Tim UII kerja sama dengan polisi ungkap tewasnya 3 peserta diksar
Merdeka.com - Universitas Islam Indonesia (UII) dan Polres Karanganyar, Jawa Tengah, bekerjasama untuk mengungkap kasus tiga mahasiswa yang tewas saat mengikuti diklat dasar mahasiswa pecinta alam (diksar mapala). Menurut anggota tim Crisis Center, Muzayin Nasaruddin, pihak Polres Karanganyar sudah mulai meminta keterangan dari peserta diksar mapala yang tidak dirawat di RS Jogja Internasional Hospital (JIH) sejak hari ini.
"UII dan Polres Karanganyar melakukan penyelidikan bersama dengan agenda meminta keterangan dari peserta," ujar Muzayin di JIH, Rabu (25/1).
Dari hasil investigasi yang dilakukan oleh UII, Muzayin membenarkan adanya indikasi kekerasan yang dialami oleh peserta diksar mapala UII. Meskipun demikian, Muzayin enggan menjelaskan lebih lanjut tentang bentuk kekerasan seperti apa yang dialami oleh peserta diksar mapala UII.
-
Siapa mahasiswa yang tewas di Bali? Mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali.
-
Dimana mahasiswi UPI itu ditemukan meninggal? Seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ditemukan meninggal dunia dalam gedung Gymnasium.
-
Kapan mahasiswi UPI itu ditemukan meninggal? Kasus ini pertama kali mengemuka saat dua orang mahasiswa yang hendak berkegiatan membuat video basket di Gedung Gymnasium melihat sosok tubuh perempuan tergeletak bersimbah darah pada Kamis (26/12) sore.
-
Siapa mahasiswi UPI yang meninggal? Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Perempuan itu berinisial AM. Ia salah satu mahasiswa UPI yang menempuh program studi Pendidikan Masyarakat, Fakultas Ilmu Pendidikan.
-
Bagaimana mahasiswi UPI itu meninggal? 'Kepala UPT K3 menyatakan benar ada seorang mahasiswi UPI yang terjatuh dari Lantai 2 Gedung Gymnasium. Pihak kepolisian masih menyelidiki kejadian tersebut, jenazah dibawa RS Sartika Asih. Latar belakang kejadian belum diketahui,' terang dia.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
"Seperti apa kekerasannya, kami belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Sebab saat ini proses investigasi masih terus berjalan. Tentang berapa orang yang terlibat itu juga masih diinvestigasi," papar Muzayin.
Muzayin menerangkan bahwa diksar mapala UII yang dinamai The Great Camping (TGC) merupakan rangkaian penerimaan anggota baru yang ingin bergabung di Mapala UII. TGC sendiri diadakan secara rutin dan tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke 37 dan sebelum tidak pernah terjadi kasus serupa.
Sedangkan Direktur Direktorat Humas UII, Karina Utami Dewi juga belum bisa menjelaskan tentang berapa orang panitia yang terlibat saat acara diksar mapala UII di Tawangmangu itu. Sebab, saat ini tim investigasi masih mendalami dan meminta keterangan dari sejumlah pihak.
"Kami masih memastikan apakah jumlah panitia di proposal sama dengan jumlah yang di lapangan. Jumlah proposal tidak bisa kami jelaskan. Proposal nama peserta kami berikan hanya kepada yang berkepentingan seperti Ombudsman dan kepolisian," pungkas Karina.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tiga orang mahasiswa UII tewas usai mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC), yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah yang digelar pada 13 hingga 20 Januari 2017.
Ketiga mahasiswa yang meninggal adalah Muhammad Fadhli (20), Syait Asyam (20) dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (20). Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro UII angkatan 2015, asal Batam tewas dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar, Jumat (20/1). Asyam mahasiswa Teknik Industri angkatan 2015 asal Yogyakarta tewas di RS Bethesda, Yogyakarta pada Sabtu (21/1). Korban terakhir adalah Ilham mahasiswa Hukum Internasional angkatan 2015 yang tewas di RS Bethesda, Senin (23/1).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Artanto, hasil pemeriksaan para saksi akan dianalisa dan disinkronkan satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaBerkaitan dengan update kasus Aulia ada 46 saksi telah diperiksa termasuk dari pihak Universitas Diponegoro (Undip).
Baca SelengkapnyaTiga korban perundungan PPDS Undip bakal lapor polisi usai ada jaminan pendidikan dari Kemenkes.
Baca SelengkapnyaPihak Universitas Diponegoro (Undip) mengaku terbuka dengan upaya investigasi dari semua pihak.
Baca SelengkapnyaPenyidik juga akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang berkaitan dengan perkara tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaAulia diduga mendapat bully dari senior saat menjadi mahasiswa Program Pendidikan Doktor Spesialis (PPDS) Undip Semarang.
Baca SelengkapnyaPihak Kemenkes juga dimintai keterangan karena sebelumnya sudah melakukan investigasi.
Baca SelengkapnyaBantuan ditawarkan untuk membongkar kasus pembunuhan mahasiswa UI tersebut.
Baca SelengkapnyaSampai saat itu, penyidik Polda Jawa Tengah sudah memeriksa 17 saksi.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk bisa mengevakuasi ketiga jasad korban yang berhasil ditemukan.
Baca SelengkapnyaKasus bunuh diri mahasiswi kedokteran PPDS Anestesi, Aulia Risma Lestari di Undip masih terus diselidiki polisi.
Baca Selengkapnya