Tim SAR tak lagi dengar suara PING dari black box yang belum ditemukan
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya M Syaugi mengatakan, para penyelam belum mendengarkan lagi sinyal atau suara dari black box milik Pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT610. Meski begitu tim SAR gabungan masih terus melakukan penyelaman di lokasi yang dianggap lokasi jatuhnya pesawat tujuan Pangkalpinang tersebut.
"Pertama untuk ping hari ini kita belum mendengar. Tapi kita masih terus gunakan alat tersebut untuk terus mencari, termasuk menyelami koordinat kemarin yang diperkirakan mendengar tim tersebut," kata Syaugi di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (4/11).
Syaugi sudah membagi beberapa penyelam andal untuk menelusuri sinyal atau suara Ping dari black box Lion Air yakni Chat Voice Recorder (CVR). Dia tidak menyanggah ada kendala dalam pencarian CVR. Yakni kondisi lumpur di dasar perairan Tanjung Karawang, sangatlah dalam dan tebal.
-
Apa yang ditemukan penyelam itu? 'Ini adalah bagian besar dari gading Mastodon yang sudah lama punah,' ujar Lundberg, dilansir Independent, Minggu, (9/6).
-
Di mana lubang itu ditemukan? Kawah aneh ini pertama kali terlihat dua tahun lalu ketika tim suaka Wisconsin Shipwreck Coast Maritime Sanctuary (WSCMS), kawasan konservasi Danau Michigan diketahui telah menjadi rumah bagi sedikitnya 36 bangkai kapal.
-
Apa yang ditemukan oleh penyelam di laut? Para penyelam ini sedang berlatih di pantai lepas Kroasia. Mereka kemudian melihat sesuatu dari dasar laut dan tersandung bangkai kapal kuno.
-
Bagaimana penambang menuju ke dasar lubang? Seperti diketahui, untuk menuju ke dasar lubang, pekerja harus menuruni tangga yang berada di dinding lubang.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Di mana penyelam menemukan bangkai kapal? Di lepas pantai Pejabat setempat menyisir pesisir pantai dan memilih sejumlah lokasi yang memiliki struktur bangunan bawah laut yang tidak lazim untuk dijelajahi penyelam.
"Sudah kita tuju lokasi itu seperti informasi kemarin ada di barat laut dari pusat besarnya bagian-bagian pesawat jarak 50 meter belum ditemukan secara fisik. Kenapa? Lumpur yang ada di situ kalau ditusuk pakai besi 1 meter pun belum sampai ke dalam. Jadi lumpurnya lebih dari 1 meter, itu masalah CVR," ungkapnya.
Sambil mencari CVR, tim SAR gabungan fokus mencari para korban Lion Air yang sampai saat ini hanya baru sebagian ditemukan dengan kondisi tak utuh.
"Fokus SAR gabungan adalah evakusai korban. Setelah itu baru, CVR tadi. Untuk menambah kelengkapan data-data untuk menguak itu. Jadi yang utama adalah evakuasi korban. 3 hari ke depan kami maksimalkan itu," ujarnya.
Syaugi menuturkan, badan pesawat Lion Air sampai saat ini belum ditemukan. Selama ini yang banyak ditemukan hanya lempengan bodi pesawat.
"Bodi pesawat belum ditemukan. Jadi yang dimaksud body pesawat adalah rangka-rangka yang kita lihat ada skin. Kita masih berharap dengan ROV untuk bisa menemukan hal tersebut," tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR Gabungan menghadapi kendala saat mengevakuasi korban pesawat kargo Smart Aviation di Hutan Kaltara.
Baca SelengkapnyaTim SAR Gabungan menghentikan upaya evakuasi pada Selasa, 1 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaPara ahli di Universitas Cardiff percaya mereka bisa mendekati terobosan dalam kasus luar biasa ini.
Baca SelengkapnyaTim TNI Angkatan Udara (AU) sedang berkonsentrasi mencari data recorder di lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi terkendala air tanah yang keruh serta lubang yang sempit
Baca SelengkapnyaUpaya penyelamatan akan beralih statusnya menjadi "pemulihan".
Baca Selengkapnya