Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tindakan Kemenkes atas Kasus Rapid Antigen Bekas di Bandara Kualanamu

Tindakan Kemenkes atas Kasus Rapid Antigen Bekas di Bandara Kualanamu Polda Sumut Ringkus Petugas Kimia Farma Daur Ulang Alat Rapid Antigen. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Kementerian Kesehatan menanggapi temuan penggunaan alat rapid test antigen bekas di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Kementerian Kesehatan menegaskan, pemerintah telah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan surveilens Covid-19 selama ini.

"Pengawasan yang dilakukan adalah sifatnya menjaga kualitas dari pemeriksaan maupun post marketing surveilans," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Kamis (29/4).

Nadia mengakui cukup sulit mendeteksi kebenaran hasil pemeriksaan menggunakan alat rapid test antigen bekas. Terlebih pemeriksaan spesimen di laboratorium dipantau dari sisi mutu internal dan eksternal.

"Kita tahu dalam pemeriksaan laboratorium itu ada pemantauan mutu internal dan pemantauan mutu eksternal. Di mana di sini dilihat performa dari masing masing individu," ujarnya.

Belajar dari temuan kasus penggunaan alat rapid test antigen bekas, Nadia memastikan pemerintah akan melakukan pengawasan lebih ketat. Pengawasan akan dilakukan berjenjang mulai dari dinas kesehatan atau pemerintah daerah yang memberikan izin operasional bagi laboratorium.

"Tentunya penanganan keluhan masyarakat menjadi salah satu bentuk tindak lanjut dalam rangka pengawasan dan ini dilakukan secara berjenjang," tandasnya.

Sebagai informasi, polisi menggerebek lokasi layanan tes antigen di Bandara Kualanamu, Sumut, milik Kimia Farma. Penggerebekan dilakukan pada Selasa (27/4) sore oleh Dirkrimsus Polda Sumut setelah mendapat keluhan dari para calon penumpang yang mendapati hasil rapid antigen selalu positif Covid-19 dalam kurun lebih kurang sepekan.

Polisi kemudian melakukan penyamaran dengan mendaftar sebagai calon penumpang yang mengikuti rapid test antigen. Masuk ke ruang pemeriksaan, polisi menjalani prosedur sebagaimana mestinya, yaitu alat tes rapid antigen dimasukkan ke lubang hidungnya.

Menunggu 10 menit, anggota Polda Sumut itu mendapati hasil tesnya positif. Sempat ada perdebatan, polisi lalu melakukan pemeriksaan menyeluruh. Hasilnya, didapati alat rapid test antigen yang telah dipakai digunakan lagi alias didaur ulang.

Alat yang dimasukkan ke hidung itu diduga dibersihkan lagi setelah dipakaikan ke penumpang lain. Polisi pun mengamankan petugas laboratorium serta beberapa barang bukti.

Sementara itu, dalam siaran persnya, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika, Adil Fadhilah Bulqini, mendukung investigasi yang dilakukan kepolisian.

"Apabila terbukti bersalah, maka para oknum petugas layanan Rapid Test tersebut akan kami berikan tindakan tegas dan sanksi yang berat sesuai ketentuan yang berlaku," ujarnya.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Psikolog Lita Gading Marah-Marah Petugas Bea Cukai Bandara Periksa Isi Dompet, Ini Kata Kemenkeu
Psikolog Lita Gading Marah-Marah Petugas Bea Cukai Bandara Periksa Isi Dompet, Ini Kata Kemenkeu

Video tersebut beredar di media sosial, Lita Gading marah-marah karena dompetnya digeratak petugas Bea Cukai

Baca Selengkapnya
Bandara Husein Sastranegara Tutup, Warga Bandung Diprediksi Pindah ke Halim dan Soekarno-Hatta
Bandara Husein Sastranegara Tutup, Warga Bandung Diprediksi Pindah ke Halim dan Soekarno-Hatta

Bandara Kertajati pernah dibuka dan airlines dipaksa pindah ke sana, tapi ternyata jumlah penumpang tidak memadai.

Baca Selengkapnya
Ada Cek Rp2 T di Rumdin Syahrul Yasin Limpo saat Digeledah KPK, Novel Baswedan: Saya Khawatir Itu Framing Saja
Ada Cek Rp2 T di Rumdin Syahrul Yasin Limpo saat Digeledah KPK, Novel Baswedan: Saya Khawatir Itu Framing Saja

"Saya cuma khawatir bila ternyata itu tidak ada uangnya, tetapi KPK mau buat framing saja," kata Novel.

Baca Selengkapnya
Misteri Mahasiswa asal Medan Tewas Mengenaskan di Bali Disorot Komisi Hukum DPR
Misteri Mahasiswa asal Medan Tewas Mengenaskan di Bali Disorot Komisi Hukum DPR

Keluarga korban merasa proses autopsi dipersulit oleh pihak kepolisian Polresta Denpasar, padahal kuat dugaan korban tewas dibunuh.

Baca Selengkapnya
LPSK Ungkap Kendala Dihadapi Sebelum Putuskan Beri Perlindungan buat 10 Saksi di Kasus Vina Cirebon
LPSK Ungkap Kendala Dihadapi Sebelum Putuskan Beri Perlindungan buat 10 Saksi di Kasus Vina Cirebon

Salah satu yang menjadi hambatan adalah kasus ini sudah terjadi delapan tahun silam.

Baca Selengkapnya
Sembilan Tahun Berlalu, Polisi Ungkap Kendala Kasus Kematian Mahasiswa UI Akseyna
Sembilan Tahun Berlalu, Polisi Ungkap Kendala Kasus Kematian Mahasiswa UI Akseyna

Polisi sempat kesulitan untuk mengetahui identitas dari jenazah Akseyna.

Baca Selengkapnya
Trigana Air Buka Suara soal Pesawat Percikkan Api di Bandara Sentani
Trigana Air Buka Suara soal Pesawat Percikkan Api di Bandara Sentani

KNTK sementara melakukan pengecekan apa sebenarnya masalah utama sehingga pesawat batal terbang.

Baca Selengkapnya
RS Polri Kesulitan Autopsi Jenazah Ayah dan Balita Tewas di Koja, Ini Penyebabnya
RS Polri Kesulitan Autopsi Jenazah Ayah dan Balita Tewas di Koja, Ini Penyebabnya

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengaku kesulitan mengautopsi kedua jenazah.

Baca Selengkapnya