Tim SAR Fokus Cari Korban 17 Kapal Tenggelam di Pontianak ke Arah Utara
Merdeka.com - Tim SAR gabungan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) dan TNI AL memperpanjang proses pencarian dan evakuasi korban tenggelamnya 17 kapal di perairan Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) selama tiga hari hingga Jumat (23/7).
Perpanjangan waktu tersebut merupakan hasil dari rapat evaluasi Pelaksanaan SAR Gabungan di Perairan Kalbar yang disampaikan Kepala Kantor SAR Pontianak Yopi Haryadi saat jumpa pers, Rabu (21/7) dini hari.
"Tadi kami laksanakan hasil evaluasi pada pukul 16.00 bersama seluruh unsur yang terlibat dalam operasi SAR dan hasilnya dari evaluasi tersebut dengan masih ditemukannya korban dan jumlah korban yang masih banyak 33 hingga malam ini pengurangan 1 korban," kata Yopi.
-
Kapan Tim SAR menangani korban laka laut di Parangtritis? Arif mengatakan, salah satu pengalamannya paling berkesan saat bertugas di Pantai Parangtritis adalah saat menangani korban laka laut di tahun 2014.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
"Maka Basarnas memperpanjang pelaksanaan operasi SAR sampai tiga hari ke depan. Dan untuk melaksanakan operasinya akan kami fokuskan ke arah lebih utara. Karena hanyutan atau drif sudah masuk ke arah utara," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Komandan KRI Clurit-641 Letkol Laut (P) Rudi Iskandar berharap, dengan diperpanjangnya waktu proses pencarian dapat kembali menemukan korban yang saat ini masih dinyatakan hilang.
"Harapan kita dengan adanya penambahan waktu operasi sampai tiga hari ke depan, mudah-mudahan kita masih bisa mendapatkan korban lainnya," kata Rudi.
Adapun untuk proses pencarian Selasa (20/7) kemarin, Rudi menyampaikan jika pihaknya berhasil menemukan total 8 korban, dimana dua selamat dan enam sisanya meninggal dunia.
"Bahwa malam ini saya menerima satu jenazah korban kapal yang tenggelam dan saya akan menyerahkan kepada badan SAR Pontianak. Jadi hari ini, kita menerima 8 korban dua dinyatakan selamat dan enam dalam kondisi meninggal dunia," sebut dia.
Untuk diketahui, insiden karamnya 17 kapal motor nelayan di perairan Kalimantan Barat ini disebabkan karena cuaca dan gelombang besar yang menerjang kapal mereka. Tercatat sebanyak 138 orang anak buah kapal (ABK) menjadi korban dalam insiden pada Selasa malam (13/7) dan Rabu pagi (15/7).
Sejak saat itu, selama tujuh hari pencarian dari 138 korban awak 17 kapal, Tim SAR Gabungan Basarnas dan TNI AL telah mengevakuasi 83 orang ditemukan selamat, 22 orang dalam keadaan meninggal dunia, dan sisanya 33 orang masih dalam pencarian.
TNI AL Dukung Pencarian
TNI AL siap mendukung upaya Tim SAR Gabungan dalam proses pencarian dan evakuasi atas insiden tenggelamnya 17 kapal yang hilang akibat cuaca buruk ini.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid menegaskan, pihaknya akan terus mendukung upaya pencarian sesuai dengan arahan dan perintah Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono.
"TNI AL melalui Pangkalan di jajaran Koarmada I akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan operasi SAR atas musibah yang menimpa 17 kapal di Perairan Kalbar, sampai dinyatakan berakhir oleh pejabat yang berwenang," kata Abdul dalam keterangannya, Rabu (21/7).
Setidaknya dalam Operasi SAR Gabungan ini, TNI AL telah mengerahkan 2 Kapal Perang KRI Kerambit-627 dan KRI Clurit-641 serta Kapal Patroli Kal Lemukutan, Kal Sambas dan RHIB Lantamal XII Pontianak.
Selain itu, TNI Angkatan Laut juga memperkuat unsur SAR Gabungan dengan 2 Pesawat Udara Patroli Maritim CN235 P-8305 dan Cassa P-8203. Dimana kedua pesawat ini merupakan jenis pesawat yang memiliki kemampuan dalam pengintaian maritim.
"Kami maksimalkan segala potensi yang dimiliki baik personel maupun Alutsista dalam mendukung kegiatan-kegiatan kemanusiaan seperti operasi SAR yang tengah digelar di Perairan Kalbar," terangnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca Selengkapnya10 Korban insiden kapal tugboat Surya 03 dan kapal dagang Setia Baru 05 yang terbakar di Desa Kalanis, Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan (Barsel).
Baca SelengkapnyaKapal itu mengalami kecelakaan dan tenggelam saat melewari rute Johor-Indonesia di perairan Selat Melaka.
Baca SelengkapnyaKeseluruhan korban meninggal dunia setelah dilakukan identifikasi di Puskesmas Mawasangka Timur.
Baca SelengkapnyaSesuai informasi yang diterima posko pengaduan, masih ada tiga korban yang belum ditemukan
Baca SelengkapnyaSeratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca Selengkapnya