Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Timses yakin Jokowi bisa selesaikan kisruh Buwas dan Mendag soal Impor Beras

Timses yakin Jokowi bisa selesaikan kisruh Buwas dan Mendag soal Impor Beras Budi Waseso-Enggartiasto. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Silang pendapat antara Kepala Bulog Budi Waseso dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, gara-gara impor beras kian meruncing. Buntutnya, Budi Waseso dan Enggar akan dipanggil ke Menko Perekonomian.

Timses pasangan capres-cawapres, Jokowi-Ma'ruf, yakin kisruh tak akan mengganggu mereka. Wakil Sekertaris TKN, Raja Juli Antoni, yakin Jokowi bisa segera menyelesaikan.

"Insya Allah tidak akan lama lagi dua lembaga ini dikoordinasikan sehingga tidak perlu ramai di publik tetapi diselesaikan baik-baik dikoordinasikan dengan baik," kata Raja Juli Antoni di Posko Cemara Jakarta Pusat, Kamis (20/9).

Menurut dia, permasalahan impor beras memang salah satu masalah klasik di Indonesia. Salah satu penyebabnya yaitu adanya perbedaan data antara Bulog dengan Kemendag.

"Saya kira salah satu masalah akut di negeri ini adalah soal data dan ini lah yang dikerjakan oleh Pak Jokowi dengan sepenuh hati. Tapi masih ada masalah karena masalahnya sudah akut, tapi Insya Allah Pak Jokowi akan segara dapat mengatasi," jelas Sekjen PSI itu.

Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso, menyebutkan bahwa cadangan beras pemerintah aman sampai Juni 2019. Maka dari itu, menurutnya, Indonesia tidak perlu melakukan impor beras.

Budi Waseso mengaku sudah membuat tim dari berbagai pihak, baik ahli independen, Kementerian Pertanian serta jajaran Bulog sendiri, guna menganalisis kebutuhan dan kondisi perberasan nasional.

"Tim mengatakan rekomendasi sampai Juni 2019, tidak perlu impor. Bahkan dimungkinkan beras cadangan impor dari Bulog tidak akan keluar. Tinggal menjaga, masa kita harus bertahan pada impor?" kata Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Rabu (19/9).

Buwas menyebutkan bahwa saat ini cadangan beras di gudang Bulog mencapai 2,4 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk dengan beras impor yang akan masuk pada Oktober sebesar 400.000 ton sehingga total cadangannya menjadi 2,8 juta ton.

Dari total cadangan tersebut, Bulog memperhitungkan kebutuhan untuk Beras Sejahtera (Rastra) hanya akan terpakai 100.000 ton. Dengan demikian, total stok beras yang ada di gudang Bulog hingga akhir Desember 2018 sebesar 2,7 juta ton.

Jika ditambah dengan serapan gabah dari dalam negeri sebesar 4.000 ton per hari (pada musim kering), Buwas memperkirakan stok akhir bisa mencapai 3 juta ton. Dia juga meyakini dengan posisi stok akhir Desember ditambah dengan serapan gabah hingga Juni 2019, Indonesia tidak perlu impor beras.

"Saya tidak mau lagi berpolemik mau atau tidak impor. Karena ada analisa tadi tidak perlu impor, maka kebutuhan sampai Juni 2019 aman," kata Buwas.

Dia menambahkan bahwa data kebutuhan beras Indonesia sebesar 2,4-2,7 juta ton per bulan memang perlu dipertanyakan. Dari data tersebut, tercatat bahwa setiap orang mengonsumsi beras sebanyak 130 Kg per tahun. Data tersebut menurut Buwas menjadi rancu dan mengakibatkan asumsi bahwa kebutuhan beras lebih banyak dari yang seharusnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP