Nataru
Siagakan 3.000 Personel, Basarnas Antisipasi Terjadinya Bencana Alam Selama Nataru

Total nantinya akan ada sekitar 21 ribu personel gabungan dari pihak terkait yang akan mengamankan selama Nataru.

Baca Selengkapnya
Kapal Pengangkut Pisang dan Kelapa dari Tanjung Balai Karam di Perbatasan Riau-Malaysia, 11 Orang Hilang
Kapal Pengangkut Pisang dan Kelapa dari Tanjung Balai Karam di Perbatasan Riau-Malaysia, 11 Orang Hilang

Kapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.

Baca Selengkapnya
TNI AL Gelar Operasi Siaga Tempur di Perairan Papua dan Maluku
TNI AL Gelar Operasi Siaga Tempur di Perairan Papua dan Maluku

Doni tidak merinci sampai kapan operasi itu berlangsung, begitu pula dengan detail pasukan dan alutsista yang dikerahkan.

Baca Selengkapnya
Kapolda Bareng Pj Gubernur Jabar Datangi Warga Korban Longsor Cipongkor
Kapolda Bareng Pj Gubernur Jabar Datangi Warga Korban Longsor Cipongkor

Tim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk bisa mengevakuasi ketiga jasad korban yang berhasil ditemukan.

Baca Selengkapnya